-' ── cinq ᭡࿔

1.8K 234 22
                                    

ꪶ┊We Will See That Later  ݇-

▬▭▬▭▬▭▬▭▬

"Selamat siang, (Y/n)-sama."

Mendengar sapaan itu ketika (Y/n) baru saja keluar dari lift sudah tidak terasa aneh lagi baginya. Wanita itu hanya mengangguk singkat seraya tersenyum ke arah salah satu karyawan yang menyapanya tadi.

Awalnya (Y/n) memang tidak terbiasa dengan panggilan seperti itu. Sebelumnya ia bahkan berniat untuk meminta orang-orang memanggil langsung dengan nama depannya tanpa suffix -sama setelah namanya. Namun, dikarenakan (Y/n) tidak ingin membuat nama Rindou menjadi jelek karena dirinya, alhasil wanita itu mulai membiasakan diri dengan panggilan tersebut.

"Rindou-sama sudah menunggu Anda di ruangannya," tambahnya lagi.

(Y/n) pun mengangguk lagi. "Terima kasih."

Langkah sepatu high heels-nya yang beradu dengan lantai keramik mengiringi setiap langkah yang (Y/n) lakukan. Wanita itu berbelok di ujung lorong. Kemudian ia berjalan beberapa meter sebelum tiba di depan sebuah ruangan.

Pintu kayu itu pun dibuka olehnya secara perlahan setelah ia ketuk. Wajah suaminya yang tampak serius dengan kacamata bertengger di atas batang hidungnya membuat Rindou tampak berbeda. Ditambah pria itu tengah mengenakan jas navy-nya. Terlihat keren di mata (Y/n) hingga membuat wanita itu terpaku selama beberapa saat di sana.

Menyadari jika dirinya tidak lagi seorang diri di ruangan itu, Rindou pun menengadahkan kepalanya dari dokumen yang sedang ia baca. Melihat (Y/n) berdiri di sana dengan sesuatu di tangannya, Rindou pun mengulum senyumnya.

"Kau meninggalkan makan siangmu lagi," ujar (Y/n) dengan nada kesal. Ia meletakkan kotak bekal itu di atas meja kerja milik Rindou. Berdekatan dengan dokumen-dokumen lain yang tidak (Y/n) ketahui apa namanya.

"Aku memang sengaja melakukannya agar kau datang ke sini," sahut Rindou jujur.

"Lain kali aku tidak akan mengantarkannya lagi untukmu. Kau pun bisa membeli makan siang di tempat lain." (Y/n) melipat tangannya di depan dada. "Ini yang terakhir kalinya."

"Oh, begitukah?" sahut Rindou acuh.

Merasa perkataannya hanya dianggap oleh angin lalu oleh Rindou, (Y/n) pun hanya mendengus kesal. Ia berniat untuk pergi dari sana karena memang sejak awal tujuannya datang ke sini hanya untuk mengantarkan makan siang suaminya yang tertinggal itu. Namun, niatnya itu digagalkan oleh Rindou yang tiba-tiba mendekap tubuhnya dari belakang.

Hembusan napas pria itu terasa menggelitik permukaan kulit (Y/n) di bagian lekukan bahunya. Aroma parfum yang biasa (Y/n) pakai tercium dari sana. Benar-benar aroma khas milik istrinya itu.

"Kau ingin pulang sekarang?" bisik Rindou tepat di telinga (Y/n).

"Ya. Aku memang hanya berniat untuk mengantarkan makan siangmu yang tertinggal itu." Dengan sengaja, (Y/n) menekankan intonasi ucapannya pada kata 'tertinggal'.

"Temani aku di sini."

(Y/n) sontak menolehkan kepalanya ke kanan. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Rindou untuk mengecup bibir (Y/n) dengan benda yang sama. Bertepatan dengan wanita itu yang membelalakkan matanya.

Tangan pria itu tidak tinggal diam begitu saja. Ia mulai meraba setiap bagian yang ia rasa cukup sensitif bagi wanita itu. (Y/n) tidak melakukan apa-apa. Ia hanya diam ketika Rindou memindahkan tubuhnya ke atas sofa dan melakukan aktivitasnya yang tertunda. Juga sambil berusaha mengecilkan volume suaranya.

"Kau... tidak akan melakukannya saat ini, bukan?"

Rindou menghentikan gerakan tubuhnya. Ia menatap (Y/n) lurus. Seringaian terbentuk pada bibirnya.

"Kau khawatir kita akan ketahuan?" tanya Rindou sambil berbisik di telinga (Y/n).

Wanita itu hanya diam. Itu juga merupakan salah satu masalahnya. Bagaimana jika tiba-tiba ada seseorang yang menginterupsi mereka?

"Kita lihat saja nanti bagaimana kau akan bereaksi, Sayang."

***

Yo minna!

Iyes, series maz Rin udah kelar. Tapi, Anata Series ini masih berlanjut ke series selanjutnya, yaitu Haitani Ran.

Terima kasih sudah baca sampai sini. Aku benar-benar berterima kasih (♡´▽'♡)

I luv ya!
Wina🌻

END ━━ # . 'Anata ✧ Haitani RindouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang