Episode DuaPuluhSatu

1.1K 144 19
                                    

Gega POV

Begitu aku dapet telpon seperti itu, langsung aku banting itu telpon di mejaku. Ketika aku udah bisa nerima kehadiran Jasmine lagi, ada saja yang seperti menghalanginya.

Iya aku tau, salah satunya statusku dan dia. Tapi aku bisa mengakalinya dengan kerja sama secara profesional dengan Jasmine. Nampaknya itu juga gak boleh sama alam semesta ini.

Aku butuh orang yang paling bisa aku percaya saat ini. Aku harus pergi dan keluar dari sini. Sebelum meledak emosiku. Aku gak mengenali suara orang itu. Dia pake pengubah suara yang tidak dikenali.

Riana yang tau aku emosi, ia segera mendekatiku dan memelukku erat. "Udah ya, kamu yang sabar. Jangan luapin marah kamu ke hal yang gak penting. Kalo kamu mau luapin ke aku sayang. Kita pulang, terus kita istirahat, okay?"

"Gimana aku bisa istirahat sayang? Ini orang acak-acak perusahaan kita sayang. Aku susah payah bangun perusahaan ini dari nol, malah begini. Maafin aku."

Riana memegang wajahku, "Kamu ngapain minta maaf sayang? Ini bukan salah kamu. Emang orang itu aja yang rese cari gara-gara. Udah ya, kamu tenang. Kita makan dulu, terus kita pulang ya."

"Iya kita makan dulu. Tapi aku harus ketemu juga sama Abimana dan Ghia sayang. Aku harus pecahin ini. Aku gak bisa tinggal diam juga. Kamu sendiri gimana sayang? Dani menghilang, harusnya dia yang awasi ini selama kamu keluar kota." Riana melepaskan tangannya, lalu berjalan ke arah jendela ruanganku.

"Itu yang aku gak paham Ge. Aku harap sih bukan Dani yang ada dibalik semua ini. Aku mungkin ambil bahan yang ada aja. Tapi untuk launching harus mundur beberapa minggu dari tanggal yang udah kita sepakati. Karena kalo bahannya gak cocok dengan desain, harus ubah desainnya. Besok pagi aku ke pengrajinnya. Untuk Dani, aku mau minta tolong ke kamu dulu sayang. Aku tau kamu bisa temuin dia lewat orang-orang kepercayaanmu." Mundur, berarti ada waktu juga untuk cari tau tentang Mr. Dillon dan Namine.

"Okay kalo gitu. Aku coba cari tau ya. Aku hubungi Abimana dan Ghia dulu. Pasti mereka udah dihubungi sama Marina juga. Bentar ya sayang. Kamu makan duluan aja ya. Terus kita pulang setelah itu." Aku peluk Riana dari belakang, aku pindahkan rambutnya yang ada di bahu kiri ke bahu kanan. Aku cium lembut leher lalu ke bahunya, aku hirup aroma parfum Riana.

"Hmm... Yaudah ayo makan sayang. Kalo kamu kayak gini, kita gak akan jadi makan-makan dan kamu bakalan aneh-aneh." Ah elah. Dia ngeh aja.

"Okay, okay." Begitu mau aku lepas pelukanku, ada suara ketukan dan berdehem. Aku cek sumber suaranya, ternyata Marina dan Abimana. Baru mau aku hubungi, Abimana udah langsung kemari aja.

"Ehem. Sorry ganggu boss. Ini Pak Bima katanya ada informasi penting. Saya pinjem boss dulu ya Bu Riana." Aku lihat antara Marina dan Abimana secara bergantian. Lalu aku melihat Riana kembali.

"Okay. Kamu jangan kelamaan ya. Keburu gak enak nanti makanannya." Riana mengecup bibirku lembut.

***

Marina dan Abimana lebih dulu menuju ke ruangan meeting 1. Lalu aku menyusul di belakang mereka. Begitu dibuka ruangan meeting nya, sudah ada Francis, Ghia, Brian, Elena, dan Jasmine tentu aja. Pantesan Marina kode-kode gak jelas tadi.

Abimana memberiku berkas yang aku buka isinya informasi yang aku udah dapet dari Marina. Tetapi ada yang menarik perhatianku. Foto-foto antara Dani dan Rissa sedang beragumen. Entah apa yang mereka ributkan.

Abimana menjelaskan panjang lebar tentang masalah yang sebenarnya. Ada perbedaan stok antara gudang dan website kita. Berkas yang dilaporkan ke Abimana, Ghia dan aku, tidak sesuai dengan fakta yang di lapangan. Kalo seperti ini, aku takut kalo para klien bakalan pindah ke platform lain. Kalo masalah perusahaan Riana, itu ada yang sabotase jumlah pemesanan setelah Riana memesan ulang.

Complicated [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang