00

60 9 0
                                    

Lautan manusia yang tersebar dari berbagai arah memenuhi satu tempat yang begitu memekakkan telinga, memusingkan kepala, membuatnya merasa lelah hanya karena suara saling bersahutan menjadi satu tak beraturan. Bahkan, jika sang buana memiliki telinga untuk mendengar, ia mungkin menutupnya dengan kencang sembari berteriak, "berhenti berteriak manusia!"

Hal itu tentu tidak mungkin terjadi. Yang terjadi sekarang adalah-- sebuah pembunuhan, atau lebih tepatnya sebuah eksekusi yang diberikan kepada seseorang yang dituduh sebagai pengikut iblis tak memiliki hati. Ya, itu mungkin yang disebut orang-orang yang mengenalnya.

Kata orang, nama untuk orang yang akan segera mati harus segera diucapkan, sebagai pengenal yang akan diberikan kepada nisannya. Jadi, mari berkenalan kepada sosok perempuan yang akan segera mati hari ini.

Arielle Scherie Nevædà.

Nama yang baik. Begitupun artinya; singa milik Tuhan yang akan selalu disayangi dan dicintai. Bah! Daripada disayangi dan dicintai, gadis ini lebih dibenci dan diharapkan kematiannya. Daripada singa milik Tuhan, kata yang cocok untuk gadis ini adalah-- Cerberus, si anjing Hades.

"Cepat bunuh perempuan sialan yang mencelakai Putri Mahkota!"

"Gantung dirinya!"

"Bunuh penjahat tidak tahu diri itu!"

"Ya, bunuh dia!"

Demi Dewa Chronos sang waktu yang abadi, tidak bisakah mereka diam sebentar saja? Lagipula orang yang akan dibunuh tidak akan pergi kemana-mana ataupun dibawa oleh Dewa dengan pengampunannya.

Seseorang berdiri dari takhtanya, menatap nyalang lautan manusia yang sedang berkumpul untuk melihat akhir dari seorang Cerberus, si anjing Hades itu. Tangannya yang berpengangan kepada sceptre yang konon katanya diturunkan berkahnya oleh dewa matahari, untuk menjadikan sebuah identitas dari kekaisaran Astrophel.

"Rakyatku!"

Para manusia yang sedari tadi berteriak tidak beraturan kini membungkam dirinya, beralih kepada seseorang yang berdiri di takhtanya, dengan bermahkota emas yang mungkin sudah berlumuran darah dibalik masa lalunya, demi mendapatkan keindahan yang fana itu.

"Di altar ini, akan menjadi pembuktian serta teguran bagi mereka-- yang jngin menyakiti putri mahkota! Siapapun dia, apapun pangkatnya, bagaimana masa lalunya, bahkan jika dirinya adalah salah satu dari keluarga kekaisaran---"

Dia menghelas nafasnya berat, "Kaisar ke-sepuluh kekaisaran Astrophel, Cashel Avilash Astrophel. Akan mengejar orang itu, bahkan jika dia berada di lubang neraka terdalam sekalipun."

Pernyataan dari kaisar tentu membuat para lautan rakyat bersorak dengan gembira. Peringatan ini seolah-olah adalah sebuah kesenangan tersendiri dari mereka. Berartikan bahwa kekaisaran benar-benar menjaga seorang dewi yang mereka percayai setengah mati.

"Cepat selesaikan eksekusinya!" Seorang ksatria berteriak kepada seorang Algojo. Pria dengan kapak besar itu maju ke depan, menatap lurus dan tak peduli dengan apa yang terjadi dan siapa yang akan dia penggal kepalanya.

Penampilan gadis yang akan dipenggal itu begitu menyedihkan. Baju yang biasanya terpancar sinaran berlian yang mahal, kini hanya compang camping dan tidak terjahit sempurna. Surai putih keemasan yang melambangkan harta manusia yang berkilauan, kini hanya terlihat kotor dan bau bak tikus yang tak pernah menjaga dirinya.

Arielle si Cerberus menatap penuh nanar kakaknya---yang telah menjadi kaisar, disaat berada pada ambang kematian, Arielle menyesal dengan segala perbuatannya. Membela diripun, tak bisa. Apa yang sudah ia lakukan memang benar-benar keterlaluan. Arielle tentu ingin mendapatkan belas kasih. Belas kasih karena dirinya tetap seorang manusia, manusia yang penuh dengan kesalahan.

Become The Villainess? Nevermind! I Am Too Lazy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang