Brak!
Doyoung melemparkan benda persegi panjang itu ke tembok hingga membuat kacanya sedikit retak. Tangannya terangkat untuk meremas rambutnya dengan kencang. Tangisannya keluar dengan pilu, dadanya sangat sesak.
Tolong katakan padanya kalau semua ini hanya mimpi untuknya.
Dia benar-benar tidak siap. Dia tidak siap untuk di tinggal oleh haruto.
"Kamu bohongin aku ruto..?"
"Mana janji kamu?"
"Kamu bilang bakalan pulang kan?"
"Mana ruto..? MANA JANJI KAMU!!"
Doyoung meraung-raung dengan memukul dadanya yang terasa semakin sesak, dia seperti ingin di cabut nyawanya dengan perlahan.
"Hiks..., haruto... haruto... Pulang.., jangan tinggalin aku.."
Matanya menatap fotonya dengan Haruto yang dia pajang di nakas samping tempat tidurnya. Senyuman keduanya sangat lebar seakan memancarkan kebahagiaannya masing-masing.
Tangisannya semakin kencang bahkan Donghyun dan Jeongwoo yang baru datang pun bisa mendengarnya dari luar apartemen ini.
"Doyoung.."
Doyoung menoleh dan menemukan kedua temannya yang sedang berdiri didepan pintu kamarnya dengan tatapan sendu.
Dia berdiri lalu menghampiri Jeongwoo yang sedang terdiam. Tangannya terangkat untuk mencengkram kerah baju yang di pakai lelaki tinggi itu.
"Bawa haruto pulang.., gw mau dia pulang woo.."
"Maaf. Gw sama tim yang lain nggak bisa, kita udah semaksimal mungkin tapi Tuhan uda lebih dulu berkehendak doy.., ikhlasin ya?"
Doyoung menggelengkan kepalanya ribut. Air matanya berceceran di lantai kamar yang tampak dingin itu, badannya merosot kebawah dan menangis semakin kencang sambil memanggil nama Haruto.
"Doyoung," Donghyun– teman Doyoung langsung memeluk erat badan sahabatnya yang sangat tampak rapuh itu. Ikut menangis karena dia juga salah satu sahabat Haruto, mendengar berita buruk ini juga sangat terpukul untuknya.
"Nggak bisa.., gw nggak bisa.. Pulang.. Haruto pulanggg!!!"
-
-
Tbc.
Belum ending. Sans👍