Yours Truly ㅡ One.

500 68 8
                                    

Haitani Brothers & Takemichi.



CW // Harsh words, blood, mentioning of death, toxic relationship, kiss.

Please be wise and read on your own risk.

Kegelapan malam perlahan sirna karena eksistensi Sang Surya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kegelapan malam perlahan sirna karena eksistensi Sang Surya. Embun membentuk bulatan air yang seolah enggan jatuh dari helai daun. Suatu pagi yang dingin di Tokyo.

Takemichi menatap nanar pada gerbang raksasa di depannya. Udara dingin berhembus, terasa seperti menusuk tulang meski ia telah mengenakan pakaian tebal. Takemichi menggosokan kedua tangannya agar tetap hangat.

Ia masih berdiri disana hingga lima belas menit kemudian. Mencoba meyakinkan hatinya akan keputusan yang telah ia buat. Hingga ia melangkah maju dan menekan benda bulat berwarna hitam tersebut.

"Ya, dengan siapa disana?" terdengar suara dari alat interkom.

Pemuda bersurai kuning itu menarik nafas sebelum berbicara. "Saya Hanagaki Takemichiㅡ"

"Oh! Pengasuh yang baru? Baiklah, mohon tunggu sebentar."

Tak perlu menunggu lama, gerbang raksasa itu terbuka. Takemichi dipersilahkan masuk oleh seorang penjaga rumah berwajah sangar. Takemichi pun berjalan sembari membawa ransel dan koper bawaannya, namun sang penjaga menawarkan diri untuk membantu.

Dia tidak semenakutkan itu ternyata, pikir Takemichi sambil menyerahkan beberapa barang bawaannya pada sang penjaga. Ia melanjutkan langkahnya, melewati sebuah taman bunga berukuran satu hektar.

Takemichi terpana melihat rumah besar seukuran istana di hadapannya, mengangumi keindahan dan kemewahan bangunan tersebut. Bukan bangunan tua bergaya Victoria, melainkan sebuah rumah besar yang telah tersentuh oleh modernisasi sehingga tampilannya lebih kekinian namun tetap elegan.

Seorang pelayan memberi arahan pada Takemichi untuk menuju ruang tamu. Disana, sesosok wanita paruh baya sudah menunggunya dengan senyum ramah yang terpatri di wajah.

"Duduklah, Hanagaki," ujar wanita itu mempersilahkan. Takemichi mengangguk dengan kikuk sebelum akhirnya berhasil mendudukan bokong di atas sofa berwarna putih itu. "Aku bersyukur akhirnya kau memutuskan untuk menjadi pengasuh bagi cucu-cucuku. Seperti yang bisa kau lihat, aku terlalu tua untuk mengurusi dua anak nakal itu," lanjutnya dengan tawa kecil.

"Sebuah kehormatan bagi saya karena dapat membantu anda, Nyonya." Takemichi berujar sopan.

"Kau benar-benar anak yang baik." Wanita itu menepuk ringan bahu Takemichi sembari mengulas senyum. "Aku percaya kau adalah orang yang tepat. Aku yakin kau bisa membimbing cucu-cucuku agar menjadi pribadi yang lebih baik."

Takemichi's Anthology.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang