A L E A N G G A || • 06 •

28 12 19
                                    

Haii apa kabar semuanya?
Semoga kalian sehat-sehat terus yaw😉

Happy reading.....

.
.
.
.
.
.
•••ミミミ•••

Kini Alea sedang berada di depan pintu rumahnya. Ia sudah lama berada disana tapi tidak ada seorang pun yang membukakan pintu untuknya.

Tok... Tok... Tok...

"Pah bukain pintunya" teriak Alea untuk yang kesekian kalinya.

Alea kembali menggedor-gedor pintu itu tapi tetap saja tidak ada sahutan dari dalam sana.

"Mah, Chandra bukain pintunya" teriaknya lagi. Tapi tetap saja tidak ada yang menyahut.

Entah sudah keberapa kali Alea menggedor-gedor pintu dan berteriak.

"Mah, pah bukain pintu, Lea mau masuk" ucap Alea lirih sembari menggedor-gedor pintu dengan dirinya yang sudah terduduk kelantai.

Sedangkan didalam sana, sebenarnya mereka tau kalo Alea sedang diluar sejak dari tadi. Mereka bertiga malah sedang asik berkumpul menonton televisi sembari bercanda. Mereka menghiraukan panggilan Alea yang meminta untuk dibukakan pintu.

"Hahahaha" gelak tawa ketiganya terdengar begitu nyaring ditelinga Alea yang sedang terduduk lemas diluar sana dengan dirinya yang kedinginan.

"Udahlah biarin aja anak itu ketiduran diluar
hahaha...." Ucap Chandra saudara tirinya yang merasa puas.

Mamahnya pun malah menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju terhadap anak kesayangannya itu. Gimana dengan sang papah? Ya pastilah ia menuruti kedua makhluk yang ada dihadapannya itu.

"Pah bukain pintunya" ujar Alea yang sudah berkaca-kaca dan sedetik kemudian air matanya pun jatuh. Ya Alea menangis.

Kenapa ia tidak pernah merasa dianggap oleh keluarganya termasuk papahnya sendiri.

Alea merasa kedinginan di sekujur tubuhnya bagaimana tidak, Alea hanya menggunakan rok pendek. Yang pastinya angin menusuk nusuk tubuhnya. Ditambah lagi Alea merasakan pusing dikepalanya yang amat sakit, ia tidak meminum obatnya seharian ini Dikarnakan obatnya yang habis. Pas tadi mau beli pun ia keburu dijambret sampai ia lupa sama tujuannya.

Alea kini terduduk menyenderkan tubuhnya ke pintu sembari menangkup kedua lututnya yang merasa kedinginan. Alea menangis pilu.

"Bunda" lirihnya dengan isak tangisnya.

"Lea kangen bunda..." Lanjutnya lagi dengan menundukkan kepalanya. Air matanya terus berjatuhan dari mata indahnya.

"Lea pengen peluk bunda..."isak tangisnya semakin menjadi kala mengingat kenangan bersama bundanya.

"Lea pengen sama bunda... Lea gak mau disini bunda, papah jahat..." lirihnya sembari sesenggukan karna menangis. Lea menahan rasa sakit hatinya, benar-benar sakit itu yang Alea rasakan. Disaat papah kandungannya sendiri tidak menganggapnya dan lebih mementingkan keluarga barunya.

Tangisan Lea semakin deras ia menangis dalam diam menahan rasa sesak dihatinya, ingin rasanya ia berteriak sekencang mungkin tapi ia masih bisa untuk menahannya.

ALEANGGA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang