#Kalian wajib buka vid di atas yang uda aku up ke yt ya hehehe. Tinggal pencet link yg ada di bio aku. Harus liat!
Tiga tahun kemudian....
"Eh sumpah nggak kerasa banget ya ada pameran buku lagi, terakhir kapan sih?" Tanya gadis berbadan pendek itu, namanya Yeseo.
Yang di sebelahnya tampak memasang wajah berfikir nya. "Nggak tau deh? Setau gw pas itu kak Doyoung hiatus dan itu bisa di bilang cukup lama banget hiatusnya." Jawab anak gadis lainnya, namanya Dahyun.
Yeseo mengangguk setuju. Bisanya Doyoung akan mengadakan pameran buku-buku barunya setiap tahunnya. Tapi pamerannya di hiatus kan 2 tahun, bahkan saat para penulis mendatangi suatu acara Doyoung tidak ikut hadir disana dengan penulis lainnya. Seperti Suyeon, Jiyoon, Yohan dan masih banyak.
"Eh Yeseo, lo udah baca buku baru yang baru banget terbit punya kak Doyoung belum?" Tanya Dahyun antusias.
Yeseo mengangguk antusias seperti Dahyun lalu menghela nafasnya. "Udah lah jelas! Cerita punya kak Doyoung nggak pernah mengecewakan. Tapi ceritanya sedih banget, gw nangis waktu bacanya...,"
"Nggak jauh beda sama gw kok. Dibagian akhir juga di cantumin kalau itu kejadian nyata, bukan sembarangan fiksi.. Lo penasaran nggak sih siapa orangnya?"
"Kayaknya ini ada sangkut pautnya sama pesawat yang hil–"
"Kalian kenapa masih disini?"
Perkataan Yeseo terpotong saat ada suara lain yang menginterupsi. Saat kedua gadis itu menoleh, mereka menemukan Doyoung yang sedang berdiri di belakang mereka berdua sambil tersenyum manis. Walaupun bukan senyuman yang biasanya.
"Eh kak Doyoung!" Pekik mereka berdua yang kaget.
Doyoung cuma bisa ketawa kecil waktu melihat kedua gadis ini yang kaget sama kehadirannya.
"Hai gadis-gadis. Udahan dulu yuk gosipnya? Mending kalian buru-buru ke aula gih, nanti mau ada sesi tanya jawab. Siapa tau nanti ada sesuatu yang mau kalian tanyain ke kakak."
-
Keadaan di ruangan aula cukup ramau karena sebentar lagi akan ada sesi tanya jawab pada Doyoung, mereka cukup antusias karena Doyoung sudah kembali dan ada banyak hal yang ingin di tanyakan kemana penulis manis itu menghilang selama 3 tahun lamanya.
"Kapan nikah?" Tanya seorang pria yang memakai hoodie berwarna putih dan topi hitamnya. Pertanyaan itu sontak di sorak oleh orang-orang disana.
Doyoung ketawa nanggepin pertanyaan yang di lempar untuknya. Dia berdeham pelan. "Sebenarnya ini uda sering di tanya sama banyak orang. Tapi balik lagi ke jawaban yang dulu. Belum. Belum mau, soalnya saya masih nunggu orang untuk pulang ke saya. Walaupun agaknya sedikit mustahil sih ya? Hahaha."
"Selama tiga tahun belakang ini, kak Doyoung kemana? Kenapa nggak pernah hadirin pameran dan selalu absen waktu para penulis lain hadiri acara penting?"
Doyoung memasang wajah dengan sok memikir. "Kemana ya?" Tanya Doyoung balik sambil ketawa pelan.
Dia berdeham pelan. "Saya ada kok, cuma emang jarang keluar. Keluar pun diem-diem. Sekarang udah muncul lagi di hadapan banyak orang."
Doyoung melirik pada Yeseo saat gadis itu mengangkat tangannya tinggi-tinggi sambil sedikit meloncat karena tinggi badannya yang kurang.
"Yeseo mau nanya apa?"
Gadis kecil itu nyengir terus sedikit maju ke depan biar keliatan sama Doyoung.
"Buku baru yang judulnya 'Pulang' ini memangnya bener ya dari kisah nyata?"
Doyoung cukup terdiam beberapa saat saat mendapatkan pertanyaan yang sebenarnya dia hindari. Bahkan satu aula juga tampak sunyi karena melihat Doyoung yang tiba-tiba terdiam.
Dan itu membuat Yeseo merasa bersalah belum lagi sikut nya yang di senggol oleh Dahyun.
"Kak.., kalau pertanyaan saya nggak bisa di jawab nggak apa–"
Doyoung menggeleng kecil. "Nggak. Bisa kok."
"Cerita itu memang kisah nyata. Kalau semisalnya kalian nanya kisah siapa itu, itu kisah nyata 3 tahun lalu yang saya alami bersama tunangan saya.., kalian pasti tau kejadian pesawat xxx yang hilang itu kan?"
Semua orang yang berada di aula mengangguk dengan kompak. Raut wajah mereka tampak serius mendengar penjelasan Doyoung.
"Pilot yang bawa pesawat itu tunangan saya, Watanabe Haruto. Dulu saya selalu menyangkal kalau dia pasti bakalan balik lagi, tapi semuanya sia-sia. Perasaan dulu benar-benar campur aduk, sampai aku sendiri menahan rindu setengah mati.., dan aku mutusin untuk menyalurkan rasa rindu ini kedalam bentuk cerita.. Walaupun nggak terobati semuanya tapi setidaknya itu cukup buat saya tenang."
"Perasaan kak Doyoung bagaimana sekarang?"
Laki-laki manis itu tersenyum sampai matanya sedikit menyipit.
"Saya ikhlas..., tapi saya rindu."
-
Doyoung membuka pelan pintu apartment lamanya dengan pelan, apartemen yang sudah dia tinggalkan 3 tahun lalu karena merasa tidak kuat dengan semua isi kenangannya berasama Haruto di apartemen ini.
Bersih. Tidak kotor sedikit pun karena Doyoung selalu datang kemari seminggu sekali untuk membersihkannya.
Kakinya berjalan menuju kamarnya bersama Haruto dulu lalu termenung di depannya. Kilasan masa lalu bersama Haruto terlintas di benaknya, rasanya masih sedikit tidak percaya jika Haruto sudah tidak ada di sisinya.
"Perasaan baru kemarin kamu izin kerja.. Sekarang udah nggak pulang lagi ya?"
Dia merebahkan badannya di atas tempat tidur empuk itu lalu memejamkan matanya saat dia mengingat berita buruk yang menimpa Haruto.
Dadanya kembali sesak. Air matanya turun dengan perlahan, mencoba tetap tegar dengan semuanya.
"Aku kangen banget sama kamu.., kamu kangen aku nggak, ruto?"
"Masih betah ya di atas sana? Masih pengen ajak penumpang kamu jalan-jalan dulu yang lama ya?"
"Ini uda 3 tahun tapi entah kenapa aku masih asing sama keadaan sekarang, walaupun aku uda ikhlas sama semunya.."
Doyoung menghela nafasnya pelan-pelan. Tersenyum tipis karena bagaimana pun dia sudah bisa berdamai dengan keadaan sekarang walaupun masih asing untuknya.
Tapi rasa rindu itu tetap selalu ada.
Dia ikhlas..
Tapi dia tetap rindu pada seorang yang tersayang.
-
End.
Plotnya kek asu. TAMAT YEEEYY
Terimakasih kepada bu wootanabaes karena sudah mau membantu saya untuk buat videonya! HAHAHA
Fluff kan. Dikit🤏