34

61.2K 5.9K 2.2K
                                    

Happy reading!

゚・✧🐯🐻✧・゚

Mark melempar tubuhnya ke sofa besar di ruang keluarga, tidak lama kemudian terdengar suara helaan napas, siapa lagi jika bukan dari Mark. Jeno yang sedang bermain game pun terusik dengan kedatangan Mark yang dirasa aneh, padahal tadi sebelum berangkat wajah dan kondisi Mark terlihat masih baik-baik saja, "Kenapa kau?" tanya Jeno yang hanya melirik Mark sekilas lalu kembali fokus dengan game di depannya.

Mark tidak menjawab pertanyaan Jeno, ia mengubah posisinya menjadi duduk bersandar pada sofa dengan kedua kaki naik ke atas sofa, rambutnya ia acak pelan, tak lupa mengusap wajahnya dengan kasar dan berakhir kembali berbaring dengan kaki di atas-hampir seperti sikap lilin.

"Kenapa dia?" tanya Sungchan yang baru saja kembali dari toilet. Ia baru pertama kali melihat tingkah Mark yang seperti ini, tidak salah jika sekarang ia terheran-heran.

Jeno hanya menaikkan kedua bahunya tanpa melirik sedikit pun ke arah Sungchan.

"Haechan sudah menikah?" pertanyaan mendadak dari Mark mampu membuat Jeno dan Sungchan menghentikan permainannya, keduanya lantas melepaskan joystick dari tangan masing-masing lalu menoleh ke arah Mark yang kini sedang menutup matanya dengan posisi berbaring.

"Be-

Jeno mencubit pinggang Sungchan membuat Sungchan menoleh kesal ke arahnya, hampir meneriakkan sesuatu namun Jeno dengan cepat mengikis jaraknya dengan Sungchan serta membungkam mulut adiknya itu. Lalu ia membisikkan sesuatu ke telinga Sungchan, penerima bisikan pun hanya mengangguk setuju dengan rencana di otak Jeno.

"Sudah," jawaban Jeno membuat Mark membuka matanya lebar-lebar dan menatap kedua adiknya dengan ekspresi yang begitu menggelikan, pasalnya mereka baru pertama kali melihat Mark yang seperti ini. Apalagi tingkahnya yang benar-benar aneh tadi, "Sungguh?!!" tanyanya tidak percaya. Posisinya kini berubah menjadi tengkurap.

Jeno mengangguk berusaha memasang wajah yang serius, "Saat kau berangkat ke Canada, beberapa hari kemudian Haechan melangsungkan pernikahan."

"Sekarang Haechan Hyung juga sudah mempunyai anak di perutnya," tambah Sungchan.

Mark semakin menganga dibuatnya, ia masih shock, tidak bisa mempercayai semua ini, atau lebih tepatnya tidak bisa menerima kenyataan ini, "Sungguh? Kalian tidak berbohong?!" tanya Mark menginterupsi, ia tidak bisa fokus dengan wajah kedua adiknya karena pikirannya sudah melayang tidak tahu arah.

Jeno dan Sungchan hanya mengangguk seperti anak kembar, tak lupa mereka tetap memasang wajah yang menunjukkan ekspresi keseriusan.

"Bagaimana denganku?" tanya Mark entah kepada siapa, posisinya sekarang berubah lagi menjadi berbaring dan matanya menatap lurus ke arah langit-langit polos.

"Ya mana aku tahu," balas Jeno acuh.

Tidak lama kemudian terdengar helaan napas berat milik Mark, "Aku tadi bertemu Haechan dengan anak kecil," ucapnya dengan tangan kanan yang ditekuk untuk menutup matanya.

Jeno dan Sungchan saling menatap, rencananya benar-benar didukung oleh keadaan, mereka menahan tawanya saat melihat Mark yang terlihat seperti benar-benar kehilangan seseorang yang penting di hidupnya, "Ya itu anaknya," jawab Jeno tanpa dosa.

"Tapi kenapa anaknya seperti seumuran dengan Chenle?" ini yang Mark herankan, jika Haechan menikah ketika ia baru beberapa hari berangkat ke Canada seharusnya anaknya tidak sebesar ini. Tidak mungkin bayi lahir langsung besar.

"Mereka mengadopsi anak, apa tadi kau lihat perut Haechan?" Akhir-akhir ini Haechan sering memakai pakaian yang kebesaran karena cuaca sedang dingin, maka dari itu Jeno berani bertanya seperti ini.

Mommy ; MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang