2 - Way Back Home

73 7 0
                                    

2

Way Back Home

            Ringgkikan kuda terdengar kencang memenuhi jalanan. Suaranya yang terdengar berat dan lelah sangat terdengar ditambah liurnya yang sudah menggantung di mulutnya. Perjalanan sudah memakan waktu lebih dari 3 jam tanpa istirahat membuat mereka merasa harus meneguk air segar secepatnya. Diatas kuda tersebut, seorang pria sedang menunggang dengan senyum yang merekah. Setelah 7 tahun tinggal jauh dari keluarganya, akhirnya dia kembali untuk pertama kalinya. “Go, Hugo! Sebentar lagi kita akan tiba”, teriaknya bahagia. “Tunggu, Tuan! Kami semua masih tertinggal jauh dibelakang”, tak kalah kerasnya teriakkan Marco yang terdengar sangat kerepotan mengejar tuannya. Ditambah dengan jumlah tas yanng dibawa tuannya di kuda miliknya membuat Marco dan kudanya tidak bisa berlari sekencang itu. Usia Marco pun sudah kurang mendukung untuk menjaga kestabilannya diatas kuda yang berlari kencang. “Cepatlah, aku sudah tidak sabar”, jawab sang pria tersebut. Memang dia sudah lama menunggu akan tibanya hari ini.

            Di dapur suasana tidak kalah repotnya, Paula sedang memotong-motong daging dan sayuran dengan cepatnya. Marie menyiapkan Melton Mowbray Pork Pie yang menjadi kesukaan Mr. Hermington, Tidak lupa tersedia juga Welsh raberit, dengan keju dan roti panggang yang ditaburi dengan Cheddar, Mustard, beer sauce, dan StiltonBeef yang dicampur jadi satu memberikan rasa yang sangat menggugah selera,  selain itu ada Beef Wellington, daging sapi yang di fillet dan ditutupi pastry.Ada juga kehangatan Lancashire hotpot yang akan membuat lidahmu menari-nari. “Cepat bawa semua makanan yang sudah jadi ke atas meja makan, seperti tuan muda akan segera tiba. Aku merasakan derap kuda semakin kencang, “teriak Paula kepada seluruh awak dapur. “Bergetar memenuhi seisi dapur ini”, bisik Larry sambil cekikikan pada Bob yang sedang memotong-motong daging sapi panggang. Paula dan Marie menderapkan kaki mereka ke arah meja makan sambil mengangkat beberapa piring dan peralatan makan lainnya di atas rak dorong.

            Aku dan Pierre sedang merapihkan gerobak di samping halaman dapur. Sisa-sisa sayuran yang terlepas dari ikatannya terlihat lumayan untuk kusulap menjadi soup untuk Trent dan nenek. Lebih beruntung lagi kalau Paula bersedia memberiku sedikit tulang sapi ataupun dagingnya yang lezat itu. Kalau sampai terjadi, maka bukan hanya si tuan muda itu saja yang berpesta. Hari ini aku pun akan berpesta. Setidaknya hari ini akan kubuatkan juga soup dan roti untuk Pierre juga Miss Bucket. Terutama setelah melihat wajah Pierre tak ubahnya bagai kuda yang dipaksa berlari-lari kencang. Untung air liurnya tak juga menetes seperti seekor kuda.

“Ayo kita pulang”, sahut Pierre

“Tunggu, aku mau bertemu Paula dulu sekali lagi”

“Untuk apa?”

“Sepertinya ada tulang sapi tersisa disana. Lumayan untuk membuat kaldu”

“Boleh juga idemu, baiklah. Mungkin kamu bisa masuk ke dapur untuk mencarinya”

Aku mencoba masuk ke dalam dapur yang riuh itu, kucoba menuju ke meja tempat para pemasak memotong daging. Aku melihat masih ada sisa-sisa potongan daging yang berantakan namun tetap wangi daging tersebut menusuk sampai ke dalam otakku. “Permisi, bolehkah aku mengambil sisa-sisa daging ini? Kulihat Paula sedang sangat sibuk sekarang. Maka dari itu aku tidak berani menggangunya.” Melihat ini Larry dan Bob mengangguk dan tersenyum sambil bergeser agar aku bisa mendekat dan mengambil beberapa daging dan tulang tersebut. Kucari wadah untuk menaruhnnya, kusingkap kantung kecil di dalam celemekku. Lalu kuambil itu semua. Aku yakin Paula pasti mengizinkan.  Di otakku sudah terlukis wajah Trent yang makan dengan lahap dan nenek yang tetap makan dengan lama. Sambil meniup sesendok demi sesendok soup dengan daging sapi yang lembut. Tidak lupa Pierre dan Miss Bucket yang pastinya akan kekenyangan malam ini. Aku bisa pastikan mereka semua akan berpesta seperti keluarga Hermington, Walau hanya dengan bahan yang seadanya.  Setelah mengambil semuanya itu, tidak lupa aku mengucapkan terima kasih kepada Larry dan Bob. Juga kepada karyawan lainnya di dapur tersebut sambil mengambil langkah-langkah kecil untuk pergi ke halaman samping menemui Pierre dan pulang ke rumah.

CoinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang