6💕 Senandung Hati (nunabaekim)

465 97 45
                                    

🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋

"Ada yang hanya berstatus, tapi tak saling cinta. Ada yang sudah saling cinta, tapi tak bisa bersama."
--Boy Candra--

💕

Di dunia ini.. Ah, tidak! Di kota ini!

Di kota ini, kenapa harus dia yang bisa membuat hatiku luluh lantah? Dia bukan seseorang yang banyak dipuja-puja orang, bukan pula seseorang yang memiliki segalanya. Dia hanya seseorang yang memiliki hati bagai kapas dan seputih awan. Tutur kata yang halus dan sopan santunnya diacungi jempol orang-orang yang mengenalnya. Mami pun mengakui itu.

Tapi, kembali lagi kepada permasalahan utamanya.

Kenapa harus dia?

Bukan tidak mungkin memang selama 5 tahun hubunganku dan dia tidak melalui lika-liku perjalanan. Selama bersama dia, bahagianya banyak sekali sebab dia memproritaskan aku setelah Ayah, Bunda dan adiknya. Aku tentunya bahagia dengan apapun yang dia berikan. Aku bersyukur memiliki dia.

Tapi, aku kira hubungan yang penuh canda tawa, kebahagiaan dan manis seperti gulali akan berakhir secerah matahari.

Ternyata...

Tidak.

Ekspetasiku terlalu tinggi untukmu, Vin.

Kebahagian yang diberikan untuk satu sama lain selama 5 tahun ternyata cuma skenario berbentuk lisan, bukan tulisan di atas kertas putih.

Menyedihkan.

Aku selalu berdoa apapun yang terjadi nanti, kami bisa mencari jalan keluar untuk hubungan yang sedang dijalani ini.

Tapi, apa?

Jalan keluarnya cuma satu ternyata.

Berpisah!

Dan hari ini, di tempat pertama kali Alvin menyatakan cinta padaku, 20 menit sudah kami hanya duduk berhadapan dengan selimut keheningan tanpa adanya pembicaraan. Alvin memandangiku dengan mata sendu. Di mana aku tau di sana banyak sekali penyesalan. Entah dia menyesal sudah menjalin kasih denganku atau menyesal tidak menemukan solusi dengan hubungan kami.

Aku pun juga memandang Alvin dengan sendu. Penuh harap bahwa dia bisa menarik lagi semua kata-katanya semalam. Tapi sekali lagi, itu semua harapan tanpa adanya jalan keluar yang indah.

“Chel.”

Kata pertama yang keluar dari bibirnya selama 20 menit 40 detik kami duduk berhadapan. Aku hanya memandang pria ini, menunggu kata selanjutnya yang akan dia lontarkan setelah menyebut namaku.

“Rachel..”

Sudah...

Pertahananku pun runtuh yang berjanji pada diri sendiri bahwa aku tidak akan mengeluarkan air mata didepannya lagi. Tapi, hanya menyebut namaku tanpa dipersingkat saja Alvin sudah berhasil membuatku terlihat rapuh.

VANTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang