━ Pamitan

52 9 0
                                    

Kepingan-kepingan putih mulai berjatuhan ke permukaan. Sekitarnya telah ditutupi oleh sesuatu yang lembut, namun sangat dingin bila disentuh tanpa menggunakan sarung tangan.

Musim dingin di Jepang bagi beberapa orang mungkin akan ditunggu-tunggu, untuk bisa menikmati suasana turunnya salju pada bulan tersebut.

Akibat suasana yang menusuk lumayan dingin, orang-orang yang berlalu lalang terlihat banyak menggunakan jaket tebal, dan mungkin sarung tangan juga syal tidak akan terlupakan.

Surai pirang kusam lelaki itu, mengambil ancang-ancang untuk mengembalikan balasan yang setimpal. Kegiatan yang tak akan mungkin dilewatkan bila musim dingin muncul adalah bermain perang bola salju.

Sedikit tak berpihak, ternyata lemparannya meleset. Bergantian dengan seorang gadis disana tersenyum lebar ketika mengetahui bahwa ia berhasil mengenai sosok lelaki tadi.

"[Name]-chan, tidak seru dong kalau menghindar terus," celetuknya.

Mengernyit, sosok yang dipanggil [Name] merasa tak percaya dengan maksudnya. "Apa-apaan? Tidak ada larangan menghindar, lho. Kao-san saja yang tak mau menghindar, huh!"

[Name] menghentikan aktivitasnya, Kaoru mulai melemparnya dengan bola salju meski hanya mengenai pakaiannya saja.

Sama halnya dengan [Name], berusaha tak mengenai wajah, padahal mungkin dia akan berancang-ancang melakukannya. "Kao-san! Kelihatannya enak sekali, mengerjai aku terus. Sini ku kasih pelajaran."

[Name] telah mengambil ancang-ancang, juga mengambil salju membentuk bola dengan tangannya segera melempar ke arah lelaki yang dipanggil Kao-san itu, Kaoru- lebih tepatnya Hakaze Kaoru.

Sangat disayangkan lemparan dari [Name] malah meleset. Bila bertanya mengapa mereka bisa bermain perang bola salju, karena hari ini akhir pekan.

Sebetulnya, [Name] sedikit bersyukur karena Kaoru sendiri tak memiliki jadwal yang padat pada waktu seperti ini. Ternyata akan ada sesuatu yang menghambat, Kaoru ternyata memiliki jadwal pada siang nanti hingga menjelang malam.

Dalam hati, [Name] masih berkutat dengan pemikiran. Hal itulah yang menyebabkan [Name] tadi sedang tak fokus, ketika diajak bercanda dengan Kaoru. Dia memikirkan hal tersebut.

Sedikit merasa senang, namun Kaoru juga merasakan sesuatu keanehan dari [Name] sedari tadi bermain. Salju memang telah memenuhi sekitar, tetapi hanya beberapa wilayah. Membuat tak begitu banyak yang bisa dimainkan.

Lagipula ini masih awal-awal musim dingin, jadi memang belum terlalu dingin tapi, salju sudah mulai turun. Kaoru mendekati [Name] mengagetkan dirinya, dengan tangan berada diatas kepala sembari menepuk-nepuk pelan.

Ah, terdapat salju pada rambutnya [Name]. Sedangkan [Name] terdiam sesaat, beberapa kali kelopak matanya berkedip. Langsung mendongak menatap Kaoru yang ternyata telah berhadapan dengan dirinya.

"Kao-san?"

[Name] masih memasang ekspresi tak percaya dengan apa yang dilakukan, meskipun tahu Kaoru telah menepuk kepalanya saat itu. Dia terlalu bingung merespon apa, sampai membuat wajahnya malah memerah seperti itu.

"Ada salju dirambutmu, [Name]-chan. Omong-omong, [Name]-chan sangat lucu bila, wajahnya memerah seperti itu~♪" ujar Kaoru, membuat [Name] langsung memukul-mukul pelan tubuhnya.

Sedikit meringis, Kaoru malah memasang ekspresi seperti yang bisa dibayangkan. Bahkan [Name] malah menjadi khawatir sekarang, setelah perkataan Kaoru kembali terlayangkan dan bisa didengar oleh telinganya.

"Sakit tau, [Name]-chan ...."

"Ehh!? Kao-san yang mana, yang sakit? Jangan membuatku khawatir begini dong," balas [Name] dengan wajah yang langsung berubah ekspresinya.

[Name] sedikit merasa menyesal, sebab dia tahu Kaoru tak lah sedang sakit seperti apa yang terjadi. Hanya saja [Name] yang terbiasa melebih-lebihkan, ia sedikit tidak bisa menolak perlakuan tubuhnya sendiri.

"Fufu, aku tidak benar-benar sakit kok. Ah tunggu, sudah waktunya. Sampai bertemu besok, [Name]-chan~♪"

Kaoru kembali mengelus surai milik [Name], malah berakhir [Name] menatapnya dari kejauhan sampai akhirnya tersadar. "Huh, astaga! Semangat juga sampai besok," kata [Name] sedikit berteriak.

Karena [Name] selalu seperti orang yang susah mencerna apa yang dilakukan seseorang padanya, hingga akhirnya tersadar. Itu malah sedikit menyulitkan dirinya.

Apalagi dengan perlakuannya yang terkadang tak sesuai keinginannya. Seperti mengkhawatirkan Kaoru tadi. Membentuk senyuman kecil setelah mengatakan hal tersebut.

Ia merasa awal musim dingin tahun ini tak juga begitu buruk. Karena di antara semua musim, memang ini yang paling ditunggu. Dia tak juga membenci musim yang sudah ada.

Mengingat pertama kalinya ia memanggil Kaoru dengan panggilan tersebut, wajahnya kembali memerah. "Kao-san. Lucu juga nama panggilannya," gumamnya sembari tangan menutup mulut.

To be continued

SNOWBALL FIGHT! Hakaze Kaoru. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang