3. Hai, Kak Seokjin!

117 21 0
                                    

Satu jam kemudian, Taehyung memberitahu Jisoo bahwa dia harus pulang ke rumah karena ada urusan dengan orang tuanya. Akhirnya, kini tersisa Jisoo-lah yang ada di kamar apartemen Nomor 25.

Sehabis pulang menuju Bluebell Apartment pun, Jisoo memutuskan untuk membersihkan diri.

Terdengar suara air mengalir dari pancuran shower. Di kamar mandi, Jisoo hanya berdiri menunduk dan membiarkan air dingin dari pancuran shower membasahi dirinya.

Pikiran Jisoo tertuju pada kejadian saat Taehyung tiba-tiba mencium bibir Jisoo.

Bukannya menunjukan reaksi malu-malu atau salah tingkah, Jisoo malah bertanya-tanya dalam hati.

Kenapa Taehyung melakukan itu?

Jisoo awalnya berpikir, bahwa dirinya masih belum sadarkan diri, jadi dia berhalusinasi dan berpikir bahwa Taehyung menciumnya hanyalah sebuah mimpi belaka.

Namun, saat Jisoo mengulurkan tangannya, menatap telapak tangannya yang basah, merasakan suhu dingin air pancuran menggerogoti kulitnya, membuat Jisoo sadar bahwa dia masih sadar dan tidak sedang berhalusinasi.

"Tidak, ini bukanlah mimpi. Karena dinginnya air pancuran shower ini menjadi bukti ... bahwa yang kualami sekarang adalah kenyataan." Jisoo bergumam sendiri.

Jisoo mulai keluar dari kamar mandi dengan memakai T-Shirt biru tua dan celana pendek kuning. Jisoo mengeringkan rambutnya dengan handuk putih, sambil berjalan ke kamar tidurnya, lalu dia menyisir rambutnya sambil menatap pantulan dirinya di cermin.

"Ternyata, berpura-pura seolah masih memiliki ingatan, terasa cukup sulit dan melelahkan untuk kulakukan. Haruskah aku lanjutkan sandiwaraku ini? Tapi, aku tahu, cepat atau lambat, Taehyung mungkin akan kecewa karena mengetahui rahasia yang telah kututupi." Jisoo lanjut bergumam sendiri, sambil menyisir rambutnya.

Tepat saat Jisoo selesai menyisir rambutnya, dia mendengar suara ketukan pintu.

Tok! Tok! Tok!

"Jichuuuu main yuuuukkk! Canda deng, gue mau ketemu elo nih. Kangen banget sama lo! Gue bawain bubur ayam juga buat lo!"

Setelah suara ketukan pintu tersebut, dilanjutkan oleh suara laki-laki dengan nada riang memanggil Jisoo dari luar.

Anehnya, itu bukan suara Taehyung.

"Siapa ya?" Jisoo bergumam, kemudian dia keluar dari kamar tidur dan menuju ke pintu, "Sebentar, ya."

Saat Jisoo menekan engsel pintunya, pintu tersebut terbuka dan Jisoo melihat seorang pria jangkung berjas abu-abu, berdiri melemparkan senyum cerahnya.

"Heyoooo, Jichuu! Apa kabar lo? Lo gak apa-apa kan? Katanya lo udah sembuh dan pulang dari rumah sakit ya?"

Pria jangkung itu menyapa Jisoo dengan nada ceria dan tersenyum cerah.

Kali ini, pria jangkung itu berbeda dari Taehyung, menurut pandangan Jisoo maksudnya. Menurut Jisoo, pria jangkung itu berkepribadian lebih ceria daripada Taehyung. Ditambah lagi, pria jangkung itu memiliki wajah tampan dan beraura wibawa.

Layaknya perempuan-perempuan yang histeris saat melihat cowok tampan, Jisoo teriak histeris dalam hati.

Wah, siapa dia? Apakah dia seorang CEO? Atau aktor? Udah ganteng, wibawa, ceria lagi—Bukan, bukan, lebih tepatnya, dia ini siapa? Apa dulu sebelum amnesia, aku pernah dekat dengannya?

"Wah, halo, senang ketemu denganmu! Iya, aku habis dari rumah sakit. Aku udah mendingan kok, hehe." Jawab Jisoo, memaksakan diri berbicara dengan nada ceria, walaupun terdengar cringe.

amnesia | vsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang