.
"Huftt, melelahkan. Kenapa harus gua yang ikut kompetisi ngga jelas itu," omel Meyyfien seraya menggendong tasnya menuju ke gedung sekolah.
Jam menunjukkan pukul 07.37. Karena ini hari pertamanya Meyyfien, ia harus pergi ke sekolah 30 menit sebelum kelas dimulai. Sekolah elite yang luar biasa besarnya ini membuatnya bingung untuk mencari tempat yang dijanjikannya dengan wali kelasnya itu.
Tiba-tiba matanya tertuju kepada laki-laki yang berambut pirang nan gondrong yang sedang bergaul dengan geng nya. Entah kenapa, Meyyfien sangat tertarik untuk bertanya kepadanya. Ia merasa laki-laki itu tidak asing di matanya. Walaupun aslinya penakut, ia memberanikan diri untuk menghadap laki-laki itu dan bertanya kemana seharusnya ia pergi. Dengan niat lain, ia ingin mengetahui apakah laki-laki itu memang tidak asing baginya.
"P-permisi," Meyyfien mengetuk bahu laki-laki itu, "Lo tahu di mana ruang guru?. Gua dari tadi keliling gak nemu," lanjutnya dengan gagap.
Lelaki itu menatap Meyyfien dengan tatapan yang dalam seakan-akan ingin melahapnya. Meyyfien meneguk salivanya kasar. Ia berharap semuanya baik-baik saja di hari pertamanya bersekolah. Ia tidak sengaja melihat nametag laki-laki itu di saku kirinya. Keenan, batinnya.
"Murid baru ya?. Ruang gurunya ada di lantai 2 di gedung depan ini. Entar lurus aja naik tangga di samping perpustakaan, boleh minta ID l*ne nya? jaga-jaga kalau lo sesat," jawab lelaki itu.
Jauh dari pikirannya. Ternyata laki-laki ini sangat berbeda dari tampilannya. Meyyfien hanya membungkuk lalu meninggalkan tempat itu dan bergegas mencari tempat yang ia harus datangi.
"Gua tandain lo, Kimaeri Meyyfien."
Meyyfien melihat pintu yang bertuliskan 'Teacher's Room D', "Ini kan ya." gumamnya.
Ia mengetuk pintu itu dengan 3 ketukan lalu memasuki ruangan itu sambil membungkuk. Lelaki dengan tubuh yang kurus berkulit putih itu mempersilahkannya masuk dan duduk dihadapannya. Laki-laki itu nampak sangat tua dan terlihat rapuh.
"Pagi nak. Saya Freddy, guru Matematika sekaligus wali kelas 2-3. Nak Meyyfien ya?," ujarnya.
"Pagi pak. Iya saya Kimaeri Meyyfien," Meyyfien tersenyum.
"Sudah mendapatkan semua buku dari perpus?," tanyanya kembali.
"Iya sudah pak."
"Kalau begitu kita langsung saja masuk kelas ya?, 5 menit lagi kelas segera dimulai dan perkiraan sampai ke kelas kita sekitar 4 menitan. Mepet ya?."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Teens Story [KINGDOM ver.]
Novela Juvenil[IZ*ONE STORY COMPLICATION] Masa remaja adalah masa-masa yang menyenangkan. Menurut pendapat beberapa orang. Tetapi memang benar akan adanya kesenangan dalam masa remaja itu. Semesta tidak terlalu suka jika kita merasa senang atau bahagia selalu. Ia...