Di salah satu pondok pesantren terbesar dan tertua di tanah Sumatra harus menghadapi konflik yang serius, memang konflik ini terus ada turun-menurun tapi setiap generasi konflik ini semakin rumit bahkan runyam.Pondok pesantren tersebut memiliki sistem belajar seperti umumnya di pesantren lainnya, tapi memiliki sistem tempat tinggal yang unik dan khas, para santri yang biasanya tinggal di gedung asrama, beda dengan pesantren yang satu ini para santri mereka Tinggal di gubuk-gubuk kecil yang berkisar 2×3 atau lebih.
Mereka dididik benar-benar untuk menentukan jalan mereka masing-masing dan meningkatkan kesadaran yang begitu tinggi, sehingga tidak banyak para santri yang terjerumus kedalam ajaran sesat/ ilmu hitam karena tergoda oleh hawa nafsu yang di tumpang setan, mereka disebut 'Junggil'
Bukan berarti dari pihak pesantren diam saja ketika tahu para santrinya terjerumus kejalan yang sesat, dengan kebijakan para syekh dan Kyai para santri dilatih bela diri yang di berangin dengan ilmu kebatinan, untuk memberantas para para 'Junggil', dan setiap generasi akan ada beberapa orang yang memiliki bakat alami tanpa latihan yang panjang mereka lah keturunan para 'Pembasmi' generasi pertama yang langsung dipilih dan dilatih oleh syekh-syekh yang sudah ditingkat wali Allah.
Mereka disebut 'Bakat murni'Para 'Bakat murni' terkadang mereka tidak menyadari kemampuan mereka, sehingga mereka merasa seperti orang biasa.
Pada generasi tahun ini para 'Pembasmi' dihadapkan dengan musuh yang begitu rumit, karena bersatunya 2 musuh bebuyutan pesantren.
*Note: hanya sebuah fiksi semata
KAMU SEDANG MEMBACA
(0,1) Nol koma satu [ On going ]
Fantasy"perbedaan bukan membedakan tapi menyatukan" "bhinneka tunggal Ika" kisah seorang santri bersama kedua sahabatnya untuk menggapai mimpi bersama, mereka melalui begitu banyak cerita suka, duka, tawa dan air mata. mereka mencoba mencari arti cinta pad...