Nanda mengikuti langkah panjang chelvin ke area parkir, tak lama dahinya menabrak badan tinggi chelvin yang tiba-tiba berhenti didepannya. Chelvin pun mulai memasukan kontak ke arah motor sport berwarna hitam dengan corak merah. Nanda mengernyit dan memperhatikan motor itu, berasa pernah lihat tapi dimana?"Loh ini kan motor yang tadi pagi hampir nabrak gue"
Chelvin menoleh dan tersenyum kikuk.
"Hehe sorry gak sengaja lagian siapa suruh berdiri dijalan"
Nanda tak habis pikir dengan orang ini, kenapa sih harus ngerusuh dihidupnya.
"Lu tau nggak gara-gara lu gue kaget trus jatoh, diketawain, anjir malu banget kampret. Mau ditaruh dimana nih muka gue untung kak sean udah pergi coba kalo masih ada kan gak elegan banget gue jadinya. Seorang winanda jatuh karena kaget suara klakson hmm"
Cerocosan nanda hanya menjadi angin lalu buat chelvin, dia heran kok ada sih orang yang bawelnya minta ampun begini padahal belum aja chelvin denger teriakan membahana seorang winanda berserta keluarganya beh auto pingsan kali.
"Udah belum ceritanya?"
"Udah"
Chelvin menyodorkan helm kearah nanda, yang tentu saja membuat nanda bingung berasa mikir pake helm gitu?
"Biar safety, buru pake"
Seperti bisa membaca pikiran nanda chelvin menyerahkan helmnya ke tangan nanda, nanda menerima dan memakainya tanpa mengaitkan helmnya karena nanda jarang banget naik motor, dia lebih sering naik taksi online atau diantar jemput sean sekalinya naik motor dengan rendi dia gak pernah pake helm. Kata nanda ngapain sih naik motor pake helm udah ribet berat lagi.
"Sini gue pakein, diem ya"
Chelvin menghampiri nanda dan memakaikan helm dan mengklik helmnya dengan mudah. Nanda hanya diam memperhatikan kedua sepatu milik chelvin, jantungnya udah degdegan gak tau kenapa mungkin karena dia baru merasakan sedekat ini sama cowok selain keluarganya.
"Dah buru naik"
Bukannya naik nanda malah mikir lagi, ini gimana naiknya? Motor segede dan setinggi ini, kakinya aja pendek.
"Pegangan di pundak gue, gak bakal jatoh kok"
Seolah tau jalan pikiran nanda, bahkan membuat nanda berpikir nih orang cenayang ya? Apa pesulap kok bisa baca pikiran.
Motor merekapun melaju ke arah salahsatu mall terbesar dijakarta.
💙💙💙
Kini nanda tengah sibuk memilih buku bacaan yang diincarnya sejak beberapa hari yang lalu, buku tentang romansa anak muda yang entah apalah chelvin saja gak tau. Sedangkan chelvin hanya mengekorinya, dia terlalu malas untuk melihat lihat buku bacaan yang terjejer rapi dirak buku. Bagi chelvin jika bukan karena tugas kuliah dia gak bakalan tuh yang namanya buka buku mending mabar di hp asik.
Setelah memilih buku bacaan nanda berjalan ke kasir dan membayar buku yang sudah dipilih dan tentu saja chelvin masih setia mengekor. Melihat chelvin mengekori nanda membuat mbak-mbak kasir tersenyum ke arah mereka tentu saja nanda menjengit heran, kenapa nih mbak kasir? Kesambet.
"Totalnya 185.000 kak, mau debit atau cash?"
"Debit aja deh mba"
Nanda menyodorkan kartu debit dan sekali lagi merasa heran dengan mbak kasir yang tersenyum lebar kearah chelvin.
" Yang dibelakang pacarnya ya mba? Ganteng."
Mbak kasir bertanya ke arah nanda sambil mencuri pandang ke chelvin.
Sontak saja nanda melototkan matanya."Eh bukan kok kita cuma... "
"Sayang, udah belum beli bajunya? Pengin ke game center nih"
Nanda menoleh mendapati chelvin yang kini memegang pundaknya dengan senyuman anehnya dan alis yang dinaik turunkan. Nanda heran apa-apaan nih orang, ngehalu apa gimana? Sayang? Ingin rasanya nanda membanting chelvin.
"Mbaknya udah selesai kok, ini mbak kartu debitnya"
Mbak kasir menyerahkan kartu debitnya."Makasih ya mbak"
Chelvin menerima kartu dengan senyum menawannya."Kalo boleh tau masnya namanya siapa yah?"
nanda ngeblank ini apaan sih dia ingin ngomong tapi kepotong mulu.
"Mbaknya cukup mandang muka saja gak usah minta lebih, ntar pacar saya ngamuk. Galak soalnya hehe"
Senyum chelvin membuat mbak kasir malu, tapi tidak mengurangi rasa kagum mba kasir ke chelvin.
"Gue bisa denger ya lu ngomong apa?"
Nanda mendengus kesal."Tuhkan yang saya bilang bener. Duluan ya mba"
Chelvin mengambil buku nanda yang sudah dihitung dan bergerak menggandeng nanda mengajaknya keluar. Tentu saja nanda mengikuti dengan sumpah serapah dari mulutnya, keputusan nanda untuk ikut dengan chelvin adalah salah besar dirinya malah dibuat kesal dengan manusia satu ini.
"Lah ngapain lu ngajak gue kesini?"
Mereka kini berada di game center yang ada dimall tersebut. Nanda mendengus lagi hingga membuat chelvin heran, nih cewek kenapa sih marah mulu heran deh.
"Ya gakpapa dong biar refreshing gitu biar mood lu balik gak ngomel mulu"
"Tapi ini permainan buat anak kecil"
"Emang anak kecil doang, Udah gue jamin lu pasti seneng."
Mereka mulai bermain beberapa game yang menurut mereka menarik, nanda pun tersenyum cerah, tidak buruk juga bermain disini. Moodnya perlahan luntur dia tidak lagi ngomel dan marah-marah ke chelvin, dia sudah berdamai dan melupakan sebentar kekesalannya terhadap chelvin.
💙💙💙
"Huhh capek juga yah?"
"Tapi seru kan?"
Nanda hanya mengangguk, mengiyakan chelvin bahwa tadi itu seru. Mereka kini tengah beristrahat dan duduk disalah satu bangku yang biasa diduduki saat sedang menunggu.
Kruyuk!kruyuk
Chelvin menoleh dan melihat nanda kini tengah memegangin perutnya.
"Lu laper ya? Yuk cari makan"
Chelvin bangkit, mengulurkan tangannya kearah nanda. Nanda menerima uluran tangan chelvin karena dia merasa dia capek jadi butuh pegangan.
Mereka melangkah kaki menuju foodcourt yang ada disana, mereka menuju restoran ayam yang terkenal dengan antrian yang lumayan banyak.
Mereka mendudukan pantat ke meja yang kosong disamping kaca besar yang menghadap langsung ke arah lalu lalang mall, chelvin berjalan meninggalkan nanda tentu saja untuk memesan makanan mereka berdua.
Sambil menunggu nanda mengeluarkan hp dan memainkan hp nya untuk mengusir rasa bosan sesekali dirinya melirik kaca yang menampilkan pemandangan orang yang lalu lalang di mall. Matanya tak sengaja menemukan sosok pria bertubuh tinggi dengan setelan kaos hitam panjang, celana panjang dan topi hitam tengah berjalan dengan seorang gadis berambut panjang dan memakai gaun selutut berwarna merah. Meskipun dia tidak bisa melihat jelas wajah mereka tapi dia yakin perawakan pria itu mirip seseorang. Iya mirip sean danendra pujaan hati nanda. Tapi tak yakin, pasalnya sean bilang jika dirinya tengah disibukan dengan rapat himpunan. Dia jadi bingung sosok itu mirip dengan sean dari pakaian yang dipakai hingga postur badannya tapi dia juga berpikir jika sean gak mungkin bohong.
Saat dirinya berdiri hendak mengejar sosok yang membuatnya penasaran, chelvin datang dengan seorang pelayan membawa pesanan mereka.
Karena lapar dan nanda yang tak yakin pun memilih duduk kembali dan menyantap makanannya.To be countinue
Hai guys huhu makin flop gak sih? Pengin bikin momen wenyeol tapi malah adsurb begini🤗 semoga suka ya hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
find happines [✓]
Fanfiction"lu udah pernah ngerebut kebahagian gue, sean. dan gue gak bakal biarin lu bahagia sama dia " ~Chelvin