PROLOG

106 7 2
                                    

MY CLAIRVOYANT

PROLOG :

"Tuan Cyrus." Seorang pelayan laki-laki berdiri di belakang tuannya dengan tatapan menuju ke arah bawah.

"Ck, sudah berapa kali saya bilang? Tidak suka dipanggil Cyrus. Kim saja." Lelaki dengan aura marah berdiri dari duduknya lalu menatap pelayan itu. "Kenapa diam saja? Ada perlu apa? Jika sudah tidak ada, pergilah."

"Saya diminta Ratu untuk membujukmu mengubah nama panggilanmu, Tuan."

Lelaki yang selalu meminta panggilan Kim memutar bola matanya malas. Ia berjalam mendekati pelayan laki-laki itu, dan menepuk pundaknya dua kali.

"Pergilah, sampaikan pada Ratumu itu untuk menyerah membujukku mengubah nama panggilanku." Setelah mengucapkan itu Kim berjalan menuju sebuah lemari dan mengenakan jubah kesayangannya lalu keluar dari kamarnya yang luas.

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Hey, Aisy!" seru seorang gadis yang sedang membawa keranjang bunga di tangan kanannya. Aisy yang mendengar itu langsung menoleh dan tersenyum lembut.

Mereka dua gadis dari desa Luminier. Mungkin bisa disebut desa itu lebih maju dari desa lain di Negri ini. Desa itu terletak lumayan dekat dengan Kerajaan Lagarde, jika lonceng besar di kerajaan itu berbunyi maka warga desa bisa mendengarnya.

"Udah selesai mengambil bunganya?" tanya Alkina. Pertanyaannya dibalas anggukan oleh Aisy, lalu ia menegakkan tubuhnya dan menggandeng mereka Alkina.

Kedua gadis itu dikenal sangat dekat, layaknya sepasang saudara. Sering pula mereka mendapat pujian dari lelaki di desanya. Namun, orang tua dari Alkina dan Aisy tidak memperbolehkan mereka mempunyai hubungan lebih dari teman oleh seorang lelaki. Cukup berbahaya.

Suara dentingan keras berasal dari Istana megah berbunyi, mereka pun mendengarnya. Mata mereka menatap ke arah puncak menara istana paling tinggi, karena hanya itu yang terlihat.

"Lonceng istana berbunyi. Em, biasanya lonceng itu berdenting pada malam hari. Kok ini lebih cepat ya?" tanya Aisy.

Alkina tersenyum penuh arti. "Ternyata kamu sebodoh itu ya, Aisy. Bagaimana bisa kamu tidak tahu berita hangat tentang istana akhir-akhir ini?"

Aisy menatap Alkina dengan tanda tanya. "Tidak tahu."

"Putra mahkota dirumorkan sering meninggalkan istana, entah pergi ke mana. Lalu pulang pada saat matahari tenggelam. Mungkin, lonceng itu berbunyi karena pangeran pasti tidak ada di istana. Dan, untuk memberi kode agar mencari pangeran." Alkina menjelaskan dengan lengkap.

Aisy mengangguk. "Oh, begitu. Bandel ya dia."

"Ssstt. Bagaimana jika pangeran ada di sekitar sini dan mendengarmu berkata seperti itu?" Alkina menyikut tangan Aisy.

"Kina, kamu bermimpi. Bagaimana bisa seorang pangeran datang ke desa ini? Dia pasti berjalan-jalan di kota. Jangan terus menghayal bahwa kau akan bertemu seorang pangeran tampan, mengerti?" kesal Aisy.

Sedangkan, Alkina hanya tertawa saja.

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC.

hai... aneh ga sii ini? 😭
berasa beda banget bikin cerita tema kerajaan, bahasa formal.
kalo aneh bilang yaa, nanti aku hapus wkwk
cuma baru bisa sampe prolog, up lagi tidak tahu :p

bye!

krisar?

Cilacap, 6 Desember 2021

My ClairvoyantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang