II

8 2 0
                                    

Lebih baik diam, dari pada harus beradu suara yang menguras tenaga

-arsyakayla

***

Menatap ponsel dengan tatapan kosong seakan memikirkan beban yang berat. Dengan disuguhi angin yang semilir di rooftop membuat rambut Syaka berkibar-kibar. Seperti mayat yang diawetkan kemudian dibawa ketempat berangin. Syaka yang sedang menatap ponsel itu, tiba-tiba ada notif di hpnya.


WhatsApp

Miss K

Temui aku di kantin belakang, sekarang!

kenapa?

Miss K

Gausah banyak tanya, SEKARANG!


Aishhh.. desisku melihat notif di hp.

Apalagi yang akan dia perbuat? Kenapa selalu membuatku berpikir keras? Aku bergegas mendatangi kantin belakang untuk menemui seseorang itu. Kalu aku tidak segera kesana mungkin masalah akan menjadi semakin besar, ditambah lagi dia hanya orang yang suka membuat masalah.

Aku clingukan melihat sekeliling kantin belakang untuk mencari tau dimana dia berada. Namun tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara pecahan gelas yang kedengarannya sengaja dibanting.

Pyarrr....

Ternyata pecahan gelas itu terlembar dibelakangku. Aishh.. aku meringkih karena sedikit terkena pecahan kaca.

"Wihh, kesini juga ya kamu Syaka?" Tanya perempuan berambut pirang itu kepadaku. Sembari diikuti oleh kedua temannya.

"Iya, kenapa aku disuruh kesini, Jes?" aku menanyakan hal itu kepada Jesika, teman seangkatan yang sepertinya membenci diriku.

Jesika selalu melakukan hal tiu kepadaku. Entah apa yang menjadikannya seperti ini. Padahal aku tidak pernah mengganggu dan membuat masalah dengannya. Namun Jesika selalu saja mengata-ngataiku. Dan bodohnya aku yang hanya bisa terdiam saja.

"Kamu tuh perempuan kecentilan banget sih, Syaka!"

Aku yang saat itu lebih memilih diam dan tertunduk daripada menanggapi perkataan Jesika yang dapat mempekeruh suasana. Namun dengan kasar Jesika menarik daguku ke atas agar aku bisa melihat dia. aku sedikit meringkih, karena perlakuan Jesika.

"Kenapa kamu diem aja Syaka? ga punya mulut? Ha?" Kata salah satu anteknya.

"Si bisu gamau bicara gais, enaknya kita apaain yah?" Kata Jesika sambil berjalan menopang dagu dan mengelilingiku. Namun tiba-tiba ia mendorong keras tubuhku hingga aku tersungkur kebelakang. Setelah mendorongku, salah satu antek-antek Jesika yang membawa minuman dengan sengaja menumpahkannha kearah tubuhku yang membuat pakaian yang aku kenakan menjadi basah.

"HAHAHAHAHA! Aku puas banget kalau kamu menderika Syaka. Buat hari ini segini dulu. besuk kita lanjut lagi ya Sya permainannya." Perkataan Jesika yang membuatku heran, karna setiap hari aku selalu mendapatkan perbuatan buruk dirinya. Setelah mengatakan hal itu, Jesika yang diikuti oleh kedua antek-anteknya pun pergi meninggalkanku. Aku pun berdiri untuk membereskan pakaianku dan segera menuju ke kamar mandi untuk mengganti pakaian.

Sesak di dada, itu yang aku rasakan.

***

Auris Pov

aku mencari kesana-kemari namun tak kunjung Nampak seseorang yang aku cari. Biasanya dia ada di perpustakaan untuk meluapkan hobinya, namun setelah aku mencari dari ujung ke ujung, batang hidung Syaka tidak terlihat sama sekali. Aku pun berpikir untuk mencarinya ke tempat yang ia senangi dan dapat menenangkan hatinya. Rooftop adalah tempat kedua yang sering Syaka kunjungi. Syaka sangat menyenangi tempat-tempat yang terbilang sangat jarang dijamah orang. Akupun bergegas untuk mencari Syaka. Aku menaiki anak tangga menuju ke rooftop satu bersatu. Namun setelah sampai di tempat yang aku tuju. Aku pun tidak melihat batang hidung Syaka disana.

Dimana sih ini anak ya. Batinku mata yang masih melihat kesana-kemari untuk menemukan Syaka.

Setelah keyakinanku tepat bahwa Syaka tidak ada di rofftop. Akupun memutuskan untuk turun dari rofftop untuk menuju ke kamar mandi untuk membuang air kecil yang sudah kutahan sejak tadi. Setibanya di kamar mandi aku mendengar suara isak tangis. Namun aku hanya mendengarkan samar-samar. Aku perlahan mendekati asal suara itu. Dan meyakinkan diri untuk berpikiran bahwa itu adalah suara  isak tangis manusia. Setelah menimbang-nimbang akhirnya aku ikuti suara isak tangis itu. Dan.... sampai pada pintu kamar mandi yang paling ujung. Akupun mulai  mendekatkan telingaku ke pintu untuk mendengar suara siapa yang ada dibalik kamar mandi tersebut.

"Kenapa dunia ga adil sama kamu, Tuhan! Kenapa?, aku hanya ingin hidup seperti orang yang memiliki kebahagiaan dengan orang-orang disekelilingnya" Suara perempuan dibalik kamar mandi yang ku dengar. Walaupun aku sering dikira bolot, namun telingaku masih jeli. Aku mulai mengenali suara seseorang di balik pintu itu. Dan aku menduga suara itu adalah suara seseorang yang ku cari-cari. Ya! itu adalah suara Syaka.

Namun kenapa Syaka menangis? pasti dia habis bertemu dengan miss K. Yang dapat membuat hidup Syaka semakin buruk. Itu adalah hal yang kupikirkan sebelum bertanya kepada Syaka.

"Syaka, Syaka, buka dong pintunya. Aku Auris nih." Kataku agar Syaka mau membukakan pintu kamar mandinya.

Syaka pun membukakan pintu kamar mandinya dan langsung memelukku dengan Isak tangis yang masih sama. Akupun membalas pelukan Syaka untuk sekedar menenangkan. Namun aku heran dengan pakaian Syaka yang sudah berganti. Aku pun berpikir pasti baju Syaka yang dipakai waktu awal berangkat  sudah dinodai oleh miss K.

"Syaka kamu kenapa kok nangis? Sama si miss K lagi? Diapain kamu?" Tanyaku bertanya kepada Syaka setelah dia sedikit tenang.

"Seperti biasa Ris, Jesika dan antek- angeknya selalu berbuat seenaknya kepadaku. Salah aku dimana sama dia? Sampai-sampai dia sering ngelakuin ini ke aku?" Ucap Syaka sambil tersedu sedu.

Ya benar sekali. Aku pun juga bingung kenapa Jesika sering membuat keonaran dengan Syaka. Apa penyebab Jesika selalu aja seperti ini. Padahal Syaka tidak pernah membuat keonaran dengan Jesika. Syaka pun tak kunjung melawan jesika, dia hanya bisa terdiam dan tertunduk. Dan semua mahasiswa tahu jika Jesika adalah mahasiswa yang sering membuat keonaran dan berperilaku seenaknya dengan mahasiswa lainnya.

Akupun hanya bisa menenangkan Syaka. Setelah Syaka sedikit tenang, aku ajak dia untuk ke kantin depan.

***





Bersambung...

KLANDESTINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang