Part 2

125 25 0
                                    

Trak! Pranggg!!!

"Neji?"

Neji menoleh menatap sang istri yang menatap nya dengan tatapan bingung. Sang istri lalu menatap ke arah gelas yang retak dan pecah di meja kerja Neji.

"Ah, sepertinya aku menuangkan air yang terlalu panas hingga gelasnya pecah. " kata Neji pada istri nya. Istrinya berjalan menghampiri Neji yang menatap pecahan gelas itu dengan tatapan bingung nya.

Istri Neji yang tak lain adalah Tenten memegang pelan bahu Neji membuat Neji tersadar dari lamunannya. "Biar aku yang-"

"Jangan, Tenten. Nanti kau terkena pecahan nya dan malah terluka." ucap Neji memotong perkataan Tenten. Tenten menggelengkan kepalanya pelan. Dia tersenyum menenangkan pada Neji.

"Jauh lebih baik aku yang bersihkan di banding dirimu. Suasana hati mu tiba-tiba gelisah saat ini, mungkin, ini pertanda buruk kenapa tiba-tiba gelas ini pecah begitu saja. " ujar Tenten pada Neji. Neji terdiam mendengar itu. Benar, rasanya tiba-tiba hati nya di landa kegelisahan entah apa yang terjadi dengan maksud ini semua.

"Firasat mu jarang salah, Neji. Jadi, coba hubungi sahabat mu satu-satu tanyakan kabar mereka. Melihat pecahan gelas ini, ini sepertinya memang pertanda buruk." ucap Tenten pada Neji. Neji yang mendengar itu mengangguk patuh.

"Pecahan nya-"

Tenten menatap Neji dan tersenyum pada lelaki itu. "Percayakan padaku, tenang saja aku akan baik-baik saja." kata Tenten pada Neji. Neji mengangguk mengusap pelan pipi Tenten.

"Terimakasih, Sayang."

"Ya."

Neji lalu buru-buru keluar ruang kerjanya untuk menelpon sahabat-sahabat nya. Tenten menatap pecahan gelas itu.

"Bukan hanya, Neji.. Aku pun merasakan ada hal buruk yang terjadi pada mereka."gumam Tenten yang pikirannya mengarah pada sahabat-sahabat Neji. Tenten menghela nafas pelan lalu memilih merapikan pecahan gelas itu dengah hati-hati.

-o0o-

" banyak sekali yang Hinata pesan! Aish!"desis gadis dengan rambut pink itu kesal. Dia memasukkan barang-barang belanjaan nya ke bagasi mobil lalu masuk mobil nya dan melajukan mobilnya dengan santai menuju tempat dia tinggal.

Saat di pertengahan jalan yang sepi dia menatap seseorang lelaki berjalan lawan arah dengannya dengan tubuh berdarah bahkan darah juga keluar dari kening lelaki itu. Lelaki itu berjalan sempoyongan.

"Apa itu? Jangan bilang.... Itu zombie?" gumamnya menatap lelaki itu dengan penuh kegerian.

Gadis itu mengernyit takut ketika lelaki itu batuk dan mengeluarkan darah lalu jatuh setelahnya.
"Tidak! Ini buruk! Sungguh? Itu zombie?! Apa negara ini benar-benar terjangkit virus seperti itu seperti dalam film dan drama yang di tonton Yukata?" katanya sambil menatap takut lelaki yang kini sudah terbaring tak bergerak.

"Tapi, zombie mana ada di dunia ini?! Itukan hanya ada di cerita fiksi! Lalu, lelaki itu.. Kenapa? " monolognya. Dia benar-benar bimbang, haruskah dia keluar untuk mengetahui kondisi lelaki itu tapi bagaimana jika lelaki itu adalah Zombie? Lalu, dia kena gigit dan ikut jadi zombie memikirkannya saja dia benar-benar takut.

"Aish! Sial! Kalau begitu aku harus bawa pistol ku." ucapnya yang akhirnya membawa pistolnya dan memutuskan keluar mobil dan menghampiri lelaki itu penuh waspada. Berjalan pelan-pelan dengan pistol di todongkan ke arah lelaki itu. Jika, lelaku itu benar zombie dia akan langsung menembaknya hingga mati.

Only ScarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang