2. Aeon

15 6 0
                                    

♡ Happy Reading ♡

" Hai La, kamu disini juga? " ucap suara yang sangat kukenal, kulihat dia bersama seorang wanita yang dipeluknya mesra. Dari semua tempat kenapa mereka harus memilih makan di tempat ini coba. Kucoba menormalkan suasana hati yang panas, untuk menyapa mereka. 

" Eh ada kamu sama Vanessa juga, Hai Ness.  iyanih aku lagi ngobrol biasa sama Angeline & Hannah " jawabku dengan senyum yang kubuat sangat manis. Senyuman yang berbanding terbalik dengan hati yang tidak rela melihat wanita lain dalam dekapannya. 

" Hai La, yaudah kita duluan ya, " ucap Vanessa yang langsung menarik tangan dia menuju meja yang kosong. 

Kupandangi pasangan yang sangat serasi tersebut, mataku tak lepas dari tangan yang melingkar dipinggang Vanessa. Tak pernah dia memperlakukan aku seperti itu selama ini, memang tak pernah ada rasa untukku. 

" Gila ya, baru juga lo tanda tangan belum resmi pisah udah gadengan aja itu. Lo gpp kan La? " tanya Angeline

" Hmm ya gitu deh, sakit mah pasti. Nyesek apalagi. Bagaimanapun gw berusaha merubah diri seperti dia tetep aja kan ga sebanding sama yang aslinya, " ucapku sedih sambil mengaduk ngaduk spagetti yang sedang kunikmati, hilang sudah semua nafsu makan. 

" Lo risih ya La? Kita pindah tempat yuk, atau balik aja kerumah lo gimana? " ucap Hannah tetapi mata dan tangannya fokus pada HP. 

" Emm gw gpp kok, lanjut makannya. Sayang loh mubazir nanti makanannya " berusaha menyuap sedikit demi sedikit spagetti kesukaanku yang rasanya menjadi hambar. 

Kulirik arah meja Dean dan Vanessa , dan tak sengaja mata kami bertemu. Dean tersenyum lembut kearahku, senyum yang sangat indah. Tanpa membalas senyumannya kuarahkan mata keluar jendela. Terlihat seseorang yang mengetuk kaca dari luar. Setelah kumenoleh dia menulis lambang love di kaca. Hah ga salah lihat? Aeon? Karena melihatku tak merespon dia bergegas menuju pintu masuk dan menghampiri meja kami. Mataku tak terlepas mengikutinya sampai dia berdiri tepat didepan kami. 

" Hey Gurls, long time no see! " ucapnya semangat dan mengerlingkan matanya nakal. Dan langsung duduk disampingku. 

" Cepet banget lo sampe sini, belum lama gw whastapp ehh lo udah muncul aja dimari " ucap Hannah tak habis pikir

" Loh Eon, bukannya kamu kata Angeline pindah ke Amrik ya? " tanyaku bingung. 

" Aku udah balik kali dari 6 bulan yang lalu, dasarnya kamu ga pernah perhatiin aku sih. " ucapnya pura-pura merajuk. 

" CIE AKU-KAMU AN!! " teriakan kompak Angeline dan Hannah

" Apaan sih, kalian. " ucapku tersenyum tidak enak. Merasa seseorang memperhatikan. 

" Berarti aku spesial dong buat Bella, " ucap Aeon bangga, meski di dalam hati dia mengharapkan kata-katanya menjadi kenyataan. 

" Pasti dong kamu Spesial pake telor lagi hehehe, "

" Kok kamu gitu sih La,  emang aku martabak ya? " 

" Emm Bel, gw sama Hannah ke toilet dulu ya " Angeline bangun dan langsung menarik Hannah menuju toilet. 

" La, tawaran ku yang dulu masih berlaku kok " Aeon tiba-tiba menggengam tanganku dan berkata seperti itu. 

" Hah? Maksudnya Eon? " tanyaku pura-pura bingung meski aku paham maksudnya. 

" Pokoknya perasaan aku gapernah berubah buat kamu, " ucapnya serius sambil melepaskan tanganku dan beralih mengambil buku menu kemudian memesan makanan. 

