Kailasha atau yang akrab dipanggil Asha ini sedari tadi menunggu panggilan dari Alisha, pasalnya sudah hampir mendekati satu jam Asha menunggu Alisha sama sekali belum mengabarinya. Pikiran nya mulai kalut, khawatir terjadi apa-apa terhadap Alisha, tak lama kemudian ponsel Asha berdering memunculkan notifikasi panggilan yang menunjukan nama "alisha" tanpa pikir panjang Asha langsung mengangkat panggilan tersebut.
(kalimat cetak miring Alisha, tegak lurus Asha)
"Hallo Alis?"
"H-hallo kak, hiks."
Oh Tuhan. . . mengapa Alisha harus menangis?! bagaikan diserang beribu anak panah perasaan Asha mendengar suara tangisan dan rintihan kesakitan Alisha.
"Hey, kenapa? sakit yah?"
"Gue takut kak, h-hiks."
"Lho takut kenapa Lis? Lo kan ga ngapa-ngapain juga."
"Gue takut, soalnya tadi yang gue tabrak itu ibu-ibunya lagi hamil kak, mana tadi ada anaknya juga, gue takut kenapa-kenapa kak."
"Wait what? yang lo tabrak ibu-ibu lagi hamil?"
"Uhum, gue teledor banget main asal nyelip gitu padahal gabaik kan mana udah malem juga, h-hiks."
"Lain kali hati-hati dong Lis, kan kasian lo nya juga, terus ibu-ibunya gimana?"
"Tadi udah gue ajak ke klinik kak sama ibu, gue tanggung jawab ko ga gue biarin aja."
"Syukur deh, tapi gapapa kan mereka?"
"Untungnya gapapa kak, gue cuma takut aja sama ngerasa bersalah, gue takut ibunya kenapa-napa."
"Husss udah gausah mikir yang aneh-aneh, lo sendiri kan yang nganterin jadi bisa dipastikan ibunya dan dede bayinya akan baik-baik aja Lis."
"Iyaa, aamiin semoga kak."
"Udah dong nangisnya, jangan nangis terus."
"Pengennya berhenti nangisnya tapi gabisa h-hiks masih takut kak."
"Iya iya, doain ibunya ya kalo perlu kunjungi rumah nya buat mastiin lagi, terus motornya gimana?"
"Gue ga tanya motor gue kak, gue gatau dia ada yang lecet apa engga."
Memang cuma Alisha yang lagi serius bisa langsung bercanda.
"Yaudah coba tanyain gih motornya baik-baik aja kan?"
"Motor, kamu baik baik aja kan?"
Gemas, satu kata yang bisa Asha simpulkan untuk Alisha, tapi sayangnya tidak bisa dimiliki.
"Tu kak motornya baik-baik aja cuma lecet dikit."
"Syukur deh, sebenernya gue lebih khawatir motor lo si dari pada lo nya Lis." bohong itu hanya pernyataan untuk menutupi ke khawatiran Asha terhadap Alisha.
"Dih, rese juga lo kak."
"Hahahah, bercanda. Oiya besok lo masuk?"
"Masuk kayanya kak gajian soalnya rugi kalo ga masuk."
"Gajian nomor satu ye lo, liat dulu kesehatan lo itu, urut gih kalo perlu."
"Ih gapapa gue kalo soal gajian gerak cepet kak, gamau di urut ah sakit tau."
"Iyakan memastikan badan lo ada yang terkilir gak."
"Eh tapi bapak manggil tukang urut sih kak itu, kayanya gue mau diurut deh."
"Ohyaudah bagus dong, jangan di matiin telfonnya gue mau denger lo teriak-teriak."
"Ish gak lhaaa, malu gue yang ada, gue matiin dulu ya kak."
"Yaudah yaudah, tapi video ya jangan lupa seorang anak metal masa diurut teriak."
"Diem deh lo kak, lo juga kalo diurut teriak-teriak lo."
"Nye nye nye. . . yaudah gih urut dulu abis itu makan terus istirahat."
"Yaudah kak, gue matiin ya lo juga jangan lupa makan dan makasih ya."
"Iya pastinyaa Lis, No need thanks dek."
"Okey, bye kak."
"Bye..."
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMPUS [AU!]
Non-FictionAlternative Universe Tiffany X Joy! . . disini isinya hanya narasi ya, jika mau baca lengkapnya dari awal bisa tap twitter ku lewat profil atau bisa langsung search @bukanshasha