FINALLY

157 25 0
                                    

assalamu'alaikum......

typonya meresahkan....😌

🌼🌼🌼

Novi sedang memasak untuk sarapan, ia kesal karena Rey dan Lea tidak mengajaknya jalan-jalan pagi. Saat ia bangun tidur mereka sudah tidak ada di rumah.

Ia berencana akan mengambil hati Rey dengan makanan yang ia masak sendiri.

"ustadz Rey tidak mungkin menolak apa yang aku masak." Ujarnya.

"Novi, apa yang kamu masak?" bi Sari datang dari belakang.

"bi, bisa nggak sih manggilnya pakek nyonya?, nggak sopan banget!"

"maaf, tapi non Lea meminta saya memanggil kamu dengan nama saja. Toh yang gaji saya itu non Lea kok bukan sampean"

"ihhh" Novi menghentakkan kakinya kesal dan berlalu kesamping rumah dimana kolam renang berada.

Ditempat lain, Rey dan Lea sedang jalan-jalan santai. Tujuan mereka adalah taman komplek untuk menghirup udara segar.

Tangan kiri Rey menggenggam jari istrinya, sementara tangan kanan membawa botol minum yang ia bawa dari rumah.

"Kalau capek istirahat dulu." Ujar Rey.

"enggak kok, baru juga jalan beberapa menit masa udah capek."

Rey tersenyum, ia mengecup punggung tangan istrinya yang masih ia genggam.

Pagi ini setelah shalat subuh, Rey mengajak Lea untuk jalan-jalan sebentar karena saran dari dokter. Lea yang tetap memakai gamis dan hijab instan serta tidak memakai alas kaki apapun. Sedangkan Rey tampak sangat tampan karena memakai celana training serta kaos pendek polos berwarna maroon, sama seperti istrinya Rey pun tidak memakai alas kaki.

Sampai ditanam yang belum terlalu ramai, Rey mengajak Lea untuk duduk dikursi kayu yang sudah disediakan.

"huh, gerah." Lea mengibas-ngibaskan tangannya.

"kaya habis maraton kamu." Rey mengelap dahi dan hidung Lea menggunakan tissue karena keringat istrinya itu sudah bercucuran, padahal ia belum berkeringat sama sekali.

Lea menatap Rey dengan sinis, "mas lupa kalau Lea nggak sendiri?."

"iya iya, maaf ya. Mau sarapan?"

"sarapan apa?."

"itu ada bubur ayam kalau mau."

"mauuu, tapi nggak pake kedelai."

Rey lari-lari kecil menuju penjual bubur ayam yang ia perkirakan berusia enam puluh tahunan. Sementara Lea masih duduk dikursi sambil mengayun-ayunkan kakinya.

"pak, buburnya dua ya. Yang satu jangan pakai kedelai. Jangan terlalu pedas juga."

"baik mas, silahkan tunggu sebentar."

Beberapa menit kemudian buryam pesanan Rey sudah siap, ia pun membayar dengan uang lima puluh ribuan. Padahal harganya hanya lima ribu per porsi.

Rey berjalan kearah istrinya yang terbengong melihat anak-anak kecil sedang bersepeda bersama orang tuanya.

"jangan ngalamun." Rey menyerahkan Styrofoam pada istrinya.

"Lea lagi bayangin kalau baby kita dah gede pasti bisa naik sepeda kaya gitu."

"iya, nanti kita ajarin naik sepeda."

Pasangan suami istri tersebut menikmati sarapan mereka dengan hening.

"udah?." Rey memberikan botol minum milik Lea yang berisi susu.

"pulang yuk mas, Lea capek."

"iya," Rey bangkit untuk membuang sampah, setelah itu barulah ia membantu Lea berdiri dan menggandengnya berjalan menuju rumah.

Karena Allah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang