Tamu bulanan

12.7K 726 2
                                    

"Tadi ngobrol apa aja sama Mamah?" tanya Revan, tadi sebelum ke Super market mereka berkunjung ke Rumah orang tuanya.

"Ngga ngobrol apa-apa, biasa aja cuma nanyain di sekolah gimana, Bunda sama Ayah gue apa kabar sama nanyain lo udah berubah apa belum,"

"Terus lo jawab apa?"

"Yang mana?" bingung Viona.

"Yang Mamah nanyain gue, berubah apa belum,"

"Ya belum lah, orang lo gada yang perubahan,"

"Gue udah berubaah juga," balas Revan sambil terus menyetir sesekali menengok ke kiri ke arah Viona.

"Berbuah jadi apa Van? Balmond, Miya, Layla, Kagura, Hayabusa atau Nana?" ucap Viona menyebutkan nama-nama di game yang dia mainkan.

"Sinting," jawab Revan malas.

"Oh lo berubah jadi sinting, kalau itu mah bener, pake banget,"

"Tau ah gue kesel sama lo," balas Revan mempokuskan pandanganya ke depan.

"Laki dong pan laki," ucap Viona namun tak di gubris oleh Revan.

"Ga asik lo, gue ngambek," ucap Viona menyilang tanganya di depan dada dan mempokuskan matanya ke jendela mobil.

Revan yang mendengar rintihan dari Viona yang sedang memegang perutnya seperti menahan sakit.

"Lo, kenapa?"

Viona tidak menjawab, dia terus meringis memegangi bagian perutnya, yang terasa sakit.

Revan yang panik pun jadi bingung sendiri karna Viona tidak menjawab.

"Perut lo sakit, mau kedokter buat periksa?" tanya Revan lagi setelah menghentikan mobilnya di pinggir jalan.

Viona menggeleng dia segera mengambil ponselnya dan mengecek tanggal, ternyata dia kedatangan tamu bulanan.

"Van, puter balik ke supermarket,"

"Lah, mau ngapain?"

"Udah, cepet mumpung belom jauh-jauh amat,"

Revan menurut dan memputer balikan mobilnya menuju supermarket tadi.

"Lo mau apa kesini lagi, kan tadi udah di beli semuanya yang abis di Rumah?" tanya Revan ketika sudah memberhentikan mobilnya di parkiran Super market.

"Beliin gua pembalut," pinta Viona dengan suara kecil.

"Ngomong yang jelas Na,"

"Emm a-anu Van," gugup Viona.

"Apa anu-anu, oh lo mau anu ngapain ngajak ke Super market bukan ke hotel," jawab Revan yang sangat ngaur membuat Viona sangat ingin menabok otak Revan., tapi tidak mungkin niatnya itu harus Viona hilangkan untuk sementara lagian mana bisa otak di tabok yang bisa itu kepala.

"Mau kemana?" tanya Viona ketika Revan ingin menyalakan mesin mobil.

"Hotel,"

REVANDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang