Part 26

225 40 15
                                    

Apa kabar?

***

Nafas Lisa memburu tak karuan, dalam otaknya saat ini hanya ada Minnie. Mengingat perbuatan kejamnya pada Minnie hingga menewaskan ayah Minnie membuat Lisa merasa menjadi orang paling jahat di muka bumi ini.

"Kenapa lo baru kasih tau ke gue si bam? Setelah apa yang udah gue perbuat ke Minnie? KENAPAA BAM?" Lisa menggebrak meja di hadapannya dengan kuat, hingga seluruh atensi tertuju pada  mereka bertiga.

Bam bam hanya menatap Lisa dengan heran tanpa berniat menjawab pertanyaan Lisa.

"Maksud lo apaan bam?"

Sekarang gantian Bam bam yang berdiri dengan jari telunjuk yang terulur ke arah Lisa. Matanya memicing dengan senyuman miring terpatri di wajahnya. "What did you just say? Bukannya lo yang asal ambil keputusan tanpa cari tahu dulu faktanya? Dan sekarang lo mau cari perlindungan dengan nyalahin gue gapernah bilang hal ini ke lo?"

Lisa terdiam mendengar ujaran Bam bam yang memang sangat tepat menusuknya."Dan satu lagi, bahkan disaat sepupu Minnie mau di operasi, lo dimana Li? Dia bahkan terpuruk sampai mau jual dirinya sendiri buat bayar biaya operasi, udah gitu bokapnya baru selesai sakit. Yakin lo masih sahabatnya?"

Lisa semakin tertunduk, ia merasa miris pada dirinya sendiri. Mengapa ia bisa meragukan sahabat yang bahkan telah mememani separuh hidupnya. Tangan Jackson terurai perlahan mengusap punggung Lisa dengan halus, menenangkan Lisa saat ini.

"Gue ga marah kok sama lo Li, cuma kecewa aja, pertamanan kita ternyata serendah itu ya. Mending sekarang lo cari Minnie jelasin semuanya sama Minnie, dan cari manusia biadab yang udah ngelakuin semua ini, gue pasti bantu lo. Tapi untuk saat ini, gue harus menjernihkan pikiran dulu." Bam bam mengusap sebentar kepala Lisa. Ia kemudian berjalan pergi menyisakan Lisa yang masih terduduk menangis ditemani Jackson.

"Jack, gue pengecut ya."

Jackson menggelengkan kepalanya. Menarik kepala Lisa agar menghadap padanya. "No, kamu bukan pengecut. Semua manusia pernah melakukan kesalahan, dan mungkin ini saatnya untuk kamu."

"Ini bukan cuma kesalahan biasa, gue sampai bunuh ayah dari sahabat yang udah gue anggap sebagai saudara gue." tatapan Lisa kian kosong.

Jackson menghela nafasnya sebentar. "Gini deh, ini bukan sepenuhnya salah kamu. Menurut saya ini kesalahan kalian berdua, Minnie seharusnya lebih terbuka ke kamu, dan kamu seharusnya lebih percaya pada Minnie. Daripada kamu merenung mengasihani diri sendiri, lebih baik sekarang kamu balas dendam Minnie, dengan cara cari orang yang udah bikin kalian begini. "

Apa yang diucapkan Jackson ada benarnya juga, ini bukan dirinya. Lisa bukan seseorang yang mudah menyerah dengan keadaan. Se sulit apa pun keadaannya ia pasti berusaha menghadapi, bukan terjatuh seperti ini.

"Kamu tenang aja, saya bakalan selalu ada dan bantu kamu, kapan pun kamu butuhkan saya." Lisa tersenyum sebentar, ia menatap lurus pada Jackson. "Menurut gue, lo satu-satunya hadiah terbaik dari GD yang dikasih ke gue. I'm lucky to have you."

Pipi Jackson memerah mendengar ucapan Lisa. Kenapa ia bisa larut pada Lisa, padahal sebelumnya jangankan berbicara, melihat wanita saja ia tidak ikhlas.

"Pipi lo merah." Lisa tertawa memandangi wajah salting Jackson saat ini.

Hal ini lantas membuat seseorang di ujung kaca yang menyaksikan mereka sedari tadi naik pitam.

"Masih bisa ketawa ya lo? Tunggu aja habis ini, gue ambil semua milik lo tanpa sisa."

* * *

BAD GIRL (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang