33

1.4K 97 34
                                    

Kecemburuan dalam asmara seperti garam dalam makanan. Sedikit dapat meningkatkan rasa, tetapi terlalu banyak dapat merusak kesenangan dan, dalam keadaan tertentu, dapat mengancam jiwa. Pagi ini tak seperti pagi pagi sebelumnya ,entahlah rasanya semua hal yg di alami oleh Gulf benar-benar terasa berat , kapan semua akan berakhir hanya waktu yang akan menjawab semuanya.

Lagi dan lagi Gulf mencoba baik-baik saja toh mengingat semuanya pun tak ada gunanya, setelah rapi dengan setelan celana Levis hitam  dan kemeja biru Gulf langsung bergegas menuju tempatnya bekerja , mengabaikan Mew yg masih tertidur pulas di ranjang seolah tak Terjadi apapun semalam.

Gulf menuruni satu persatu anak tangga menuju ke arah dapur untuk sekedar menyapa Adela yg sedang beberes, semenjak Gulf kembali bekerja Urusan rumah memang Adela yg mengaturnya bahkan ia benar-benar dapat di andalkan dalam segala hal .

"Ehh haii Gulf" Adele menoleh ke arah Gulf lalu menyapanya terlebih dahulu

"Hai pagi Del " sapa Gulf balik

" Apa kau akan berangkat sekarang?" Tanya Adela lalu menaruh secangkir teh di atas meja makan " minumlah terlebih dahulu " tawar Adela

Gulf pun mendudukkan dirinya di kursi meja makan dan mulai menyeruput teh yg Adela buatkan

"Apa yg terjadi Gulf , kau sepertinya sedang ada masalah ,jika kau tak keberatan ceritakan saja padaku" ujar Adele

Gulf tak mengatakan apapun ia asyik dengan pikirannya sendiri

"Sebaiknya hari ini kau tak perlu berangkat bekerja Gulf ,wajahmu terlihat pucat sekali" Adela menghampiri Gulf lalu duduk di sampingnya.

"Aku tak apa-apa, aku akan tetap bekerja" Gulf bangkit dari duduknya tapi pergelangan tangannya di Tahan oleh Adela

"Gulf aku tau kau sedang tidak baik-baik saja,ku mohon jika ada sesuatu katakan jangan menyembunyikan nya sendiri"

"Tak ada yg perlu aku ceritakan padamu aku bisa mengatasi semuanya sendiri" Gulf langsung pergi meninggalkan Adela

Beberapa menit kemudian Gulf tiba di kafe tempatnya bekerja, ia langsung bergegas menuju dapur

"Haiii Gulf"

"Pagi Gulf"

"Morning Gulf "

"Gulf apa kau sudah sarapan"

Sapaan demi sapaan di abaikan oleh Gulf ia benar-benar tak minat untuk menjawabnya.

"Ada masalah apa lagi Gulf ,Sampai kau mengabaikan sapaan mereka" ujar namtan seraya menghampiri Gulf yg sedang memakai appronya

Gulf menghela nafas panjang namun tak membalas pertanyaan namtan"huftt"

"Jika kau tidak keberatan ceritakan semua apa yg kau rasakan padaku Gulf , aku dengan senang hati mendengar nya " namtan mengelus bahu Gulf yg mulai bergetar hebat akibat menahan tangisnya.

Namtan menggandeng tangan Gulf lalu mengajaknya keluar dapur menuju belakang kafe tempat khusus untuk para karyawan, mereka duduk di kursi yg sudah tersedia

"Apa yg terjadi Gulf "tanya namtan memulai pembicaraan

"Hiksssss hikss hikss " tak dapat di tahan air mata Gulf Lolos seketika, namtan mendekap tubuh Gulf membiarkan Gulf menangis di pundaknya untuk mencurahkan rasa sedihnya, namtan dan Gulf memang sudah sering curhat maka dari itu mereka tak sungkan untuk cerita masalah yg mereka alami satu sama lain .

"Ini terlalu menyakitkan phi hiks aku tak sanggup menahannya hiks" ujar Gulf disertai isakan.

"Syuttt tenanglah, kau bisa ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi"namtan mengelus rambut Gulf seraya menenangkannya yg sedang terisak.

LOVE YOU TOO MUCH (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang