𝚂𝚊𝚖𝚜𝚊𝚔

2.6K 393 37
                                    


𝚂elepas kembali dari mengantar mereka, Yoshi langsung tertidur di dalam mobil karena sangat mengantuk.

Mobilnya itu ia parkirkan di dekat minimarket yang tak jauh dari rumah Mino.

Tak terasa pula waktu sudah menunjukkan pukul satu siang.

Tok! Tok! Tok!

Tidur nyenyaknya terganggu akan ketukan dari jendelanya. Dia terbangun dan langsung membuka kaca jendela.

"Maaf, Kak. Mobilnya bisa dipindahkan saja atau parkir aja di lapangan sana. Soalnya saya mau keluar rumah tidak bisa," Ujar seorang berbaju biru.

Yoshi mengangguk dengan mata yang masih menyipit. "Ah? Iya, Pak. Maaf ya? Saya mau langsung pergi saja. Maaf sekali lagi kalau menganggu."

"Tidak apa-apa," Balasnya lalu kembali ke rumahnya.

Ponsel dengan casing hitamnya itu menyala lalu menampilkan waktu. "Jam satu?"

Dia mengucek mata lalu langsung melajukan mobilnya. Tak butuh waktu lama dan hanya lima menit, ia sudah berada di depan rumah yang menyimpan banyak "kenangan" buruk masa kecilnya itu.

Rumahnya tinggi dan besar serta terkesan sangat misterius jika dari luar. Lalu ia mengklakson pertanda ingin masuk.

Tin! Tin!

Lubang pengintip terlihat menampilkan mata seorang laki-laki kemudian gerbang langsung terbuka.

"Selamat Siang," Sapa Yoshi pada Satpam ketika melewati pos.

Satpam yang tadi mengintip itu tersenyum. "Eh, nak Yoshi? Udah lama ga ke sini? Ke mana aja?" Sebut saja dia, Eka.

Di sisi lain satpam satunya menutup gerbang kembali. "Biasa, Pak. Tugas akhir-akhir ini banyak. Jadi saya kebanyakan di 'rumah' atau di markas."

Yoshi melirik satpam yang lain itu dari kaca spion. "Eh itu Pak Eko kenapa jalannya pincang?"

Eka menghela nafas pelan. "Ditendang sama, Bos. Soalnya dia ngejatuhin vas bunga di ruang tamu sampai pecah."

Terlihat Eka jalan ke arah mereka. "Masih sakit, Pak?" Tanya Yoshi.

"Lumayan, Nak. Hahaha gapapa kok ini mah udah biasa, saya tinggal mikir gimana ganti rugi," Balasnya.

"Memang berapa harganya?"

Satpam bernama Eka itu nampak mengingat. "Kalo kata Bos harga nya sepuluh juta. Saya juga salah sih, enggak hati-hati tapi bingung juga gimana bayarnya, saya juga susah ekonomi."

Yoshi mendengus malas mendengarnya padahal uang sepuluh juta bagi Bos Mafia itu hanya lah secercah recehan baginya, "Yaudah, nanti saya bantu bayar ya? Saya mau ke dalam dulu. Permisi,"

Baru saja Eka ingin mengintrupsi Yoshi lansung menutup kaca jendela dan pergi.























































Junghwan terduduk di lapangan dengan sinar matahari yang cukup panas siang ini.

Kakak tingkat alias Kating sedang memeriksa barang-barang yang diminta untuk di bawa.

Setelah menunggu beberapa lama, Junghwan mendapat giliran untuk diperiksa.

Kating ber nametag, Haruto itu berjongkok. "Mana tas kamu?"

Lalu Junghwan memberikan tas jeans biru. "Ini, Kak."

"Yakin udah lengkap semua?" Tanya Haruto sambil memeriksa tas tersebut.

Skyler | YOSHIWAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang