01 | Tortute

669 30 8
                                    

Rambut Aerin seperti akan terpisah dari kepalanya.

Bulir bening menggenang di matanya dan membuat penglihatannya kabur. Aerin memohon padanya untuk berhenti tapi ia tidak mendengarkannya. Telinganya sakit karena teriakan Ester. Dan jantungnya berdetak sangat cepat.

Aerin melihat keatas dengan kesakitan dan menangis keras karena ia takut dengan kemarahannya yang terpancar dari mata dan suaranya.

Ester menarik rambut dan menyeretnya sampai ke halaman depan rumah sambil berteriak "gara-gara kau aku putus dengan pacarku. 3 tahun hubunganku dengannya berakhir karena kau. Dasar jalang! Seharusnya kau dikirim ke rumah bordil dan ditiduri oleh banyak pria setiap hari!".

Sayangnya ia adalah sepupu Aerin

Ester menahannya di dinding dan meraih lehernya. Membuatnya tersedak. Aerin menangis kesakitan karena hampir kehabisan nafas. Ester lebih kuat darinya.

Melissa datang di belakang Ester dengan suara yang tenang dia bertanya "apa yang kau lakukan, Ester?". Melissa berbicara seperti itu saat melihat putrinya mencekik Aerin dan seakan tidak terjadi apa-apa. Ester melihat kearah ibunya, membiarkannya pergi. Aerin terengah-engah kehabisan nafas. Ester berkata: "pacarku meminta putus denganku, ia meninggalkanku dan datang pada jalang ini!".

Aerin terjatuh ke lantai sambil memejamkan mata.

Ester berteriak "ia ingin putus denganku karena ia melihatnya. Ia mendesahkan nama Aerin ketika kita melakukannya. Dan ketika aku meminta penjelasnya, ia marah dan mengatakan kalau Aerin lebih seksi dari pada aku".

Ester menarik rambutnya lagi dan memaksanya untuk berdiri. Aerin berteriak saat ia merasakan beberapa helaian rambut terasa tercabut dari akar kepalanya.

Ester berteriak "kau akan membayarnya, Aerin!". Ia menampar wajah Aerin dan kembali berteriak "itu semua karena wajah menyedihkanmu ini, lihat saja mereka akan melihat wajahmu yang jelek".

Ester mulai merobek gaun panjang sederhana yang Aerin pakai untuk menutupi tubuhnya. Ia mengungkapkan tanda yang mereka semua berikan padanya dan berkata "tunggu sampai seorang pria melihat ada apa di balik gaun panjang ini. Dia akan membunuhmu karena kau sangat menjijikan".

Aerin menangis mencoba keluar dari cengkaraman yang ada di sekitar lehernya. Aerin memohon, "Maaf!"

Meskipun itu bukan salahnya. Aerin hanya bertemu pria itu sekali, tapi bahkan jika itu bukan salahnya, ia harus minta maaf. Karena jika tidak, mereka akan menjadi lebih kejam.

Aerin berkata, "aku sangat menyesal!" Dan dia mendorongnya ke lantai.

Aerin melihat ke bawah pada tumit ungu yang terbentur ke lantai.

Aerin mendongak, kecemasannya sudah ada di level 8. Ia menggigil ketakutan. Aerin bahkan tidak bisa mempersiapkan mentalnya untuk pukulan itu.

Melissa berdiri di sana dengan tangan di pinggul. Ia berkata, "Bangun!"

Perlahan Aerin bangkit dan Melissa menamparnya tanpa alasan. Ia berkata, "Ini semua salahmu. Semua yang kau lakukan adalah kesalahan! Orang tuamu meninggal karenamu! saudaraku terbunuh karena kau!" Dan Melissa kembali menamparnya. Sampai punggung Aerin terbentur tembok putih dibelakngnya.

Ini adalah siksaan mental Aerin . Karena ia tidak bisa lupakan mereka. Mayat mereka tercetak di pikirannya.

Mungkin mereka benar. Aerin membunuh mereka.

Ester mencengkram lehernya dan mencekiknya lagi. Mata cokelatnya yang marah seperti akan meledak dan membunuhnya saat itu juga. Aerin memohon padanya untuk membiarkannya pergi karena ia tidak bisa bernapas. Aerin seperti kehilangan kesadaran perlahan.

Semakin sulit untuk bernafas sehingga Aerin yakin wajahnya berubah ungu.

Dan kemudian Tuhan mengirimkannya malaikat, Bryer.

Bryer berlari dan menarik Ester untuk menjauh darinya. Ia menarik Aerin ke belakangnya dan berkata, "Hentikan, atau kau akan menerima akibatnya!".

Ester dan ibunya takut pada Bryer. Ia adalah manusia yang sempurna. Ia mencintai Aerin seperti adik perempuan dan Aerin mencintainya seperti kakak laki-lakinya. Ia menyelamatkannya dari siksaan ini seperti bisa.

Bryer memberinya saputangan di saku birunya untuk menyeka darah di bibir Aerin yang disebabkan oleh Ester menamparku tanpa henti.

○○○

Semua orang membuat Aerin ketakutan. Kecuali Bryer.

Dia menyeka darahnya saat Ester berteriak "Mengapa kamu selalu menyelamatkannya? Dia tidak layak mendapat simpatimu, Bryer Sama seperti dia tidak layak bernafas lagi. Aku ingin membunuhnya!" Dia mencoba menyerangnya lagi tetapi Bryer mendorongnya lagi dan berteriak "Cukup! Jangan berani mengambil langkah maju"
Mereka berdua berhenti. Dia melingkarkan lengan Aerin dan membawanya ke kamarnya di lantai atas.

Kasur yang rusak,jendela dan dinding retak,itulah kamar Aerin.

Sementara semua orang bisa hidup di kamar Pinterest, dia tinggal di kamar dengan tempat tidur yang rusak, dinding retak dan jendela yang menutupi kota Seoul.

Tidak ada pemanas, tidak ada pendingin dan tidak ada perlindungan dari hujan atau salju.

Bryer memang membantunya membuat sedikit layak untuk ditinggali. Seperti gambar dada kecil. Seprai. Lampu peri terbungkus di tempat tidurnya. TV 37 inci yang dia beli untuknya dengan kata sandi Netflix-nya.

Tapi David juga melanggarnya.

Bryer menempatkan tubuh ringannya di tempat tidur. Dengan hati-hati untuk tidak menyakitinya.

Dia berbaring dan merasa lelah. Kepalanya sakit, pipinya terasa seperti terbakar karena tamparan, hidung berdarah dan tubuh mati rasa karena Ester menendang dengan sepatu Gucci-nya.

Bryer pergi ke kamar mandi dan mengambil pertolongan pertama. Dia memberinya aspirin lalu membersihkan hidung Aerin.

Bryer terus mengulangi, "Maaf, tidak pulang lebih awal. Aku akan berada di rumah sepanjang hari jika ayah tidak memaksaku untuk pergi ke pesta bisnisnya".

Aerin memegang tangannya dan berkata, "Tidak apa-apa. Ini bukan salahmu. Aku sudah terbiasa ini"

Bryer menatapnya, "Tidak ada yang terbiasa dengan ini, rin" dan kemudian bangkit. Pergi ke lemari tua di kamar dan membawa baju barunya.

Bryer menaruh di sampingnya dan berbalik.

Aerin melepas gaun yang robek dan mengenakan kemeja dan celana olahraga. Mengatakan "Kau bisa berbalik". Duduk di ranjangnya lagi.

Bryer berbalik dan berkata, "Tidurlah. Itu satu-satunya cara untuk menghilangkan sakit kepalamu" Dia bisa melihat rasa sakit di mata cokelatnya.

Aerin berpikir itu lucu bahwa Ester dan Bryer memiliki warna mata yang sama. Bentuk mata yang sama. Tapi mereka berbeda. Milik Ester penuh dengan kemarahan sedangkan Byer hanya memiliki kelembutan.

Dia berbaring dan Bryer meletakkan selimut di tubuhnya yang kecil. Selimut ini juga pemberiannya.

Bryer mencium kening Aerin dan berkata, "Tidur, ya? Aku akan datang untuk memeriksamu nanti". Bryer tersenyum padanya dan melihat saat dia mematikan semua lampu kecuali lampu berbentuk peri yang ada di samping kiri Aerin. Lalu menutup pintu di belakangnya.

Perlahan tertidur mimpi buruk mengambil alihnya seperti hujan dan badai di hsri yang cerah dan indah.

Sebelum tidur setiap malam Aerin akan bertanya pada dirinya sendiri. Kenala aku harus menjalani hidup seperti ini?.

Apakah ia melakukan seuatu kesalahan yang membuat Tuhan kesal dan menghukunnya seperti ini?

Mengapa ia tidak mengakhiri semuanya?.

Bersambung......

Nantikan Chapter selanjutnya ya
TERIMAKASIH ❤
Jangan lupa Follow, Vote dan comen ya

PURCHASED WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang