EXTRA. 1. In Addition To The Other Side, Return To The Other Side

862 86 49
                                    

Alasan kenapa Wangye tidak mudah dihadapi karena dia orang yang mengikuti arus⎯⎯ setidaknya tidak terlihat seperti orang yang bisa menempa perjalanan jauh menuju kegelapan⎯⎯ tentu saja dia melakukannya secara diam-diam, tapi sayangnya mereka yang tahu kebenaran ini tidak ada di dunia Yin.

Setelah diam-diam pulih dari luka-lukanya di rumah pos tempat tinggal Da Wu di ibukota, dia mulai melecehkan Wuxi memakai lidah fasihnya dalam seratus cara berbeda sejak bisa bicara normal tanpa kehabisan napasnya yang sekarat.

Kalau dulu, Wuxi mungkin akan dibuat bingung si pembuat onar ini, tapi sekarang setelah naik satu tingkat, bahkan pikirannya jadi lebih terbuka dari sebelumnya. Tiba-tiba Wuxi sadar kalau otak pria ini semuanya dipakai untuk urusan asmara, dan entah perlu berapa tahun berguling-guling di tumpukan bubuk kosmetik hanya untuk mengeluarkan anak yang luar biasa indah di luar tapi busuk di dalam ini. Tidak ada setetes tinta pun yang terlewat di perutnya guna membujuk orang, dan mulutnya benar-benar ahli berkata manis⎯⎯ misalnya, dia tidak pernah mengucapkan kata-kata kotor, tapi apapun yang orang lain suka mendengarnya, dia akan mengatakannya.

Di satu saat Wuxi akan digoda kata-kata manis berlapis madu sehingga merasa hatinya sudah digaruk anak kucing, tapi di saat berikutnya, Wuxi ingat jelas bagaimana mulut 'kungfu' pria itu terlatih, dan dia jadi sangat marah sehingga hanya menjaga wajahnya tetap lurus, menanggapi setiap perubahan tanpa perubahan; 'kau boleh ke timur dan barat, utara dan selatan, aku akan tetap tak bergerak seperti gunung'.

Hari itu di kereta, Jing Qi memikirkan banyak hal untuk waktu yang lama, dan tiba-tiba mendapat pencerahan; dia pikir si Xiao Duwu ini cukup perhitungan, Jing Qi juga yakin pria itu masih marah dalam hati, benci melihat dirinya begitu ahli dalam hal ini, dan secara keseluruhan berpikir mulutnya selicin minyak, sampai melemparkan hatinya yang tulus ke sungai dan membuat dia merasa kehilangan. Jadi Jing Qi memejamkan mata beristirahat sebentar, lalu memikirkan rencana lain.

Lelaki sial yang pemboros ini punya ide baru, yang berarti Wuxi dalam masalah lagi.

Wuxi bingung melihat pria tak masuk akal ini, yang suka cari masalah dimanapun dia berada, tiba-tiba jadi tenang, hanya memejamkan mata dan bersandar ke samping tak bergerak, seperti biksu tua lagi meditasi⎯⎯ bibirnya memang tidak bilang apa-apa, tapi Wuxi benar-benar ketakutan dengan cedera Jing Qi. Kalau tidak, sesuai kepribadian Wuxi yang sangat efisien, tentunya dia mau langsung pergi setelah kerjaannya selesai, bukannya buang-buang waktu tinggal di ibukota selama tiga bulan penuh.

Wuxi mengawasi raut wajah dan pernapasan Jing Qi⎯⎯ tetap stabil seperti biasa, lalu melihat lukanya⎯⎯ tidak ada perubahan. Jadi Wuxi pikir dia cuma memulihkan diri setelah lelah membuat masalah dan kurang tenaga.

Baru di siang hari saat waktunya minum obat, Wuxi sadar ada yang tidak beres dengannya.

Dia jelas tidak tidur, tapi juga tidak menanggapi saat Wuxi membawa sup obat di depannya. Wuxi mengerutkan kening, mengambil sesendok kecil sup obat, lalu mendekatkan ke bibirnya dengan lembut. Obatnya memang bagus, tapi rasanya tak tertahankan. Setiap hari di waktu ini, Jing Qi akan sangat blak-blakan, mengikuti prinsip lebih baik menanggung rasa sakit yang singkat dan tajam daripada abadi dan tumpul. Setelah meminumnya dalam tiga suap, dia akan langsung menolak mencium baunya lagi.

🌸 Maksudnya lebih suka solusi yang cepat, meskipun menyakitkan.

Tapi hari ini Jing Qi tetap tidak menanggapi, hanya membuka mata acuh tak acuh, meliriknya, lalu perlahan membuang muka ke samping, tidak menatapnya lagi.

Begitu senyum malas dan acuh tak acuh menghilang dari wajahnya, pucatnya semakin jelas, obat sehitam tinta itu nyaris sama mengejutkan seperti bibirnya yang pucat dan transparan.

Qiye/七爷/Lord SeventhWhere stories live. Discover now