Chapter 2. It's Better To Go Back

955 138 28
                                    

Jing Qi merasakan ledakan kegelapan di sekelilingnya, semua kekacauan tampak jelas, seperti terpisah lapisan benang tak terlihat, tubuhnya sangat lelah hingga dia tertidur dalam sekejap mata.

Teringat wajah dingin dan kaku Bai Wuchang di saat terakhir, seperti tertutup cangkang dan membuatnya sulit terbaca, tapi entah kenapa sentuhan jari di dahinya terasa hangat.

Jing Qi sering mendengar Jalan Huangquan dan Guimen Pass dipenuhi energi yin, dan orang tua yang mati harus membawa selimut tebal untuk diri sendiri. Jing Qi tahu semua Guicha yang datang dan pergi sedingin es batu, dia bisa merasakan dinginnya dalam jarak tiga chi.

🌸 Chi: satuan panjang dari jarak yang diukur dengan tangan manusia, dari ujung ibu jari ke ujung jari telunjuk. 

Dia tidak mengerti kenapa Bai Wuchang melakukan ini, tapi memikirkan kehangatan yang dia terima dari Gouhun⎯⎯ ditambah kata-katanya yang lembut⎯⎯ samar-samar membawa suatu tekad.

Dalam kebingungan, dia merenung, "Apa benar-benar perlu melakukan ini?"

Kesadarannya mengabur lagi dan matanya tidak bisa dibuka; dia baru mulai merasakan anggota tubuhnya lagi setelah entah berapa lama. Menurut perhitungan, Jing Qi belum benar-benar merasakannya selama lebih dari enam puluh tahun, jadi saat terbangun, ada beban berat menyelimuti tubuhnya, kepalanya juga sakit seperti ditusuk jarum.

Telinganya mendengar suara langkah kaki mondar-mandir, di satu saat suara itu jauh tapi di saat lain sangat dekat. Entah orang bodoh mana yang membuka mulut Jing Qi dan mencekoknya dengan cairan obat, karena cara orang ini memberi minum seperti lagi kasih makan kuda.

Indra perasanya langsung pulih, rasa pahit menusuk kepala Jing Qi saat tersedak cairan obat yang mengalir ke tenggorokannya, dia terbatuk dan meledak dalam kekacauan.

Namun gangguan itu memberinya kekuatan saat mencoba membuka mata.

Penglihatan Jing Qi mengabur, berusaha berkedip beberapa kali sampai bisa melihat dengan jelas, saat ini dia berada dalam pelukan anak laki-laki yang memberinya obat. Melihatnya tersedak dan membuka mata, anak laki-laki itu buru-buru meletakkan mangkuk obat dan menepuk punggungnya sambil berteriak, "Minta tabib kerajaan datang sekarang, Xiao Wangye sudah bangun!"

🌸 小王爷 (Xiǎo wángyé): pangeran muda.

Jing Qi jadi kesal dipukul seperti itu padahal dia baru saja terbatuk, "Apa musuh bebuyutannya mengirim bajingan kecil ini untuk menyiksaku?"

Hanya saja Jing Qi melihat hidung remaja itu sedikit mengernyit saat menunduk dan bicara dengannya, "Zhuzi, sekarang Lao Wangye sudah pergi, kalau terjadi sesuatu padamu, kami bisa mengandalkan siapa?"

🌸 主子 (Zhǔzi): tuan.

🌸 老王爷 (Lǎo wángyé): pangeran tua.

Jing Qi tertegun waktu melihat jelas wajahnya.

Ini Ping'an...

Ping'an yang waktu berumur enam tahun, dibeli dan dibawa ayahnya, seumur hidup mengikuti Jing Qi dari lahir sampai mati. Saat ini pemuda itu tidak lebih dari tiga belas atau empat belas tahun, hanya anak setengah dewasa; mata Ping'an memerah dengan lingkaran hitam di sekelilingnya, berusaha menahan air mata yang nyaris tak tertahan, bahkan pakaiannya terlihat kebesaran.

"Ping..." Jing Qi membuka mulut, tapi tenggorokannya kering dan sakit hingga tidak bisa menyelesaikan kalimatnya. Jing Qi pikir setelah ratusan tahun dilalui, dia sudah melupakan semuanya sejak lama, tapi begitu melihat anak laki-laki ini, ingatan yang memudar melonjak ganas seperti gelombang pasang.

Qiye/七爷/Lord SeventhWhere stories live. Discover now