Belum Saatnya

387 64 18
                                    

         💕ANA UHIBBUKA FILLAH 💕
      _Aku Mencintaimu Karena Allah_
Part 3
.

           Aku menutup wajah dengan kedua tangan merasa malu sekali. Ya Allah, kok bisa ceroboh sih Zahra Andini. Gimana ini, aku benar-benar malu. Untuk pertama kalinya ada lelaki yang bisa melihat mahkota aku.

'Tenang Ndin, tenang!' batinku.

Tiba-tiba dia menyematkan kerudung ku di kepala. Tangannya coba menutupi mahkota ku lembut. Tidak lupa, dia meraih tangan yang tadi aku tempelkan di wajah.

kok deg degan nih, baru pertama kali tangan ini bersentuhan dengan seorang lelaki. Kayak kesetrum jadinya.

"Maaf ukhty, saya lancang," serunya. Aku justru memalingkan wajah.

"Saya juga terkejut, tapi sepertinya ukhty lebih terkejut."

"Aku lupa Akhi, biasanya aku selalu begitu ketika membuka mukenah."

Terdengar kekehan dari mulutnya. Wajahku memerah jadinya.

.

Lama, cukup lama keheningan antara kami.  Belum ada yang berani memulai sesuatu. Tunggu, sesuatu. Sesuatu apa sih Zahra Andini. Kenapa dengan pikiran ini sih, jangan jangan udah terkontaminasi sama cerita dewasa pas malam pertama. Ya Allah. Ampun Zahra ...

Aku tidak tahu harus berbuat apa, di satu sisi takut. Takut ada yang menerkam. Satu sisi lagi, berpikir aku sedang bersama seorang lelaki bukan hewan buas dan dia seorang berilmu. Dentingan pikiran tidak karuan terus berbisik di telinga. Sementara lelaki itu, masih diam duduk di samping dan menundukkan kepalanya. Ia sedang memikirkan sesuatu. Sepertinya ini sudah cukup malam, bahkan hampir dini hari.

"Huaah...." Aku menguap. Rasanya tubuh ini sudah mengantuk dan capek sekali.

"Kau tidur saja, istirahatlah. Saya tidak akan mengganggu," titahnya padaku saat melihat ekspresiku barusan.

Ia kemudian mengambil salah satu bantal.

"Malam ini tubuh kita pasti lelah, sebaiknya di istirahatkan dulu. Pastinya kita sama sama gugup ukhty," imbuhnya lagi.

Aku menggigit bibir bawah, dia berkata benar sih. Aku memang merasa lelah.

"Maaf, kalau membuat kamu tidak nyaman."

"Nggak Akhi, nggak kok. Aku cu---cuma."

"Cuma kaget pasti. Saya juga kaget. Tapi buktinya sekarang kita sudah menikah. Mulai saat ini tidak perlu berbasa basi, panggil saya Mas."

"Mas?" delikku.

"Iya, panggil saja Mas. Mas Al," ungkapnya.

"Saya tidur di bawah malam ini. Kamu istirahat di ranjang itu tidak apa apa."

Aku terkejut dengan ucapannya. Tapi ada leganya juga. Karena awal kupikir dia akan melakukan itu, ups.

Ternyata malam hampir berganti, Pagi ini aku membuka mata dan tampak sepi di kamar. Kumandang adzan subuh terdengar aku beringsut dari tempat tidur dan gegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Saat aku membuka pintu ternyata ada pemandangan tidak terduga. Aku membelalakkan kedua bola mataku dan menggigit ujung jari.

"Aught!"

Hampir bersahutan, karena aku juga lelaki itu kaget. Dada bidang yang masih basah, otot kekarnya. Astagfirullah ....
Dia menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya.

"Afwan, Afwan Akhi eh... Mas. Mas Al. Afwan," sungutku. Ku dengar dia beristighfar dan mendesah.

"Apa tidak bisa kamu mengetuk pintunya dulu?" sergahnya.

💕ANA UHIBBUKA FILLAH 💕Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang