Setelah melewati perdebatan kecil, akhirnya Deyra pulang dengan Galih karena laki laki itu kekeuh untuk mengantar dirinya pulang yang membuat Iggo merasa dongkol.
Tidak untuk para sahabatnya termasuk Via yang satu sekolah dengannya, mereka menatap perdebatan kecil itu dengan wajah cengo. Pasalnya mereka tau persis Galih karena Deyra selalu menceritakan semuanya pada mereka.
Mereka heran melihat sikap Galih yang berbanding balik, karena terlihat jelas bahwa laki laki itu tidak ingin Deyra berdekatan dengan Iggo yang notebanya pernah memiliki rasa pada gadis itu.
"Bukannya itu Galih yang dimaksud Deyra?" tanya Moza yang diangguki Via.
"Tapi dia nggak sedingin yang kaya Deyra maksud, malahan keliatan banget kalo dia suka sama Deyra"
"Gue udah nebak, semenjak Deyra putus sama Niko sikap Galih jadi beda" balas Via yang menyadari jika tembok es yang dibangun oleh Galih perlahan mulai mencair.
"Wah cinta segitiga nih ceritanya" sahut Haru.
"Iya ya, tapi mereka keliatan cocok" balas Fandra.
"Masih cocokan sama Iggo, lagipula Deyra nggak suka tipe cowok dingin" protes Moza.
"Itu mash hak Deyra, mau dia sama Iggo atau Galih yang penting kalo dia bahagia kita juga ikut bahagia" balas Piyan dengan bijak yang diangguki oleh Via.
Kembali ke Deyra yang kini baru saja selesai memasak tumis kangkung dan udang asam manis, ia mulai makan dengan lahap karena sedari tadi perutnya sudah keroncongan.
Setelah menyelesaikan kegiatan makannnya, Deyra mengambil ponselnya hanya untuk melihat ada notif yang masuk atau tidak dan benar saja, ada satu pesan masuk dari nomor tidak kenal.
08xxx
Besok berangkat bareng gueSiapa?
Tunggu didepan.
Siapa sih?
Tanpa berfikir panjang, Deyra melempar ponselnnya dan mulai terlelap. Keesokan harinya Deyra bangun dan terkejut bukan main ketika mendapati kehadiran Galih yang tengah sibuk berkutat didapur.
"Lah lo ngapain kesini pagi pagi?"
"Bikin telur dadar"
"Buat?"
"Lo lah, siapa lagi"
"Bentar deh, jangan jangan yang semalam kirim pesan itu lo ya?"
"Hm, udah cepetan sarapan"
Deyra menggedikan bahu, dia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu kemudian sarapan. Setelah siap, Galih mengajaknya untuk segera berangkat karena jam sudah menunjukkan pukul 7 kurang 15 menit.
Sesampainya disekolah Deyra berpapasan dengan Iggo, laki laki itu datang menghampirinya dan menatap Galih dengan pandangan tak suka. Namun sebelum Iggo membiarkan dirinya pergi, Galih lebih dulu menarik tas Deyra untuk pergi bersamanya.
"Apa apaan lo" celetuk Iggo melepas cekalan Galih namun dengan cepat ditangkis olehnya.
"Minggir, gue mau bawa dia kekelas"
"Lo siapa sih? Dia sahabat gue, lo mah orang baru yang sok sok an mau ngrebut Deyra dari gue"
"Kenapa jadi berantem sih? Kalo kalian masih mau berantem disini yaudah, gue dulun"
Deyra menaruh tasnya diatas meja untuk diajdikan bantalan, mendadak kepalanya terasa pusing sekarang. Ia memilih untuk tidur sebentar sebelum bel masuk berbunyi, Galih yang baru masuk langsung menghampiri Deyra dan mengusap rambut gadis itu pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT LOVE
Teen FictionTentang kisah percintaan yang terjadi pada gadis 18 tahun. Deyra, namanya.