Percakapan Ini Akan Menguap Setelah Hujan Berhenti (Bagian Satu)

67 6 0
                                    

Pertemuan itu tidak berlangsung lama dan hanya selama dua jam belaka. Diawali dengan perkenalan beberapa anggota yang bisa hadir, pertemuan singkat itu membahas tentang segala yang perlu dipersiapkan dalam wawancara penyaringan pekan depan, lalu sesi tanya jawab, hingga ramah tamah dan perpisahan. Semuanya terlaksana dengan lancar tanpa kondisi tegang di dalam naungan ruang seminar yang sengaja dipilih karena peminat kegiatan jauh melebihi perkiraan.

Awan siang itu bergumpal-gumpal. Beberapa bentangannya retak dan berwarna keabu-abuan. Angin masih berdesis kala satu per satu mahasiswa baru keluar dari pintu. Anggota UKM PM yang hadir kini sedang merapikan meja dan menghimpun barang-barangnya, berniat meninggalkan ruang seminar dengan kondisi seperti saat pertama mereka menjejakkan kaki ke lantainya yang bersih setandas-tandasnya.

Satu demi satu anggota berpamitan, menyisakan pengurus harian yang berbincang sambil mengurus satu dan lain hal. Mereka berunding sambil berdiri, hanya mengurus wawancara yang akan dilaksanakan beberapa hari lagi. Tampaknya kaki jenjang Marco sudah gatal dan ingin mengejar adik tingkat yang selama pertemuan tadi menyita atensinya guna memperkenalkan nama dalam kondisi yang lebih eksklusif dari sekadar pertemuan himpunan mahasiswa. Maklum, namanya juga buaya.

"Marco sama gue abis ini ngurus perizinan," ucap Agung tanpa butuh persetujuan. Balasannya berupa lenguhan panjang dari belah bibir Marco yang padahal sudah siap meninggalkan ruang dan pertemuan. Rencananya mendapat satu lagi kenalan gagal. Pun jika ia ngotot berlari keluar ruangan, Agung pasti akan dengan mudah menangkapnya dan membantingnya ke lantai seperti beberapa minggu yang lalu, ketika Marco berselisih dengan anggota UKM lain. Agung adalah seorang atlet judo. Mudah baginya mengunci dan membanting manusia yang dianggap tak ubahnya sebatang ranting seperti Marco.

Sebelum Marco sempat protes, Agung menambahi lagi, "Mendung begini. Gue nggak mungkin ngajakin Langit. Dia biar langsung pulang."

"Nyari gebetannya bisa besok lagi, Ko. Lagipula kan masih ada wawancara. Lo masih bisa ketemu pas wawancara, kan?" Lili menenangkan meski dalam hati ia tidak menyetujui tindakan Marco yang selalu mencari-cari hati untuk diberi guratan belati. Jika Lili sudah mengangkat suara seperti tadi, lelaki dengan rambut keriting kecokelatan itu tidak bisa melahirkan atensi lain lagi. Gadis itu memiliki pikiran tajam yang tidak bisa disanggah. Marco bahkan dalam diam menilai Lili lebih cocok menjadi seorang mahasiswa hukum daripada kesehatan masyarakat.

Sedang di sisi yang lain, Langit dan Kania masih berunding. Mereka sedang membahas sistem wawancara dan peran-peran anggota dalam penyaringan yang selanjutnya. Beberapa menit setelah keduanya tampak saling membalas dengan suara yang berdesau serius, percakapan itu diakhiri dengan Langit yang mengangguk patuh sambil tersenyum. Ia lantas berterima kasih kepada Kania.

"Yuk, Ko," ajak Agung usai membeberkan rencana perizinan akomodasi wawancara kepada si ketua. "Gung, nama gue Marco," balasnya sambil mendengus dan berjalan mengikuti Agung dengan gontai.

"Sama aja."

"Kania, ayo ikut!" teriak Marco manakala Kania bersiap menyumbat telinga dengan earphone seperti biasa. "Nggak usah pura-pura nggak denger!" tambah Marco, lalu berlari ke titik awal dan menyeret Kania yang kini berteriak minta tolong, memohon dibebaskan karena ia ingin berjalan-jalan ke toko buku dekat kampus.

Ketiga pemuda itu lenyap ditelan tembok ruang seminar, menyisakan bangkai berupa Lili dan Langit yang hanya sibuk saling melemparkan tatap. "Kopi, Li," ucap Langit sambil menyodorkan satu gelas kopi yang permukaan gelasnya berkeringat. Yang ditawari hanya menggeleng cepat sambil berterima kasih secara lamat-lamat. Sebuah penolakan menjadikan jantung si lelaki berambut panjang terlumat. Ah, Lili bahkan tidak tahu sejak kapan lelaki itu membawa segelas kopi. "Mau pulang bareng?" tawar Langit tak gentar.

PluieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang