♡ Happy Reading ♡
“ Nes , kamu pulang sama Albert ya. Aku harus pergi sekarang " dengan tidak tenang langsung berdiri dan bergegas menuju parkiran.Ku Kendarai mobil dengan cepat membelah jalanan, lampu merah pun kuterobos agar bisa segera sampai ke Apartment Bella. Begitu sampai langsung menuju lift, tak kusangka melihat Bella dan Laki-laki itu berciuman di depan pintu Apartemen yang terbuka memunculkan perasaan aneh itu lagi.
" Apa yang lo lakuin ke istri gw? " tanpa basa basi langsung kutinju Laki-laki itu dan menarik tangan Bella memasuki Apartment. Tidak lupa ku banting pintu di hadapan-nya. Kutarik Bella menuju kamar utama.
" Dean, kamu apa-apaan sih? Lepas! " ucapnya Panik, sial dia cantik sekali hari ini.
Kuhempas tubuhnya ke kasur dan kutindih. Kutahan kedua tangannya diatas kepala dengan satu tangan. Bibirnya sangat menggoda, kulumat bibirnya yang manis dengan paksa.
" Mmhh Lepas "
Kuabaikan Bella yang berusaha melepas diri. Kuangkat bajunya keatas dan kutarik penghalang di dadanya dan melepas seluruh penghalang yang berada dibagian bawah tubuhnya.
" No, Please Stop!! "
Tanpa pemanasan langsung menyatukan diri dengan Bella yang sudah basah dibawah sana. Sial sangat ketat dan dinikmat, kuhisap dadanya yang menggoda sambil terus bergerak cepat dibawah sana.
" Mhhh, STOP!! DEAN STOP!! " ucapnya teriak sambil berusaha melepaskan diri.
Pemberontakannya semakin membuatku bergairah, melihatnya sudah sampai membuatku bergerak semakin cepat hingga menyemburkan benihku ke rahimnya.
" Vanessa, " ucapku saat klimaks.
" DEAN SADAR DEAN, AKU BUKAN VANESSA!!!!! "
Tersadar dengan apa yang kulakukan saat ini, kulihat wajahnya yang memerah dan matanya yang menumpahkan air mata. Sial apa yang sudah kulakukan. Aku segera bangkit dan menutupi tubuhnya dengan selimut.
" Sorry Bel, "
" PERGI KAMU!! KELUAR!! " bentak nya sambil menangis.
" Sorry, " ucapku sambil melangkahkan kaki keluar kamar. Menghela napas panjang , dan memikirkan ulang tentang apa yang barusan terjadi. Sial aku dan Bella sudah menandatangani surat cerai dan suratnya sedang di proses. Apa yang telah kulakukan, aku hanya menganggapnya sebagai sahabat. Bagaimana ini bisa terjadi. Aku pasti menyakitinya lagi. Sial kebiasaan lama yang tidak pernah bisa hilang menyebutkan nama Vanessa.
Kubuka pintu Apartment dan melihat lelaki itu masih belum pergi berdiri di depan.
" Lebih baik kau pergi dari sini, " ucapku kepadanya.
" Bagaimana bisa gw meninggalkan dia setelah hatinya lo hancurkan seperti itu, huh? Masih lo sebut nama wanita lain disaat pelepasan lo? " tanya nya yang membuatku diam.
" Itu bukan urusan lo "
" Lebih baik segera urus perceraian kalian, dia terlalu baik buat lo, " lanjutnya.
Segera ku langkahkan kaki ke Lift. Sial apakah benar yang dikatakan dia? Tidak mungkin, Bella tidak mungkin mencintai ku.
***
Menangis sesegukan sambil memeluk lutut. Ironi selama 2 tahun aku menjadi istrinya, tidak pernah dia menyebutku sebagai istrinya seperti di depan Aeon. Apakah dia cemburu? Haha bagaimana mungkin dia cemburu apabila disaat pelepasannya menyebutkan nama wanita lain. Sudahlah Bella tidak usah berharap banyak, ucapku terhadap diri sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bella
RomanceTentang wanita yang ingin melepaskan dan lelaki yang menyesali keputusannya namun sudah terlambat