06) Pernah Dekat

5 11 3
                                    

"saat beban hidup menindih kita ke bawah biarkan dan nikmati, Agar kelak ada kekuatan balik yang membantu kita melompat dan melinting lebih tinggi"
_Arabella zalynda adora_

.
.
.
.

06) Pernah Dekat

Abel mengendarai sepeda motor nya melewati panas yang menyengat pada siang hari ini untung saja kendaraan tidak padat karena masih jam kerja.

Abel berhenti di akibatkan lampu merah yang mengharuskan mau tak mau harus berhenti.

Di sisi lain Abel melihat seorang perempuan yang ia perkirakan berkepala tiga sedang berjongkok di depan salah ban mobil samping pintu kemudi.

Dan sekali kali celingak-celinguk menatap sekeliling seperti sedang mencari sesuatu.

Lampu berganti menjadi hijau yang menandakan Pengandara di bolehkan melanjutkan perjalanan.

Abel memerhatikan kembali perempuan yang masih pada tempatnya.

"Kayaknya dia butuh bantuan deh"

"Bantuin aja kali yah" gumam Abel dan memutuskan membantu perempuan itu.

Abel memarkirkan motornya tepat di depan mobil sedan berwarna putih itu.

"Mobilnya kenapa kak"tanya Abel ramah tak lupa seulas senyum yang ia lemparkan.

Perempuan yang sedari tadi berjongkok di depan ban mobil refleks mendongak mencari sumber suara.

Perempuan dengan wajah putih tanpa bekas jerawat dan lain sebagainya di wajahnya hidungnya yang mancung seperti blasteran putri Canada.

Abel sempat terpukau dengan kecantikan perempuan yang berada di depannya ini sangat cantik menurut nya hingga suara membuyarkan lamunannya.

"Oh ini ban nya kempes terus saya nggak tahu bengkel daerah sini" yang di balas anggukan Abel.

"Saya orang baru di sini soalnya"lanjutnya

Abel meraih ponsel di dalam saku kemeja kemudian menekan angka di dalamnya.

Abel mendekat ponsel ke telinga ketika nada terhubung dari angka yang dia tekan tadi

"Halo pak saya Abel,bisa bapak ke jalan Cempaka dekat lampu merah sekarang pak"tanya Abel kepada orang di balik sambungan  telepon itu.

"Baik makasih sebelumnya pak"

Kemudian menekan tombol merah dan mengakhiri sambungan telepon nya.

Abel kembali menatap perempuan yang berada di depannya yang sedari tadi masih memerhatikan nya.

"Saya sudah menelpon montir kepercayaan saya kak sebentar lagi juga datang"

"Wah makasih banyak yah bantuannya jadi nggak enak"

"Nggak papa kak"

"Oh iya kakak mau kemana mungkin bisa saya bantu kak" tanya Abel lagi.

Perempuan yang tadi ingin menjawab bersamaan dengan suara dering ponsel milik perempuan itu berdering.

My Feeling [On going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang