B. Raka Bangsat

7.8K 304 24
                                    

Langsung Hantam Tombol VOTE, Boys!

PERINGATAN

Jika anda membaca cerita ini artinya anda paham dan menyetujui semua yang tertulis di sini sesuai dengan apa yang sudah dijelaskan dalam kolom deskripsi detail cerita ini.

Sesuai Tag, cerita ini untuk 21+ Banyak adegan dewasa dan bahasa yang kotor.
Jika anda berada di bawah umur tersebut, harap tinggalkan lapak ini.

Bertema Laki x Laki. LGBT. Dalam cerita ini konteksnya masuk dalam kategori Gay.
Bagi yang anti atau tidak sesuai selera, juga dipersilahkan untuk meninggalkan lapak ini.

Jika setelah membaca peringatan di atas dan anda tetap melanjutkan membaca, Anda dinyatakan telah paham dan menyetujui semua peringat yang tertera tanpa terkecuali dan menerima semua yang tertulis dalam cerita ini.

======= X =======

Ada tiga point penyemangat buat update Cerita gua ini, Akbar Fariza :

Follow, bagi yang belom.
Vote, tinggal mencet.
Komen, tinggal ketik.

Supaya gua nggak mager ngetik lanjutan disela-sela kerjaan kantor yang banyak berdatangan.

Lanjut ke cerita. Kali ini muncul kejadian yang nggak terduga. Gua terkejut, bahkan sangat terkejut terutama ketika mengetahui fakta bahwa dunia perhomoan ini nyatanya sudah cukup luas. Dan mereka selalu ada di sekitar kita.

Akan menjadi awal dalam hidup gua untuk melihat sisi lain dari dunia. Ada banyak genre kehidupan di dunia yang sempit ini dan gua telah membuka salah satunya. Gay World.

Note : Setiap ada tanda *+*+* itu artinya berganti Sudut Pandang atau Point of View.
Kalo tanda *+*+* 💦💦💦 *+*+* itu cuma berganti situasi atau tempat.

======= X =======

Seminggu yang lalu ada sebuah pelantikan dan gua mendapat jabatan baru sebagai Kepala Subbagian Kepegawaian. Ini bukan jabatan yang gua inginkan dan bukan jabatan yang cukup luar biasa bagi gua, tapi ini nggak begitu buruk. Gua sadar dengan umur yang masih sulit untuk diperhitungkan meski pangkat dan golongan gua udah cukup tinggi. Ada terlalu banyak fraksi di jaman pemerintahan baru jadi gua cuma bisa terima nasib.

Hanya dalam beberapa hari terakhir gua langsung disibukkan dengan pertemuan serta sambutan ucapan selamat dari para staf bawahan dan kawan dari berbagai kalangan yang tentu cukup membuat lelah.

"Vira, tolong kalo ada yang cari saya bilang saya lagi keluar." Ujar gua pada salah satu staf yang baru aja meminta sebuah tanda tangan. "Kecuali kalo ada pejabat datang."

"Siap, Pak." Jawabnya cukup bersemangat lalu menutup pintu keluar.

Gua kira minggu ini akan menjadi hari yang tenang karena Bima sedang ada urusan ke luar kota. Begitu pun dengan Wendy yang sedang mendapat project baru di beberapa kota besar. Tapi nyatanya nggak demikian dan gua malah makin repot juga gelisah karena seminggu ini kontol gua belom muncrat. Dan gua bukan tipe orang yang suka melakukan onani atau Jajan kalo lagi nggak ada pelampiasan. Jadi yang bisa gua lakukan untuk saat ini cuma menahan hasrat sampai Wendy atau Bima pulang.

Gua menghela napas. Lagipula masih ada banyak pekerjaan yang harus gua periksa. Namun baru aja gua mau membuka salah satu berkas laporan, terdengar suara pintu kembali di ketuk. Gua lagi-lagi menghela napas. Kali ini siapa lagi? Dan ketika pintu terbuka gua makin menghela napas--bukan karena kesel melainkan lebih ke arah lucu. Nyesel gua udah khawatir.

"Pagi Pak Akbar." Ujarnya sok sopan, masuk ke dalam ruangan lalu menghampiri gua. "Maaf mengganggu, saya mau minta sumbangan boleh?" Gua pengen ketawa liatnya tapi gua tahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(MxM) CERITA SEORANG AKBAR (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang