-' ── trois ᭡࿔

1.7K 264 31
                                    

ꪶ┊Six Rounds  ݇-

▬▭▬▭▬▭▬▭▬

Sejak pagi tadi, (Y/n) hanya bisa terbaring di atas tempat tidur. Bukan, bukan karena ia masih tertidur dan tidak ingin bangun. Melainkan karena rasa sakit di perutnya akibat wanita itu telat makan beberapa hari belakangan ini. Alhasil, yang paling sibuk saat ini adalah Rindou, suaminya.

Beruntung hari ini merupakan hari Minggu sehingga Rindou tidak perlu pergi ke kantornya. Ia sudah meminta sekretarisnya untuk menangani masalah di kantor selama dirinya masih menjaga (Y/n) di rumah.

"Apakah perutmu masih sakit?"

Anggukan kepala (Y/n) menjawab pertanyaan Rindou. Wanita itu hanya tertidur dengan posisi meringkuk seperti bayi. Tentu karena rasa nyeri di bagian perutnya membuat ia berbaring dengan posisi yang demikian.

"Lebih baik kita ke rumah sakit sekarang," usul Rindou setelah ia melihat anggukan kepala (Y/n).

Namun, kali ini (Y/n) tidak mengangguk justru ia menggeleng. Rumah sakit yang bernuansa serba putih serta bau khas obat-obatan mulai terbayang di dalam kepalanya. (Y/n) tidak ingin berada di tempat itu hanya karena sakit maag-nya. Ia sudah pernah merasakannya. Jadi, ia tidak meminta untuk merasakan hal yang sama untuk kedua kalinya. Namun, bodohnya, (Y/n) justru sering telat makan selama beberapa hari belakangan ini.

"Kita harus ke rumah sakit. Kau tidak tampak baik-baik saja, (Y/n)," ujar Rindou lagi. Berusaha membujuk sang istri untuk pergi ke rumah sakit bersamanya.

"Mengapa kau tidak memanggil dokter pribadimu ke sini? Aku benar-benar tidak ingin pergi ke rumah sakit," ucap (Y/n) pelan. Ia kembali merintih kala rasa nyeri itu muncul.

Rindou pun menghela napas. "Baiklah, baiklah. Aku akan menuruti perkataanmu. Lain kali, atur jadwal makanmu. Aku tidak ingin melihat kau sakit seperti ini, (Y/n)." Ia memilih untuk mengalah dan menuruti permintaan (Y/n).

"Kau menjadi cerewet seperti ibuku, Anata."

Tidak setuju dengan perkataan (Y/n), Rindou sontak menukasnya, "Itu memang bagian dari tanggung jawabku. Namun, tetap saja harus ada bayarannya."

(Y/n) melirik ke arah Rindou. Bertanya-tanya tentang bayaran yang harus ia bayar. Jika bayaran tersebut merupakan uang, maka setidaknya (Y/n) merasa sedikit yakin kalau ia bisa membayarnya.

Merasa sudah cukup menebak-nebak tentang bayaran itu, (Y/n) pun menatap ke arah Rindou. Tatapannya itu diartikan oleh Rindou jika istrinya itu tengah menuntut sebuah jawaban.

"Six rounds, Honey."

Jawaban yang Rindou berikan dihadiahi oleh lemparan sebuah bantal. Tepat mengenai si pemilik paras tampan itu yang kini tengah mendengus geli.

"Jangan mengada-ada. Aku sedang tidak ingin bercanda," tukas (Y/n).

"Namun, aku serius," balas pria itu.

Helaan napas keluar dari bibir (Y/n). Wanita itu memberikan delikan sinis ke arah Rindou. Ia pikir Rindou mengatakannya dengan serius. Namun, nyatanya pria itu sedang bercanda. Sungguh tidak ia duga. Ia menyesal karena sudah menanggapinya terlalu serius.

"Masih sakit?"

Pertanyaan itu membuat (Y/n) menoleh kepada Rindou. Pria itu mendekatinya dan berlutut di tepi tempat tidur. Wajah mereka saling berhadapan dengan jarak sekitar tiga puluh centimeter di antaranya.

"Perutmu, maksudku," tambahnya.

"Um."

Rindou menaiki tempat tidur. Kemudian, ia berbaring di sebelah (Y/n). Memeluk tubuh wanita itu dari belakang. Menyandarkannya ke atas dada bidangnya. Salah satu tangannya mengusap-usap perut (Y/n) dengan lembut dari balik pakaian yang dikenakannya.

"Sudah lebih baik?"

Anggukan kecil yang (Y/n) lakukan membuat Rindou tersenyum miring. Ia memang tidak bisa melihat wajah istrinya itu.

Selama beberapa saat mereka terdiam dengan posisi seperti itu di atas tempat tidur. Yang kemudian diiringi dengan deru napas (Y/n) yang terdengar teratur. Matanya yang terpejam menandakan jika dirinya sudah tertidur.

Rindou memposisikan tubuh (Y/n) telentang di atas tempat tidur. Ia menarik selimut hingga menutupi bahunya. Perlahan, Rindou mendekat. Ia mengecup lembut bibir milik sang istri. Kemudian, bibirnya berbisik mengucapkan sepatah kata penuh makna.

"Aishiteiru..."

***

END ━━ # . 'Anata ✧ Haitani RindouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang