Saat aku duduk di tengah taman ada kaki yang telanjang meminta tolong. Berdecak kesal menghentak air yang menggenang.
Hari masih hujan. Ibuku berlari dengan pedang. Wajahnya marah tak kalah merah dari cat rumah di pojok taman.
Ada anak bungkuk melihat tanah dengan celana dalam di tangan. Aku akan pulang. Katanya.
[]
2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Ibu Memimpikanku, Ayah Yang Menamaiku
Poetryaku tak bernama, tak berwajah, tapi ibuku mencintaiku. ibu memimpikanku. dan ayah sedang menanam. memberiku nama dari temannya orang portugis. © Tetes Abu 2021