3. Semangkok Berdua.

41 8 0
                                    

Hallo!!

Jangan lupa vote+komen!!

Tandain kalo ada typo ya

***

"HAIDAR!! SINI!!" teriakan tuan putri, princess, nyai atau apalah itu membuat Haidar yang sedang mengerjakan tugasnya keluar dari kamarnya.

Cowok itu sangat membutuhkan istirahat sebenarnya. Tadi siang dia membantu mengangkat galon air dan juga tabung gas yang beratnya tidak main-main. Bukan hanya satu, tapi banyak. Delapan galon air, dan tiga tabung gas seberat lima belas kg.

Dia berdiri di depan pintu kamar Sasha. Sasha berjalan kearah pintu kamarnya sambil membawa beberapa buku.

"Nih, gue punya pr. Lo kerjain." Sasha menyerahkan tumpukan buku itu ke tangan Haidar.

"Tapi Neng-

"Apa? Lo tuh kerja disini, udah sana cepet kerjain. Besok harus beres." Sasha berbalik lalu kembali menutup pintu kamarnya.

Haidar menghela nafas, dia kembali ke kamarnya untuk mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Sasha.

"Baru juga mau rebahan."

Haidar duduk di kursi meja belajarnya, cowok itu mulai mengerjakan pr sang tuan putri. Walaupun berbeda kelas, tetapi materi yang mereka pelajari masih sama, jadi Haidar bisa mengerjakannya.

***

"Haidar!! Bangun!!"

Teriakan itu membuat Haidar langsung membuka matanya. Sial, ia kesiangan. Biasanya Haidar bangun jam lima pagi, tapi kali ini sudah jam enam lewat dan dirinya masih di kasur.

Haidar segera berlari ke kamar mandi, cowok itu tidak memedulikan teriakan Sasha di depan pintu kamarnya.

Haidar mandi bebek, tak sampai tiga menit dirinya sudah keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggang.

Brak!!

"LO TUH DI PANGGIL DARI- AAAAAAA!!!"

Haikal yang baru saja membuka pintu lemari baju sama kagetnya. Dilihatnya Sasha yang sedang menutup matanya menggunakan kedua tangannya.

"Neng, kenapa?" Haidar mendekati Sasha panik.

"Ih! Jauh-jauh lo sana!!"

"Hei, ada apa ini?!" keduanya menoleh, ada Tiffany disana. Mami dari Sasha itu masih menggunakan baju tidur.

"Kenapa, sayang?" Tiffany menarik tangan Sasha yang masih menutupi mata anak nya itu.

"Ini, Mam. Si Haidar cuma pake handuk doang." Sasha menunjuk Haidar yang masih berdiri di hadapannya dengan baju seragam di tangannya.

"Ya ini kan kamar Haidar. Kamu yang kenapa, kok ada di kamarnya Haidar?" Tiffany menatap anaknya heran.

Sasha terdiam, "Iya juga, sih."

"Ya aku kesini karena dia lama, gak bangun bangun. Aku kan mau minta dimasakin nasi goreng!"

"Kamu ini, kalo mau masak masakan itu ke Bi Kinasih, bukan ke anaknya. Gimana sih."

"Udah ayok, Haidar cepet pake bajunya ya. Nanti kita sarapan bareng."

"Iya, Bu. Maaf ya bu saya baru bangun, semalem saya ngerjain tugas."

Tiffany menggeleng, "Gapapa."

***

Seperti biasa keduanya berangkat sekolah diantar oleh supir. Haidar duduk di depan dan Sahsa di belakang. Sepanjang perjalanan terasa sunyi karena Sasha memilih mendengarkan musik lewat airpodsnya, sementara Haidar memilih untuk menatap jalanan sekitar, berusaha untuk lebih menghafal jalan.

Different |SOMI| Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang