an other chance of dream

4 2 4
                                    

-impian di hari berikutnya-

Aurora yang saat itu kegirangan tepat setelah keluar dari kantor kepala yayasan itu pun langsung merogoh Katong rok nya dan mengambil ponsel nya segera dia memberitahukan kabar baik ini ke sahabat nya yaitu reynia.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sesudah dia memberitahu sahabat nya tersebut dia pun berniat kembali ke kelas dan melanjutkan pelajaran yang tadi sempat ia tinggal kan tersebut dengan hati yang senang, sesampai nya dia di kelas dia pun melanjutkan pelajaran seperti biasa dengan ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sesudah dia memberitahu sahabat nya tersebut dia pun berniat kembali ke kelas dan melanjutkan pelajaran yang tadi sempat ia tinggal kan tersebut dengan hati yang senang, sesampai nya dia di kelas dia pun melanjutkan pelajaran seperti biasa dengan murid-murid lainnya,
*skip usai pembelajaran
setelah semua pelajaran sudah di lewati di hari Senin yang berat ini Aurora dan reynia pun berniat ingin pulang bersama karena rumah mereka berdekatan dan kebetulan searah,
sesampai nya mereka di rumah Aurora biasanya reynia akan masuk begitu saja tanpa mengucap kan salam lagi karena rumah Aurora sudah seperti rumah kedua baginya karena sudah dari kecil dia selalu bermain di rumah Aurora sampai pembantu bahkan satpam pun sudah mengenali reynia ini, tapi tidak dengan hari ini karna mereka di kejut kan oleh seseorang yang datang sebagai tamu dan duduk di sofa ruang tamu bersama ayah dan ibu Aurora, Aurora hanya terdiam dan agak terkejut karena yang datang adalah seseorang yang sempat membuat dia terpanah saat pameran lukisan, yak benar dia adalah Edward.
Aurora yang agak bingung sekaligus terkejut langsung membisik dan menanyakan ibu nya soal kehadiran lelaki pujaan hatinya di rumahnya "ibu.. apa yg terjadi kenapa dia bisa di sini?" Tanya Aurora yang di balas ibu dengan "ahh? kalian saling mengenal? ini adalah anak dari teman papa mu nak" saat mendengar itu mata Aurora langsung terbuka sempurna seperti bulan Purnama, "haa!? ibu gk becanda? dia tu senior ku di sekolah bu" jawab Aurora kepada ibunya, "bagus lah kalau kalian kelihatan nya sudah saling mengenal satu sama lain" sambung ayah Aurora yang mendadak mengheningkan suasana sejenak. "aah ada reynia ya.. pergilah ke kamar Aurora dahulu saya ingin berbincang sebentar dengan aurora" lanjut ayah aurora yang di balas anggukan mengerti oleh reynia yang pergi ke kamar aurora sendiri sedangkan Aurora yang tak mengerti apa yang terjadi dan berusaha mengirim signal meminta tolong pada reynia pun gagal karena sahabat nya sendiri pun tak berdaya, "kemarilah Aurora ayah kenal kan anak dari sahabat ayah ini" ucap ayah yang membuat Aurora semakin deg-degan,perlahan-lahan Aurora pun berjalan menuju ayah nya "kenal kan ini adalah purti satu-satu nya om namanya Aurora" sambung ayah Aurora yang memperkenal kan Aurora ke Edward, "saya sudah mengenal Aurora om karena tadi di sekolah kami bertemu dan saya mendapat informasi bahwa Aurora mendapat beasiswa ke england universitas world.art om, apakah om telah mendapat informasi ini dari Aurora?" Jawab Edward yang membuat ayah dan ibu Aurora sontak terkejut dan otomatis memberikan tatapan bertanya kepada Aurora.
"apakah om telah mengetahui ini?" Sambung Edward yang membuat suasana hening kembali bersuara "ahh belum saya tak mengetahui nya dari Aurora" ayah menjawab tanpa mengalih kan tatapan bertanya yang menyeramkan dari Aurora, ibu yang menyadari suasana mulai tak mengenakkan pun berusaha mencairkan suasana dengan menawarkan teh dan camilan kepada Edward dan menyuruh Aurora ke kamar nya untuk membersihkan diri dan istirahat sejenak,, Aurora pun hanya bisa menurut ketika tatapan ayah nya terus mengawasi nya.
sesampai nya Aurora di kamar mendapati reynia yang sudah sibuk menanyakan apa yang terjadi pada Aurora, "apa yang terjadi di sana?" ,
"Ayah sudah tau klo gw dapet beasiswa ke univ" balas Aurora dengan agak sedih, "ya bagus dong?" Jawab reynia dengan bertanya-tanya dengan apa yang salah dengan hal itu, "rey lo lupa klo bokap gak bakal setuju kalau aku pilih univ luar negri?" balas Aurora dengan sedih dan tak tau harus berbuat apa, reynia yang mengingat curhat an sahabat nya itu pun ikut sedih dan berusaha menenangkan sahabatnya itu "ya.. lu coba aja dulu bujuk ra, mana tau ya di kasih kan ini demi kesuksesan lu? Gak mungkin bokap lu ngehalangin kesuksesan lu kan?" Ucap reynia untuk menenangkan sahabat nya tersebut yang hanya di balas anggukan lemas dan tarikan nafas yang panjang,
Singkat cerita hari pun mulai larut Edward berpamitan pulang dengan ayah dan ibu Aurora begitu juga reynia yang pamit pulang karena hari sudah larut,, di saat itu lah Aurora pun mulai takut untuk keluar kamar untuk menghadap ke ayah nya namun tiba ada ketukan pintu yang di lanjutkan dengan ucapan "rara.. nak yuk turun dulu kita makan malam",
"Gak bu hari ini rara gak berselera ibu makan aja" balas Aurora yang sebenarnya bukan tak berselera namun karena takut menghadap ke ayah nya,namun, setelah ia mengucapkan kata tidak makan malam bersama ada suara yang membalas "keluar lah nak ayah ingin sedikit berbincang dengan mu." yang di ucapkan dengan nada agak tegas dan tegap tentu bukan lain itu adalah ayah Aurora yang sepertinya ingin mendapat penjelasan dari putri kesayangan nya itu,
Aurora hanya bisa menurut dan turun untuk makan malam bersama keluarga kecil nya itu,,, selepas makan malam, mereka duduk di sofa ruang keluarga untuk berbincang tentang Aurora yang di terima di universitas di luar negri. "Sudah ayah bilang berapa kali kepada mu ra? untuk tidak mengambil universitas yang ada di luar negri?Kenapa kau tak mendengar ayah?!",
"Tapi yah ini impian rara ,ini yang rara mau, rara ingin menjadi pelukis terkenal yang bisa mengharumkan nama sekolah rara sendiri dengan hasil kerja jeri payah rara yah, rara hanya ingin membanggakan kalian rara gak mau hanya menjadi perempuan biasa yang akhirnya menjadi ibu rumah tangga!!" jawab Aurora yang berusaha menahan tangisan yang sudah berada di ujung tanduk, "nak kau adalah perempuan bahaya di luar sana,kita tak bisa tau apa yang terjadi jika engkau sendiri di luar sana ayah hanya ingin engkau aman nak, ayah hanya ingin yang terbaik untuk mu!" Sambung ayah yang mencoba menjelaskan ketidak setujuan nya atas keputusan Aurora,, "sudah-sudah.. mas Aurora sudah besar kalau dia perempuan kenapa? Aku juga seorang perempuan yang dulu bekerja mas bahkan saat pertama kali kita bertemu bukan lah di negri sendiri melainkan bertemu di london kan?" Potong ibu Aurora yang yang berusaha menenangkan ayah dan berusaha agar ayah menyetujui impian Aurora, ayah yang hanya bisa terdiam kemudian menghilang nafas panjang "kembali kah ke kamar mu dulu nak." Lanjut ayah yang kemudian di turuti oleh Aurora yang berdiri dan berjalan dengan cepat membalikkan badan untuk menyeka air mata yang tadi nya hampir jatuh, sesampai nya Aurora di kamar ia hanya bisa menangis kemudian tak berselang lama ada notifikasi messenger dari ponsel nya yang berasal dari nomor asing yang tak Aurora kenali.

" Lanjut ayah yang kemudian di turuti oleh Aurora yang berdiri dan berjalan dengan cepat membalikkan badan untuk menyeka air mata yang tadi nya hampir jatuh, sesampai nya Aurora di kamar ia hanya bisa menangis kemudian tak berselang lama ada notif...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dalam batin Aurora "ini siapa?" Alih-alih membuka notifikasi nya ia membiarkan notifikasi itu tergantung dan memilih untuk tidur kemudian memilih besok untuk membalas pesan.






MAAF JIKA ADA KESALAHAN MENGETIK ITU SALAH MIMIN NYA YANG TYPO...

MAAF JIKA ADA KESALAHAN MENGETIK ITU SALAH MIMIN NYA YANG TYPO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
first placeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang