Prolog...
Kak Ardan namanya, senior di kampus yang sukses buat aku jatuh cinta lagi. Aku yang hidup dengan segala cobaan mulai dari dari keluarga dan pendidikan yang harus aku perjuangkan sendiri. Pada akhirnya aku bertemu dengan dia yang selalu menyemagati hidupku, yang selalu mendengarkan keluh kesah ku setelah di marahi mama di rumah.
Aku bersyukur pada Tuhan karena telah mempertemukan aku dengan sosok yang sangat baik bernama Ardan nama yang singkat bukan. Ardan nama yang indah, kisah kita berawal dari pertemuan singkat di kampus saat itu dia juga adalah senior dan aku junior bisa di bilang mahasiswi baru pada saat itu. Aku kenal dengan ardan bukan hanya di kampus melainkan pesan singkat yang dia kirim sebelum aku masuk.
Lucu ya.
Mungkin tidak seromantis kisah cinta orang lain. Ada yang bilang "Untuk apa sih mencintai orang seperti itu,lupakan".
Aku hanya tersenyum menaggapinya bagiku Kak ardan itu beda dia tidak seperti yang orang pikirkan tentangnya, aku tulus mencintai dia."Aku punya satu impian Ar.., entah itu terwujud atau tidak aku mohon wujudkan walaupun nanti kita tidak beriringan langkah".
Aku akan selalu mencintaimu sampai beribu-ribu tahun pun. Aku harap Allah tidak memanggil ku sebelum aku melihat mu tersenyum dan bahagia ar..
Aku tidak dapat merangkai kata yang indah aku juga tidak pernah berharap kamu melihat cerita ini. Bahkan aku juga tidak pernah berharap kamu membalas cinta ku ar..
"Ardan, bacakan dua kalimat itu..."
Menetes air mataku menulis prolog ini jam 09: 31 ku tulis cerita ini. Aku tidak sanggup menulisnya Ra.
*Ini adalah cerita hati Rania..
KAMU SEDANG MEMBACA
He's my weather
Non-FictionKisah ini aku tulis berdasarkan kisah nyata seseorang. *Kuatkan dan siap kan hati kalian jika ingin membacanya. *Nama di fiksi kan SELAMAT MEMBACA 🙂