53 | Sunflower

9.4K 2.1K 295
                                    

53 | Sunflower

"Kita mau nempel stiker di kursi rodanya Uncle Nate," ujar Kalingga sembari menunjukkan stiker warna-warni, beberapa berbentuk lidah api, angka, kepala binatang, dan yang paling membuat Renato khawatir adalah stiker bentuk bunga dan sayuran.

What the fuck!

"Kalian dapat stiker itu dari mana?" tanya Dean dengan heran, ia memang baru selesai memeriksa pengaturan kursi roda yang akan digunakan Renato.

"Ada di dalam box kursi rodanya Uncle Nate, kata Kenny buat berekreasi, kita bikin-"

"Berkreasi." Freya meralat cepat.

Kalingga mengangguk, terlihat makin bersemangat ketika mengulang, "Buat berkreasi, kita bikin kursi rodanya Uncle Nate seperti Hotwheels."

"I don't like Hotwheels things." Renato memastikan Dean mendengar itu, kalau harus menjalani perawatan lanjutan dengan kursi roda, ia tidak mau benda itu berhias stiker aneh-aneh.

"You will like it, Uncle," kata Kaleel.

"Tempel aja di buku, stikernya," usul Dean.

"No, it's not cool." Kalingga menatap tidak sabaran pada kursi roda warna hitam yang terlihat kokoh sekaligus canggih. "Kursi roda punya Uncle Nate baru keren."

Kaleel mengangguk setuju, "Mirip batmobile versi kursi roda."

Renato mengerutkan kening. "Batmobile?"

"It's a fictional car driven by superhero, Batman." Freya yang memberi tahu.

"I thought they're related to Starwars thing," kata Renato dengan heran.

"Mereka juga tertarik dengan superhero, power ranger, gundam, tamiya, dan tentu saja lego." Dean kemudian mendekati kedua anaknya, yang sedang sibuk memilih stiker mana saja yang akan ditempel ke kursi roda Renato. "Boys, karena yang akan menggunakan kursi roda itu Uncle Nate, better ask him, stiker mana yang disukai."

"Dean," sebut Renato karena ia tidak mau kursi rodanya ditempeli stiker.

Freya menahan tawa sembari tanpa suara menyebut kalimat, "Be a nice uncle."

Renato menggerakkan bibirnya sejelas mungkin pada ibu si kembar itu, "Fuck!"

Freya mengangguk, tetap tanpa suara ketika berujar panjang, "Yes, I fuck your brother so we can give you those cute kids."

Renato tidak sempat membalas karena harus memegangi dua anak yang kini berusaha memanjat dan duduk di tempat tidurnya.

"Whats your lucky number, Uncle Nate?" tanya Kaleel karena memegang stiker angka-angka.

"I don't have it."

"I like one, since I'm the first born." Kaleel memberi tahu lalu mengusulkan, "Uncle Nate juga bisa suka angka satu, karena lahir duluan."

"Aku lahir belakangan tapi suka angka satu juga."

"Why?" Tanya Renato.

"Karena Leel suka angka satu," jawab Kalingga enteng dan ganti bertanya, "How about your favorite colour, Uncle?"

"I don't think so." Renato tidak yakin dia suka warna tertentu.

"I like Red," jawab Kalingga lalu menoleh Kaleel, "Leel suka Blue."

"Red is cool, it's a colour of blood," kata Renato.

Dean menoleh kakaknya, mengingatkan secara halus. "Nate, please..."

"Putih juga warna darah, Uncle." Kaleel kemudian menjelaskan dengan wajah serius, "There are four main components of blood, namely red blood cells, white blood cells, plalets, and plasma."

"Platelets, Leel... trombosit." Freya membenarkan kesalahan eja anaknya.

"Oh, platelets," ulang Kaleel dan menunjuk stiker berikutnya, bergambar kepala binatang, "Which one you like?"

"No one," jawab Renato dengan serius.

"How about the lion? King of the Jungle?" usul Kalingga.

Renato menggeleng.

"How about dove?" Kaleel menunjuk gambar burung merpati. "Mama bilang merpati adalah simbol untuk cinta dan pembawa pesan perdamaian."

"Ketika tinggal di hutan, merpati adalah pertanda waktu makan, dagingnya lebih enak dari ayam," kata Renato lirih, sengaja ingin membuat keponakannya tidak nyaman.

Tetapi baik Kaleel atau Kalingga masih tetap memandangnya dengan biasa, seolah itu bukan hal yang menggelisahkan apalagi menakutkan. Kalingga justru bertanya dengan penasaran, "Gimana cara berburu merpati? Pakai kawat jerat, bisa?"

Kening Renato mengerut seketika.

"Mungkin dipanah, atau ditembak." Kaleel mencoba menebak sebelum ikut bertanya. "Uncle Nate akurasi tembakannya seberapa bagus?"

"I'm excellent," jawab Renato sebelum mendapati tangan kanan si kembar sama-sama hinggap ke lengannya.

"Uncle Nate harus cepat sembuh, terus kita main ke Playland, kita bisa dapat banyak hadiah kalau Uncle Nate main rare shooting," kata Kalingga dan Kaleel mengangguk.

"Rare shooting?" tanya Renato.

"Iya, wahana menembak yang targetnya bergerak terus, terakhir kali main, Kenny cuma dapat robot kecil," jawab Kaleel.

"Targetnya bergerak terus? Targetnya manusia?" tanya Renato lagi, agak semangat.

Dean segera menggeleng sebelum kedua anaknya kebingungan, "Nate it's a game, booth game... untuk anak-anak."

Freya menghela napas, khawatir juga membiarkan anaknya berlama-lama mengobrol dengan Renato. "Boys, Uncle Nate sudah pilih angka dan warna, kalian tempel itu saja dulu."

"Okay, I'll go first." Kaleel merayap turun dari tempat tidur.

Renato menoleh anak yang masih bersamanya di atas tempat tidur, yang sekarang berhati-hati mengeluarkan koleksi stiker bunga. Renato kemudian memperhatikan sisa penguni ruangan, Dean membantu Kaleel memasangkan stiker di kaki kursi roda sementara Freya berlalu ke pintu dengan menempelkan ponsel di telinga.

"Let's make a deal," ucap Renato lirih.

Kalingga menaikkan sebelah alisnya? "A deal?"

"Ambilkan ponsel Dean dan setelah aku sembuh, kita bisa main ke Playland, akan kutembak semua targetnya."

"Terus hadiahnya buat aku sama Leel semua?"

"Yeah, tentu saja."

"Bahkan kalau ada tank sama helikopter amfibi?" Kalingga memastikan perjanjiannya.

Renato mengangguk, ia pernah mengendarai aslinya, versi mainan tidak akan membuatnya tertarik.

"Okai, deal! But first... choose your favorite flower, Uncle Nate." Kalingga menunjuk stiker bunga di tangannya.

Dengan napas berat Renato menjawab, "Sunflower."

to be continued. . .

enggak tahu kenapa pengin bikin scene Renato dikerjain si kembar gitu, wakakaka dan karena upcoming conflictnya lumayan bikin mikir, selow dulu yak dengan kegemesan Uncle and Twins ini, wakakakaka ~~

yang kangen Ally, sebentar lagi kok diketemuin dalam suasana dan keadaan yang berbeda, etjia :))

yang kangen Ally, sebentar lagi kok diketemuin dalam suasana dan keadaan yang berbeda, etjia :))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello auntie, ice cream time~

The Last MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang