**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*Kala itu, aku melihatnya dengan sepasang manik mata. Mereka bercanda tawa, dan betapa indah interaksi orang-orang diujung sana. Aku tersenyum, semoga bahagia. Kita disini selamanya bersama.
▼△▼△▼△▼△
Sutisna, itulah nama bapak yang bijaksana. Ciri khas bapak sangat kentara, beliau memiliki tubuh yang tidak terlalu berisi dan tinggi yang cukup dengan garis rahang wajah yang memanjang, serta pandangan mata yang teduh. Bisa dibilang sih, bapak termasuk ke jajaran orang-orang tampan. Ditambah lagi apa kata teman bapak waktu bapak muda dulu, kalau bapak itu selalu jadi incaran gadis desa. Sampai-sampai, saat Bapak menikah, semua gadis desa yang datang ke acara pernikahan bapak memberikan muka masam karena tidak rela jika bapak menikah. Gadis-gadis desa tersebut bahkan sampai menggalau berjamaah selama satu minggu. Namun, dengan waktu yang semakin melaju, gadis-gadis desa itu mulai menerima kenyataan. Ibu pun yang dulunya dijauhi pada akhirnya bisa berbaur dengan mereka.
Setelah menikah, bapak mulai berwirausaha. Bapak berjualan mie ayam di perempatan jalan ke Alun-alun Kota Bandung, dan usaha tersebut berjalan sampai sekarang. Walaupun hanya mie ayam, tapi jualan bapak selalu laku keras setiap harinya. Sebab, kalau kata para penikmat mie ayam bapak, mie ayam bapak itu enak. Ter the best pokoknya seantero Kota Bandung.
Sejak empat tahun lalu status bapak resmi menjadi seorang duda. Duda yang memiliki tujuh anak dan anak nya laki-laki semua. Alasan bapak menduda sederhana, yaitu sebuah takdir Tuhan yang menjemput pasangan bapak terlebih dahulu menghadap pada-Nya. Ya, ibu meninggal dunia dan meninggalkan bapak dan putra-putranya. Sebab Ibu meninggal adalah penyakit yang sudah dideritanya sejak lama, bahkan sejak Ibu masih muda, karena penyakit tersebut merupakan penyakit turunan dari keluarga nya.
Meninggalnya ibu pernah menjadi masa keterpurukan bagi bapak. Mungkin kurang lebih selama satu tahun bapak masih tidak terima bahwa Tuhan mengambil ibu terlebih dahulu. Namun, lagi-lagi karena waktu, waktu berhasil membuat semua keadaan membaik walaupun tidak seutuh semula.
Terkadang, Attana suka iseng bertanya pada bapak tentang ibu. Pertanyaan nya itu merujuk pada 'kenangan' contohnya, Bapak kesepian ya? Bapak kangen ibu? Apa bapak mau menikah lagi?
Yang paling tidak sopan sih, yang nanya apa bapak mau menikah lagi. Padahal 'kan semua anak bapak belum tentu menyetujui itu semua. Bahkan Attana sendiri yang bertanya pun masih merasa tidak rela jika bapak menikah lagi.
Dan setiap pertanyaan itu selalu bapak jawab dengan jawaban versinya sendiri.Jawaban dari pertanyaan pertama, kalau kamu tanya bapak kesepian atau tidak, jawaban bapak enggak. Soalnya bapak punya kalian yang selalu hibur bapak.
Kemudian jawaban dari pertanyaan yang ke-dua, kalau kamu tanya bapak kangen ibu, itu tentu, bang. Setiap detik jam yang berdetak menghitung waktu, bapak selalu merindukan ibu.
Dan ini jawaban bapak untuk pertanyaan yang ke-tiga, Nikah lagi? Kalau bapak nikah lagi, berarti lagu-lagu cinta setia jaman bapak muda hanya klise belaka.
Itulah jawaban bapak. Dan yang berani bertanya seperti itu memang hanya Attana. Sebab, anak keempat dari bapak dan ibu itu sangat dekat dengan bapak dan sangat banyak sekali keinginan tahuannya.
Kita beralih ke putra-putra bapak.
Yang pertama ada Danar Danendra Bagaspati. Biasa dipanggil Bang Danar oleh adik-adiknya. Putra tertua dari bapak dan ibu itu sudah bekerja sebagai ahli pertambangan di Papua. Sangat jauh memang dari tempat tinggalnya, Bandung. Tetapi, Bang Danar pernah bilang pada bapak. Seperti ini omongan nya, bukan soal gaji yang besar, Pak, tapi Danar juga mau tau bagaimana Indonesia. Maka dari itu bapak dan ibu dulu mengizinkan Bang Danar untuk menerima pekerjaan tersebut. Alhasil karena jarak yang cukup jauh dan pekerjaan di sana padat merayap, Bang Danar jarang pulang ke Bandung. Mungkin dia bisa pulang enam bulan sekali, satu tahun sekali, atau bahkan lebih dari satu tahun sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vertikal
Fanfiction"Kamu lupa satu hal, Rengganis. Jika sesuatu sudah ditakdirkan jadi bagian dari hidup kita, sekeras apapun kita menghindari, tetap, semuanya akan kita alami." -Attana Agung Abimana. Hal-hal yang harus anda lakukan saat membaca cerita ini : 1. Sedan...