Jingga tampak merentangkan tangannya dari balik selimut tebal miliknya, tampaknya gadis itu masih setengah sadar, terbukti dengan belum sempurnanya ia membuka mata. tangannya perlahan meraba sebelah kanan kasur, tak ia temukan siapapun melainkan secarik kertas yang bertuliskan
"aku ada meeting, jadi maaf aku pergi tanpa pamit, i love you -tertanda Bintang-"Jingga hanya tersenyum kecut lalu beranjak dari kasur dan segera bersiap karena hari ini ia harus melakukan jadwal rutin bulanannya yaitu berbelanja untuk kebutuhan apartemen.
*┈┈┈┈*┈┈┈┈*┈┈┈┈
Bintang beberapa kali mengecek ponsel di genggamannya, berharap ada pesan yang Jingga kirimkan walau sekedar memberi tau jika gadis itu sudah bangun"Bintang?"ucap seseorang yang membuat Bintang mengalihkan perhatiannya dari layar ponsel
"kita ketemu lagi"ucap Jenara dengan senyum manis persis seperti saat mereka bertemu di lift beberapa waktu yang lalu
"ngapain lo kesini?"tanya Bintang dengan nada yang datar
Jenara tak heran mendengar jawaban Bintang, dingin dan cuek itulah Bintang yang Jenara kenal
"kita hari ini ada meeting bareng, kamu nggak tau?"jawab Jenara yang telah duduk nyaman di kursi hadapan Bintang
"gue tau ada meeting tapi nggak tau bakal meeting sama lo, lain kali jangan sembarangan masuk ruang kerja orang. lo cewe berpendidikan mustinya tau tata krama yang baik kayak gimana"ucap Bintang dengan nada penuh kekesalan
"sorry gue nggak bermaksud"kali ini Jenara akui dia memang salah
"gak guna juga minta maaf, udah kejadian"ketus Bintang dan kembali fokus dengan layar ponselnya
Jenara hanya mengangguk lembut mendengar jawaban Bintang, matanya menelisik setiap sudut ruang kerja Bintang dan fokusnya terhenti pada sebuah bingkai foto yang menampakkan Bintang tersenyum lebar sembari memeluk seorang gadis bersurai pirang yang tak kalah lebar menampilkan senyum bahagianya
"pacar kamu?"tanya Jenara menunjuk bingkai foto itu
Bintang tak langsung menjawab, ia nampak berfikir beberapa saat "stop ngajuin pertanyaan yang mengarah ke privasi gue"
"akh sorry, kalo gitu boleh kita lunch bareng? sebelum meeting? kebetulan bentar lagi jam makan siang"ajak Jenara tak kenal lelah walau di acuhkan Bintang entah berapa kali
sebenarnya yang seharusnya meeting hari ini adalah ayah Jenara, tapi karna sang ayah tak bisa mewujudkan keinginan putrinya untuk melakukan dinner bersama Bintang waktu itu, maka tuan Pradipta sengaja mengirim Jenara sebagai perwakilan perusahaan untuk melakukan meeting dengan perusahaan Bintang.
Bintang tak menjawab namun langsung bangkit dan keluar dari ruangan, Jenara yang menganggap itu sebagai persetujuan atas ajakannya hanya mengekor Bintang dari belakang dengan senyum yang tak bisa ia tahan.
kini keduanya telah sampai di parkiran dan Jenara dengan santai langsung masuk kedalam mobil Bintang tanpa permisi
"ngapain lo kesini?"tanya Bintang heran
"mau makan siang bareng lah, ngapain lagi?"
"bukan berarti gue setuju numpangin lo kan?"jawab Bintang kesal
"please deh Bin, kita satu tujuan, so lebih efektif begini bukan? perginya bareng?"jawab Jenara yang dibenarkan oleh Bintang dalam hati
Bintang mengalihkan pandangannya kedepan dan langsung menjalankan mobilnya tanpa berniat meladeni Jenara.
selama perjalanan Jenara tak henti - hentinya menatap wajah Bintang dari samping, rahang tegas dan hidung mancung serta aura dingin yang Bintang pancarkan mampu membuat gadis cantik ini semakin jatuh hati
"Bin, lo seriusan nggak ingat sama gue?"ucap Jenara membuka pembicaraan
"nggak ada untungnya juga gue ingat"jawab Bintang tanpa menoleh
"bener sih, tapi seenggaknya lo inget gadis kecil yang sering lo panggil senja dulu"ucap Jenara dan badanya seketika terdorong kedepan karena Bintang yang tiba - tiba menginjak rem
"Bin?"ucap Jenara dengan raut wajah kaget, sedangkan Bintang nampak terdiam
"kita udah sampe"ucapnya dan memilih langsung keluar mobil tanpa menunggu Jenara yang kini tengah tergesa mengejar langkah Bintang memasuki sebuah mall dipusat kota
*┈┈┈┈*┈┈┈┈*┈┈┈┈
Jingga kini tengah berkeliling dengan troli dihadapannya, entah sudah berapa lama ia mengitari pusat perbelanjaan, tapi yang pasti Jingga menikmatinya
saat hendak mendorong troli pada tempat buah - buahan segar di jual, tak sengaja ada seseorang yang menabrak bahunya hingga membuat nya jatuh terduduk
"sorry"ucap si penabrak sembari mengulurkan tangannya guna membantu Jingga berdiri
"its okay"jawab Jingga menyambut uluran tangan itu
"lo nggak apa-apa? ada yang luka nggak? sorry tadi gue nggak liat"ucap orang itu sambil memeriksa pergelangan tangan Jingga, jaga - jaga jika ada luka
"eh nggak apa - apa kok, santai aja"
"cuman merah doang"jawab Jingga santai melepas tangannya dari genggaman orang itu
"sekali maaf ya? eeng..."ucapnya menggantung
"Jingga, nama gue Jingga"jawab Jingga yang tau kalau orang itu kebingungan menyebutnya
"eh iya, sekali lagi maaf ya Jingga"
"kenalin nama gue Fazwan"kali ini tangan orang itu terulur untuk kedua kalinya untuk bersalaman sebagai tanda berkenalan
"akh okay, gue Jingga"jawab Jingga menyambut uluran tangan nya sekali lagi
"btw mau bareng ke kasir nya?"tawar Fazwan
"duluan aja, gue masih mau beli buah - buahan disini"tolak Jingga sopan
"ya udah gue tungguin, itung - itung bentuk tanggungjawab gue udah buat lo jatoh"
"eh nggak usah Faz, gue nggak kenapa - kenapa kok bener"
"no Jingga, gue bakal tetep nungguin lo"mendengar jawaban telak dari Fazwan, mau tak mau Jingga hanya mengangguk mengiyakan dan berakhirlah dengan mereka yang larut dengan obrolan santai sambil memilih buah - buahan
tanpa Jingga tau, ada sepasang mata yang memerhatikannya dengan tatapan tajam dari kejauhan
to be continued
🔓 Another Cast
KAMU SEDANG MEMBACA
SWASTAMITA YANG HILANG
Fanfiction"aku terlalu takut menyakitimu, jadi kita seperti ini dulu sampai aku siap menjalin sebuah hubungan bersama mu" -Bintang "kenapa seakan hanya aku yang menginginkan hubungan ini? kenapa hanya aku yang mencintaimu? bukankah kau yang menarikku dalam ce...