“ups maaf mas ga sengaja” kataku saat tidak sengaja menjatuhkan belanjaannya.
“eh iya ga apa – apa mbak”dia membalas dengan senyum.
Dan aku membantu memunguti barang belanjaannya yang tercecer di lantai,aku sempat terkejut melihat belanjaan seorang pria tampan di hadapanku ini,dan aku yakin dia berbelanja bukan untuk dirinya tentu saja bukan untuk dirinya satu box diapers bayi,satu kaleng susu formula juga untuk bayi dan peralatan bayi lainya,yang ada dalam pikiranku saat ini benarkah pria muda dan setampan dia sudah berumah tangga? Sudahlah toh itu semua bukan urusanku.
“terimakasih” katanya sambil menebarkan senyum mempesonanya setelah aku menabrak dan membuat barang belanjaannya berceceran.
“iya mas aku juga minta maaf udah nabrak mas tadi,maaf ya aku buru –buru” aku segera berlari meninggalkannya karena aku ada tes wawancara perdana ku dan semua ini yang akan menentukan masa depanku akankah di terima atau tidak.
Sesampainya di depan pintu gedung megah itu aku berhenti sejenak untuk mengisi udara sebanyak – banyaknya di paru – paruku dan aku pikir itu satu – satu nya cara untuk menghilangkan gejala nervousku dan krisis percaya diriku.
Dan setelah merasa tenang aku segera masuk kedalam,dan aku rasa bukan aku satu – satunya calon karyawan di sini karena sudah banyak orang yang menunggu di sebuah ruangan yang llumayan luas aku yakin ruangan ini untuk para kami yang akan mengikuti tes untuk bisa masuk ke perusahaan ini.
Entah sudah berapa jam aku di dalam ruangan ini karena yang aku tahu sedari tadi pengujinya belum juga muncul tahu begini ngapain tadi aku lari – lari.Tapi ya sudahlah harus sabar jika ingin mendapatkan apa yang terbaik untuk diri kita.
Lama rasanya menunggu giliran untuk tes wawancara setelah tes tertulis tadi,ambil nafas dalam – dalam buang dan seterus nya seperti itu yang aku lakukan hingga giliranku tiba dan kali ini tidak perlu waktu lama aku hanya menjawab pertanyaan mereka dan menceritakan diriku kenapa berminat untuk bekerja di perusahaan itu dan aku rasa mereka tahu jawabanya ‘Uang’ tapi kita harus sedikit basa – basi agar terlihat layak untuk di terima.
Ku lirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiriku sudah pukul dua belas berapa jam aku menghabiskan waktu di dalam tadi? Bukan wawancara atau tes tertulisnya tapi menggu itu yang membuat sangat lama dan membosankan.
Aku mencari – cari handphone ku di dalam tas dan setelah tanganku tidak berhasil menemukannya kubuka lebar – lebar tas ku dan belum juga menemukannya,mungkinkah tertinggal di rumah? Aku rasa tidak karena tadi kak chika menelfonku saat aku berada di jalan dan kemudian OMG terjatuh saat aku menabrak mas – mas ganteng tadi lalu bagai mana ini pasti sudah musnah di ambil orang,nomer hanphone teman – temankku,contact BBM teman – teman ku dan masih banyak lagi yang tersimpan di sana photo – photo dengan keluarga dan sahabatt ku.
Aku sampai rumah dengan tubuh yang gontai sial sekali nasibku hari ini,perasaan aku bukan cewek yang ceroboh – ceroboh amat.
“lho kok loyo? Gimana tes nya?” tanya mami saat aku menghampirinya di dapur.
“masak apa mi?” tanyaku balik belum membalas pertanyaan mami tadi.
“masak sayur lodeh kesukaan kamu,gimana tesnya berhasil ga?” mami menyodoriku segelas besar es lemon tea dan dengan senang hati aku menerimanya.
“belum tahu mi kalo di terima ntar di telfon sama HRD nya” kataku dengan ogah – ogahan
“ya udah semangat aja,berdoa sambil nunggu di terima apa nggak,yang jelas mami juga ngedoain yang terbaik buat kamu “ mami tersenyum padaku senyumannya bak abg yang sedang kasmaran dasar emak – emak satu ini anaknya baru kesusahan palah tersenyum manis kaya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You
Teen FictionKirana gadis polos berumur 22 Tahun,karena kepolosan nya itu dia menerima lamaran ethan pria dewasa berumur 31 tahun,awalnya dia berniat mencari pekerjaan untuk dirinya tapi nasib berkata lain bukan pekerjaan yang di dapatnya tapi calon suami yang...