Bagian kedua

2 0 0
                                    

"kau bisa berbahasa indonesia!?"tanyaku,tanpa bisa mengurangi rasa tekejut ku.

#######

"Alhamdulillah saya bisa sedikit sedikit"jawab nya di sertai dengan senyuman.
"ternyata selain cantik kamu juga cerdas ya..."ucap ku tanpa sadar.
"ah maaf....?",tanyanya dengan mengernyitkan dahi.
"ah..tidak maksud saya kalau boleh tahu apakah anda seorang relawan di sini?",tanya ku untuk mengalihkan menutupi ketidak sengajaan ku tadi dan juga rasa malu ku.
"oh..iya benar saya salah satu relawan di sini,dan dari bagian kesehatan".
"anda seorang dokter?.."tanya ku.
"ya...semacam nya".jawab nya dengan senyuman.
"sungguh paket komplit"jawab ku di dalam hati.
"oh iya bukankah kita belum berkenalan?,perkenalkan nama saya sahara almaida.."
"nama yg cantik,perkenalkan juga nama saya Muhammad Ridwan Albiruni.."
"anda bisa saja,nama anda juga begitu gagah..."soloroh nya.

Ketika kami sedanga asik berbincang,tiba tiba salah satu anggota militer datang,dan seperti nya ada sesuatu yg penting langsung saja aku berpamitan pada sahara,dan ternyata dia juga harus melanjutkan tugas nya,pada akhir nya kami pun berpisah...

######

Pada malam hari ini aku sedang berpatroli untuk jaga jaga sekira nya keadaan aman atau tidak,dan bukan hanya aku saja ada sebagian dari anggota militer baik dari negara ku maupun negara lain juga,dan saat aku sedang menelusuri bagian utara, aku mendengar seseorang yg sedang melantunkan ayat suci al qur'an yg terdengar begitu merdu,dan aku pun bertanya tanya siapa yg malam malam begini belum beristirahat,bahkan sekarang pun sudah lewat jam dua belas malam,dan saat aku lihat seperti tak asing dengan sosok nya,dan saat ku hampiri ternyata dia adalah sahara.
"Assalamualaikum..."sapa ku, menghampiri diri nya.
"waalaikum salam..Ridwan?...,sedang apa kau berada di sini?..."
"seharus nya saya yg bertanya begitu,sedang apa nona sahara berada di sini,bukankah seharus nya anda beristirahat?,dan juga anda hanya seorang diri di sini?.."
"saya hanya tk bisa tertidur,dari pada melamun,lebih baik saya solat malam,saya kira setelah nya bisa langsung tertidur,tapi ternyata tetap saja,lalu saya putuskan untuk membaca mushap disini,saya rasa sangat menenangkan"...
"tapi tetap saja anda sendirian,seorang wanita,dan itu sangat barbahaya apalagi jika ada musuh datang tanpa di sadari"...kata ku,sungguh aku sangat khawatir,mungkin ini rasa kemanusiaan.
"saya juga tahu tapi saya juga yakin bahwa allah melindungi saya,kalau pun saya terluka memang itu sudah takdir nya"..,jawab nya begitu santai,meskipun memang benar apa yg di katakan nya tapi tetap saja.dan aku hanya bisa menghela nafas.
"anda tidak perlu khawatir,bukankah sebelum memutuskan pergi ke sini,kita sudah mempersiapkan segala nya,termasuk apapun yg terjadi terluka ataupun mati,yg terpenting kita yakin dan ikhlas mejalani nya,arti nya kita tidak boleh takut,karna semua terjamin oleh allah,kalau pun mati kita dalam keadaan syahid...."
Dan lagi lagi aku di buat bungkam oleh nya..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rindu untuk SaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang