Part 1 - Kejadian Aneh

5 1 1
                                    

Miranda menoleh ke belakang sambil mengatakan, "Lo gak bakal ngerti apa yang gue rasain, karena lo gak pernah ngalamin itu." Terdengar dia mengucapkan itu sambil menangis sesegukan.

Gue berusaha untuk mengerti akan dirinya,"Tapi kan.."

"Mending lo pergi sekarang sebelum amarah gue memuncak." Miranda pun berlari sambil menangis di tengah hujan di tengah hari bolong.

Memang benar yang dikatakan Miranda kepada gue. Tapi apakah yang gue lakukan salah? Gue berusaha mengerti dirinya yang selama ini menutupi semua rasa sakitnya. Sendirian. Tanpa berbagi kepada siapa pun.

---

Pagi ini gue baru ingat, nanti siang akan ada pertemuan dengan klien yang pengin media sosial bisnisnya diurusin. Jadi ada kira-kira 3 jam lagi gue berangkat.

Gue sangat senang dengan cuaca di pagi ini. Burung-burung berkicauan. Suara tawar-menawar dari ibu-ibu di pasar. Suara sruput kopi bapak-bapak. Sampai suara kring dari sepeda anak-anak.

"Uwaaaa.. pagi ini cerah banget," kata gue sambil membuka jendela.

"Hei, Dek Mir, kok baru bangun? Biasanya jam segini udah sapu-sapu halaman," tanya bapak-bapak bersarung yang lagi jemur burung kicaunya.

"Hah? Mir? Nama gue kan Andi," tanya gue dalam hati. Gue coba pegang muka, lihat tangan, dan.. gak sengaja gue memegang..

"Anjir! Sejak kapan tete gue nonjol begini?!!" Bergegas gue mencari cermin. Begitu gue melihat cermin, gue melihat sosok Miranda dengan utuh.

Terdiam sejenak. Hening. "Sejak kapan gue bisa ada di dalam tubuh Miranda?" Gue pun terduduk pasrah.

"Tapi kalo gue ada di dalam tubuh Miranda, lalu ke mana Miranda?!"

--

Brak!

Gue mendobrak pintu kosan gue. Terlihat jelas tubuh gue masih terbaring di kasur dengan seprai bermotif jaring laba-laba.

"Ren, bangun, ren! Bangun!" gue sambil menggoyang-goyangkan tubuh gue.

Oh iya, bodoh banget gue. Kan gue ada di dalam tubuhnya Miranda. Berarti tubuh gue kosong dong. Percuma juga gue bangunin. Tapi berarti ke mana arwah Miranda?!

Sampai detik ini gue masih gak ngerti dengan apa yang gue alami. Terakhir kali gue bersama Miranda itu semalam. Ketika gue gak sengaja memergoki dia keluar dari klub malam.

"Tengtengteng teng.. Tenggg!" ada panggilan masuk dari klien gue.

"Aduh, gimana ini? Mana gue lagi butuh duit banget buat bayar kosan. Kalo klien ini gue lepas, sayang banget dong."

Gue pun mengirim pesan singkat, "Mbak, maaf ini saya lagi berhalangan hadir. Nanti akan ada partner saya yang akan nemuin."

Bergegas gue berangkat dengan membawa materi dan ya semoga aja gue gak lama berada di dalam tubuh Miranda ini. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MirandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang