P R O L O G

1 0 0
                                    

"Mencintai diri sendiri memanglah tidak semudah membalikkan telapak tangan.Namun mencintai diri sendiri adalah hal yang harus kita lakukan"


Seorang dengan paras tampan ini kini hanya dapat berbaring lemah diatas branker dengan wajah pucat dan bibir yang kering.Didalam ruangan tersebut hanya terdapat suara monitor EKG yang menampilkan garis lurus bergelombang menandakan bahwa masih terdapat kehidupan didalam tubuh lelaki tampan ini.

Seorang nenek tua menatap nanar lelaki didepannya sambil terus memohon doa kepada Tuhan yang maha kuasa agar mata indah itu dapat terbuka kembali dan bibir itu dapat segera menjadi lengkungan bahagia juga tawa yang sangat indah.

"Bangunlah sayang,mari kita berjuang sama sama untuk tetap tersenyum dan tertawa bahagia,nenek akan selalu ada disamping kamu" ucap sang nenek tua itu sambil terus meneteskan air mata dan menggenggam tangan dingin lelaki tersebut.

"Ehh itu bukannya si Gevandra kan?kok cacat sii hahahah"

"Ehh gila keluarganya mati semua dong"

"Udah pincang bego jelek lagi aduhh miris gengs"

"Kasian jadi cuman hidup sebatang kara"

"Ayah bunaa Gevan capek disini Gevan pengen dipeluk ayah sama buna.Boleh ga si Gevan ikut kalian aja disana Gevan benci diri Gevan Gevan benci tuhan tuhan ngga sayang sama Gevan bunaa" batin Gevan sambil terus menatap bintang bintang dengan air mata yang terus mengalir

"Kamu adalah lelaki terhebat yang pernah aku lihat Gevan aku berharap kamu tetap menjadi hebat dan lebih hebat lagi"

"Hahaha bego Gevandra bego"

"Elu juga bego dodol kenapa tadi nyebur dikolam padahal udah mandi kurang kerjaan bgt lu"














GEVANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang