Hari ini merupakan hari tersial untuk Haidar, lelaki itu sepertinya lupa jika dirinya sensitif terhadap kopi. Haidar akan melek sepanjang malam dan akan tertidur mendekati subuh jika meminum kopi di malam hari seperti semalam. Sekarang sudah pukul sepuluh pagi-hampir siang dan tak ada seorangpun di rumah majikannya ini kecuali ibunya pasti.
"Duh, kumaha nya masa ga sekolah saya hari ini." Haidar menggaruk kepalanya, cowok itu bangun dengan muka bantalnya dan berjalan keluar kamar.
"Mak!" Haidar mengucek matanya sambil menuruni tangga, mencari keberadaan ibunya itu. Masa si Emak teu ngadangu sih?
Saat hendak pergi ke dapur dirinya dikejutkan dengan suara menggelegar milik Sasha "Heh! Mau kemana lu? Masuk kamar!!" Haidar menoleh, "Kenapa ya neng? Kok si eneng ga sekolah?" tanya Haidar.
"Ya kalo hari minggu ngapain ke sekolah? Sana masuk kamar, gua mau main sama temen-temen gua disini. Awas kalo sampe mereka liat muka lu ada di rumah ini." ancam Sasha.
"Halah, siah. Ternyata hari minggu, pantes ngga dibangunin sama si Emak." Akhirnya Haidar buru-buru pergi ke dapur untuk mengambil sarapan, sedikit sungkan sih tetapi daripada dirinya lapar, kan.
Setelah selesai Haidar kembali menaiki tangga dengan sepiring nasi goreng yang sudah dingin dan segelas air putih, dia mengempit makanan ringan di ketiaknya, kata Bu Tiffany alias Mama nya Sasha Haidar boleh ambil makanan apapun sesukanya.
Sementara Sasha kembali ke pitu rumahnya untuk menyambut teman-temannya. "Ayo masuk, nonton di kamar gua aja mau gak? Biar lebih nyaman juga nanti kita bawa snack ke atas." Ia berjalan menaiki tangga diikuti teman-temannya.
"Nah, kalian di sini aja dulu, gua ke bawah ambil snack."
***
Ini sudah jam tiga sore dan Haidar sangat lapar sekali, dirinya belum keluar kamar lagi karena teman-teman Sasha belum pulang. Terdengar suara tawa bersahutan dari kamar Sasha.
"Aduh, si Ibu nelepon." Haidar segera mengangkat panggilan Mami Sasha.
"Halo, assalamualaikum kenapa Bu?"
"Haidar kamu tolong ke bawah ya, ke gudang tolong cek masih ada sisa kompos gak, kalo habis ini saya mau sekalian beli." titah Mami Sasha itu.
"Oh, iya Bu. Tapi ini saya bingung Bu keluar nya gimana." jelas Haidar.
"Hah bingung kenapa? Kamu lagi di mana emang?"
"Tadi teh neng Sasha main sama temen-temennya Bu di kamar, kayaknya teh lagi nonton film kitu, saya gak boleh keluar kamar sama neng Sasha, katanya takut papasan gening sama temen-temennya."
Tiffany menghela nafas "Ya ampun Sasha. Yaudah gapapa, kamu keluar aja nanti kalo dia marah bilang aja disuruh saya, ya? Tolong cepet ya, soalnya udah deket ke toko yang biasa saya beli."
Setelah telepon dimatikan, Haidar segera membuka knop pintu kamarnya dan berlari ke bawah menuju gudang untuk mengecek persediaan kompos, sepertinya Maminya Sasha ini sangat suka sekali berkebun. Di halaman belakang bahkan satu pohon apel yang sudah hampir matang buahnya di antara pohon pohon hias dan berbagai jenis bunga.
Setelah mengecek persediaan kompos yang memang sudah sangat memprihatinkan Haidar kembali ke kamarnya, saat hendak menaiki tangga dirinya mendengar suara Sasha dan teman-temannya, waduh kayaknya mau pada turun ini teh.
Haidar segera sembunyi di bawah tangga di tempat penyimpanan sepatu, aduh ini kalo saya ketahuan bisa habis saya sama neng Sasha. Haidar sedang mempertaruhkan hidupnya.
"Makasih ya girls, it was so fun! Nanti boleh lah main lagi, gua lagi suka nonton film di rumah nih." Sasha mengantar teman-temannya menuju pintu utama rumahnya. Haidar menghela nafas lega, ia mengira Sasha dan teman-temannya hendak menuju dapur atau ruang makan.
Akhirnya cowok itu keluar dari tempat persembunyian baru saja hendak menaiki tangga, Haidar merasa bajunya ditarik dari belakang. "Udah gua bilang jangan keluar kamar! Gimana coba kalo temen-temen gua liat tadi?" ternyata itu dalah Sasha yang sekarang sedang mengomel dengan alis yang menukik.
"Maaf, neng. Saya disuruh Ibu tadi ke bawah, gak kelihatan kan tadi sama temennya si eneng?" Sasha tak menjawab, "Yaudah neng saya ke atas lagi." Haidar menaiki tangga agak cepat, dirinya takut Ibu bos nya itu marah. Meninggalkan Sasha yang masih menaruh kedua tangannya di pinggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different |SOMI|
Fanfiction"Sasha, sini dulu sayang!" "Gue Sasha." "Jangan di pegang, tangan lo kotor." "Jangan pernah nyapa gue kalo di sekolah, inget itu." "Maaf ya neng Sasha."