👑 PROLOG 👑

3.7K 226 16
                                    

Seorang gadis terduduk lemas dilantai kantin mewah milik Alexander Internasional High School. Tampilan gadis itu tidak bisa lagi dikatakan baik-baik saja. Bagaimana tidak, rambutnya yang berantakan, baju yang terbuka setengah dan sudah menampilkan leher jenjangnya. Ditambah lagi suara tangisan yang begitu memilukan bagi siapapun yang mendengarnya .

Wajah cantiknya kini memerah akibat air mata yang tak berhenti mengalir. Rambutnya yang berantakan itu telah basah bercampur aroma kuah bakso yang menguar. Seragam yang awalnya bersih, kini berlumuran saus bakso.

Entah seberapa kotornya gadis itu saat ini. Sepatunya hilang sebelah entah kemana. Intinya, keadaan gadis itu sangat kacau. Seluruh pasang mata melihatnya begitu kasihan. Gadis malang itu, tak bisa berkutik sama sekali.

Lain lagi dengan seorang gadis berparas seperti boneka barbie yang sedang duduk dengan angkuh di salah satu meja kantin. Menatap nyalang sang korban yang telah membangunkan sisi iblis dalam dirinya. Tangannya terangkat mengambil sekaleng cola yang ada di meja. Kemudian meneguk cola tersebut dengan tenang dan anggun. Ah, ternyata ketenangannya hanyalah sementara.

Yang terjadi selanjutnya, Ia berdiri dari duduknya tanpa sepatah kata. Matanya tajam menelisik ke arah gadis yang kini masih belum berhenti menangis. Jiwa iblisnya belum merasa puas dengan pemandangan yang ada di depannya . Sungguh, menyakiti gadis lemah itu adalah kesukaannya . Perlahan, Ia melangkah dengan tenang. Wajah tegasnya kini berubah menjadi seringaian mengerikan.

Tak berselang lama, cola ditangannya kini meluncur dengan bebas mengenai gadis lemah tadi, gadis itu terkejut atas perbuatannya.

"Oops! Sorry ga sengaja." Ucapnya sambil membuang kaleng cola itu sembarangan.

Seringaian semakin lebar di bibirnya. Mengabaikan tatapan ngeri dari seluruh penjuru mata. Yang hanya bisa bungkam tak berkutik.

"Jangan lemah, Irene. Gue gak suka."

Gadis yang masih menangis itu mendongakkan kepala ketika namanya dipanggil . Matanya memancarkan permohonan agar di lepaskan oleh lima iblis di depannya. Seakan belum puas, tangan gadis bergigi kelinci terulur untuk menjambak rambut tebal Irene.

"Ewhh! Bahkan, sarang burung lebih baik dari rambut lo. Menjijikan!" Sarkas gadis bertubuh kecil yang sekali lagi menghentakkan rambut Irene ke belakang dengan keras. Membuat Irene hampir terjungkal jika saja tidak mampu menjaga keseimbangannya.

"Anyway, lo itu lebih rendah dari seorang jalang, Irene. Bahkan dunia pun udah ga pantes lagi buat Lo." Wajah gadis berparas boneka barbie itu semakin puas melihat Irene yang kesakitan dan menangis tanpa henti. Sepertinya ia adalah pemimpin dari sekelompok gadis yang tak berperasaan ini.

"Mau gue saranin ngga cara mati dengan cepat, bitch?" Pertanyaan itu diikuti dengan tawa yang keras oleh pemimpin dari kelompok iblis ini. Tawa yang tidak dapat diartikan sebagai tawa kebahagiaan. Melainkan tawa mengerikan yang mampu membuat siapapun takut mendengarnya.

"Ahh, wait wait tapi gue masih mau nyiksa lo sih. Jadi jangan mati dulu." Irene masih duduk lemas mencoba bertahan dengan iblis berwajah seperti boneka barbie di depannya.

Kemudian, Irene mencoba mendongakkan kepala melihat para gadis cantik di depannya. Ahh, bahkan wajah para gadis ini terlihat seperti bidadari dari dunia nyata, namun jangan mudah tertipu oleh wajah mereka. Karena nyatanya, hati mereka busuk seperti iblis. Sungguh disayangkan.

"Uhh kenapa sayang? Sakit ya ututu. Eh atau mau balas kita?" Tanya sang gadis berambut hitam panjang sambil mensejajarkan dirinya dengan Irene. Di usapnya pipi Irene dengan lembut. Matanya menatap netra Irene dengan tenang.

BAD GIRL (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang