Dinginnya suasana. Begitu juga dengan suhu yang makin turun derajatnya. Belum ada kehangatan. Hanya ada emosi dan rasa sakit untuk tetap bertahan walaupun sebenarnya percuma.
▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃
“Gojo Satoru, kami ingin kau memutuskan hubunganmu dengan Kiyomizu [Name].”
“Huh?”
Pria bersurai putih melirik ke arah sekumpulan cermin–atau apa pun itu– di mana munculnya bentuk tubuh beberapa orang tua. Walaupun mata terhalang kacamata hitam untuk menahan keluarnya kekuatan besar yang berlebihan, ia masih bisa melihat dengan sangat jelas. Namanya adalah Gojo Satoru. Salah satu penyihir tingkat khusus, dipanggil dengan julukan yang terkuat di dunia Jujutsu. Kini berdiri di tengah-tengah para petinggi dunia penyihir yang memintanya untuk memutuskan hubungan dengan gadis bernama Kiyomizu [Name]. Kekasih hatinya. Satu-satunya.
“Kalian pikir aku akan menurut begitu saja? Jangan bercanda, loh,” jawab Gojo dengan suara rendah. Meski begitu, nada jenaka masih terdengar dalam perkataannya.
“Keberadaan gadis itu mengganggu fokusmu, Gojo Satoru. Apa kau mau mengulang kejadian satu tahun yang lalu? Kutukan karena cinta?” ucap salah satu petinggi. Mendesak Gojo.
“Kau pikir aku tidak memikirkan semuanya dengan baik?”
“Gojo—”
“Ah, benar juga. Aku hampir lupa dengan tujuanku sampai mau datang ke sini.” Gojo mengapit dagu. Mendongak ke atas seraya berdeham panjang. Kemudian, ia menoleh. Menatap para petinggi dengan pandangan rendah. “Kalian mengirim [Name] ke mana?” tanyanya.
“Apa maksudmu?”
“Jangan pura-pura tidak tahu. Kalian mengirim [Name] untuk menjalankan misi berat saat keadaannya belum pulih karena misi berat yang kalian berikan kemarin. Apa sebesar itu kebencian kalian padanya?” ucapnya. Melangkah mendekati salah satu cermin. Membungkukkan tubuhnya seraya melotot. “Jadi, bisa katakan di mana kau mengirimnya untuk menjalankan misi, pak tua?”
“Kami mengirimnya ke tempat yang jauh.”
Suara tawa rendah mengalun dari Gojo. Lantas, ia menegakkan tubuh. “Jauh, ya? Aku bisa sampai ke tempat jauh itu dalam sekali tepukan tangan,” katanya. Dengan penuh kebanggaan, lalu melirik kembali. “Makanya, di mana kalian mengirimnya? Aku bisa menghabisi kalian di sini jika tak menjawab. Kalian pasti tidak mau mati sekarang ‘kan, pak tua egois~?”
Salah satu petinggi yang ia tanyai tampak mengepalkan tangan, membuat Gojo menaikkan sebelah alisnya dengan tatapan malas. Ia berhasil menarik ketakutan para orang tua yang ada di dalam sini. Tidak sulit membuat mereka membuka mulut. Namun, mereka terlalu lama untuk bicara. Membuang-buang waktu Gojo.
“... Dia ada di Osaka,” jawab pria tua itu.
“... Heee. Souka. Osaka, ya?” Gojo mengusap dagu. “Di musim dingin begini ... kalian benar-benar mau membunuhnya ... ya?” Nada suara kian merendah. Membuat aura di sekitar berubah. Dingin. Menakutkan. Hingga para petinggi menegakkan tubuh waspada juga berkeringat. Tidak tahan dengan suasana menyeramkan yang diciptakan Gojo.
“Tidak ada seseorang yang bisa kami percayakan untuk mengatasi kutukan yang ada di sana. Jadi, kami mengirimnya,” jawab salah satu dari mereka. Menyangkal perkataan Gojo.
“Hee? Jumlah penyihir di sini tidak sekecil itu dan aku akan tetap mengira kalau kalian memanfaatkan kondisi [Name] sekarang untuk melumpuhkannya. Sayang sekali, kalian cukup meremehkan gadisku, ya?” Kekehan ia keluarkan. Lantas kembali berkata, “Padahal, orang yang lemah itu kalian, loh~”
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold, Warm, and Sweet ❆ [Gojo Satoru]
Fanfiction❛Mereka saling berbagi saat musim dingin datang. Kala 'bekunya' suasana menghampiri, kehangatan lantas muncul menemani, disusul ... kebersamaan yang manis. Juga ... mempertahankan hubungan dalam keadaan yang sulit.❜ ❆ ❆ ❆ ❆ ...