Terbengong mendengar pernyataan Aeon kepadaku. Teringat kejadian saat aku menyatakan bahwa akan menikah dengan Dean pada mereka, dan Aeon berkata " La dia ga cinta sama kamu, ada aku di depan mata kamu yang rela ngelakuin apa aja buat kamu. Kenapa kamu malah lebih memilih dia? "

" Woi malah bengong, baru ditinggal sebentar! " Angeline menepuk pundakku. 

Kulirik kearah Dean dan melihat dia seperti menahan marah di ujung sana. Ada apakah dengannya? Ah sudahlah tidak ada hubungannya denganku, dirinya bukan lagi urusanku. 

Akhirnya makan siang kami berakhir dengan penuh canda, dan akhirnya aku ditelantarkan oleh Angeline dan Hannah. Mereka memaksaku untuk pulang diantar Aeon.

***

Entah apa yang kurasakan, ada Vanessa di depanku. Namun mataku tak berhenti tertuju kepada Bella yang berada beberapa meja dari sini. Kulihat dia memakai celana pendek dan kaos polos. Tidak seperti dirinya yang akan menggenakan pakaian feminin seperti Vanessa. Namun terlihat lebih cantik daripada biasanya. 

" Babe, kok gadimakan sih? " tanya Vanessa

" Hmm, ini dimakan " jawabku singkat.

Kuperhatikan kembali ke arah Bella dan dia melihat kesini, mata kami bertemu. Kuberi senyuman namun dia tak membalasnya. Apakah dia tidak melihatnya? Kulihat dia mengalihkan pandangan kesamping arah jendela dan ada seseorang lelaki yang menuliskan love di kaca. Siapa laki-laki itu? Kuperhatikan dia memasuki tempat ini dan langsung duduk disamping Bella. Rasa tidak suka muncul melihat Bella bersama laki-laki lain.

" CIE AKU-KAMUAN " kudengar teriakan Angeline dan Hannah. 

" Kenapa sih itu babe? Pacarnya si Bella? " 

" Hmm entahlah, mungkin "

" Bagus lah kalau dia udah punya pacar, jadi ga akan gangguin kita lagi "

" Kok gitu ngomongnya Ness? Dia sahabat aku loh " 

" Sahabat apa? Nikah? Make Love? Kalo aku ga nerima lamaran kamu juga masih kan kalian sama-sama! " ucapnya marah.

" Terserah kamu deh Nes " malas menanggapi wanita cemburu.

Mataku kembali menuju meja Bella dan melihat Lelaki tersebut menggengam tangan Bella. Shit ngapain coba dia megang tangan istri gw? Rasa marah menyeruak ke dalam dada. Perasaan apa ini? Ya Bella masih istriku, meski belum resmi kami berpisah. Selama belum ketuk Palu berarti dia Istriku. Lama kuberpikir dan ketika tersadar meja Bella telah kosong.

***

Melihat Aeon yang mengendarai mobil seperti ini mengingatkanku kepada Dean, ahh seandainya saja yang kucintai daridulu adalah Aeon. Mungkin aku sudah bahagia dengannya. Kunyalakan radio agar suasana tidak hening. 

" Bel, kamu gamau kasih aku kesempatan? " 

" Hah? Kesempatan apa Eon? "

" Kasih kesempatan buat aku membahagiakan kamu, " ucapnya lembut

" Hmm.. Bukan aku gamau kasih, masalahku aja belum selesai. Biar aja semuanya berjalan pelan-pelan. Kamu ngerti kan Eon? "

Suasana kembali hening, begitu sampai Eon mengantarkanku sampai depan pintu Apartment . Tak kusangka dia tiba-tiba menciumku. Kurasakan hangat dan lembut bibirnya yang menyentuh bibirku. Bibir kami terlepas tiba-tiba oleh tinjuan yang mengenai Aeon. 

" Apa yang lo lakuin ke istri gw? " teriak Dean setelah meninju Aeon. Dan kemudian menarikku masuk Apartment yang pintunya sudah terbuka. Tanpa lupa membanting pintu di depan Aeon

" Dean, kamu apa-apaan sih? Lepas! " ucapku panik mencoba melepaskan tarikan tangannya menuju kamarku. 

***

Nah loh mau ngapain tuh si Dean 😅

10 vote lanjut ya biar semangat aku menulisnya ♡

BellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang