3 Desember...
Flashback waktu pdkt.
"Harutoooo!!! Emangnya kamu mau ajak aku makan dimana!!!!???" Doyoung harus sedikit berteriak agar suaranya dapat di dengar oleh Haruto yang sedang mengendarai motornya.
"Aduh doy, jangan teriak juga malu weh!" Keluh Haruto sambil melirik kearah sekitar. Malu dia.
Bibir si manis maju beberapa senti. "Kan biar kedengeran aku bilang apa."
Haruto langsung ketawa kecil. Dia gemes sama Doyoung, bahkan selalu gemes sama cowok manis yang lagi dia bonceng di belakang ini. Dari pertama kali kenalan sampe akhirnya dia berani untuk pendekatan lebih sama si manis.
Iya. Haruto menaruh rasa sama si manis ini.
"Aku kan bawa motornya pelan. Nggak ngebut, jadi masih bisa kedengaran sayangku."
Sayang katanya.
Pipi Doyoung sedikit bersemu merah karena malu. Tapi buru-buru dia tepis biar rasa malunya itu hilang.
"Yaudah kalau gitu kemana nih?"
"Hehehe.."
-
"Totalnya jadi berapa mas?" Tanya Haruto sambil ngubek-ngubek kantong jaketnya.
"500k kak. Cash atau kredit?"
'Anjir lumayan juga.' - Haruto.
"Cash ya mas. Bentar saya lagi ambil dompet saya."
Muka Haruto langsung panik waktu dia sadar kalau dompetnya ketinggalan di meja ruang tamu Doyoung. Mukanya juga langsung pucet bingung mesti ngapain.
Di satu sisi dia malu sama Doyoung di satu sisi lainnya dia takut di suruh nyuci piring sama mas mas-nya.
"Ini ya mas, uangnya pas."
'Anjing mampus. Nggak gini tujuan gw!' - Haruto.
Iya. Doyoung yang bayarin semua makanan mereka, padahal Haruto udah niat bawa uang yang banyak banget buat traktir Doyo di tempat ini. Bahkan dia juga rela ngambilin uang di celengannya cuma buat ini. Tapi sialnya harus ketinggalan.
Dia malu.
-
.
Tbc.
Jangan salfok sm jam nya. Lupa aku ganti anjim.Fluff njr, kok pada bilang angst sih weh😭😭 ak harus ap biar kalian percaya:(